Kuliner Lebaran 2020

Kaladama, Tahu Gejrotnya Masyarakat Cirebon Timur

Rabu, 27 Mei 2020 - 18:36 | 102.29k
Satu porsi kaladama dengan irisan ketupat. (Foto: Muhamad Jupri/TIMES Indonesia)
Satu porsi kaladama dengan irisan ketupat. (Foto: Muhamad Jupri/TIMES Indonesia)
FOKUS

Lebaran 2020

TIMESINDONESIA, CIREBON – Masyarakat Cirebon tentunya sudah sangat familiar dengan makanan tradisional tahu gejrot. Makanan satu ini sangat digemari oleh berbagai lapisan masyarakat. Di wilayah Cirebon Timur, ada satu makanan khas yang mirip dengan tahu gejrot, yakni kupat tahu atau yang kerap disebut kaladama.

Kaladama merupakan makanan khas yang biasa ditemukan di wilayah Cirebon Timur, khususnya di Astanajapura, Lemahabang, dan Karangsembung. Makanan tradisional ini memang sangat mirip dengan tahu gejrot, dimulai dari bentuknya, cara penyajiannya yang menggunakan piring gerabah, menggunakan air kecap sebagai bumbunya, dan ditambah potongan cabai dan bawang yang digerus.

Yang membedakan dengan tahu gejrot adalah terletak dari keberadaan ketupat dan tahunya yang lebih padat berisi atau tebal. Sedangkan untuk tahu gejrot yang biasa ditemukan di hampir semua wilayah Cirebon, tidak ada ketupatnya dan tahunya lebih kopong atau berongga.

Tahu-Gejrot-a.jpg

Kaladama menjadi salah satu makanan tradisional yang menjelma menjadi makanan favorit masyarakat sekitar maupun pengunjung yang kebetulan sedang bertamu. Karena ada ketupat dan tahunya lebih berisi, maka satu porsi kaladama saja sudah membuat perut kenyang. Dan yang lebih hebatnya, satu porsinya dibanderol sangat murah, yakni sekitar Rp 5.000 - Rp 6.000.

Menurut salah satu pedagang kaladama, Marta (50), nama kaladama berasal dari bahasa Sunda, yakni 'ka lada, ma' yang artinya 'yang banyak sambalnya, Mang'. Hal ini dikarenakan masyarakat Lemahabang dan Karangsembung banyak yang menggunakan bahasa Sunda. Sehingga, percakapan tersebut menjelma menjadi nama makanan tradisional mirip tahu gejrot ini.

"Ada yang nyebutnya kupat tahu, ada juga yang kaladama. Lebih enak disajikan pedas," ujarnya, Senin (25/5/2020).

Marta melanjutkan, tahu kaladama yang berbeda dengan tahu gejrot pada umumnya, karena para pedagang mengambil tahu-tahu tersebut hanya di pabrik yang terletak di Cipejeuh, Lemahabang, Kabupaten Cirebon. Tahu yang diproduksi di pabrik itu memang lebih padat dan berisi, sehingga menciptakan rasa kenyang.

"Biasanya satu porsi kaladama sudah kenyang. Saya biasa jual seporsinya Rp 5.000," tuturnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sholihin Nur
Sumber : TIMES Cirebon

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES