Kopi TIMES

Menyambut Idul Fitri 1441 Hijriyah

Selasa, 26 Mei 2020 - 08:13 | 46.54k
Rochmat Wahab, Mantan Rektor Universitas Negeri Yogyakarta.
Rochmat Wahab, Mantan Rektor Universitas Negeri Yogyakarta.

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Baru saja rasanya masih terngiang-ngiang kita memulai puasa Ramadhan. Kini kita sudah berada di ujung Ramadhan. Sebentar, dua hari lagi kita harus meninggalkan Ramadhan, bulan yang penuh barakah, maghfirah dan pahala yang melimpah untuk menyambut Idul Fitri. Kita patut bersyukur kepada Allah yang telah memberikan kesempatan untuk berjumpa dan menikmati berbagai keistimewaan bulan ini. Sedih rasanya mau meninggalkan Ramadhan, akankah Allah swt mengijinkan hamba ini untuk berjumpa Ramadhan 1442 tahun depan? Semoga.

Alhamdulillah dan patut bersyukur, Allah swt telah karunia badan sehat dan fresh  selama Ramadhan. Kehidupan yang tenang dan penuh kedamaian di tengah kegalauan dan ketidakpastian menghadapi pandemi Covid-19 yang tak pernah kebayangkan sebelumnya. Pola hidup Normal Baru harus terus kita upayakan. Biasanya rutin dapat menikmati puasa dengan isi kegiatan yang bervariasi baik terkait dengan makan sahur, berbuka, shalat berjamaah, shalat taraweh, tadarus, memberi ceramah, dan sebagainya.

Demikian juga kegiatan rangkaian ibadah puasa bisa di masjid tempat tinggal, di masjid untuk memberi ceramah, khutbah Hari Raya dan masjid luar kota ketika ada tugas. Kini semua aktivitas ibadah dan Ramadhan lainnya, terkonsentrasi di rumah, akibat dari kebijakan PSBB.

Situasi dan kondisi yang berbeda sangat berarti. Dengan fokus kegiatan ibadah di rumah, Alhamdulillah bisa sepenuhnya menikmati kebersamaan dengan keluarga. Terasa beda sekali dengan tahun-tahun sebelumnya. Bisa menikmati indahnya kebersamaan dengan keluarga baik dalam hal ibadah maupun yang lainnya.

Urusan ibadah muamalah selama Ramadhan juga dapat dimanage dengan baik di tengah-tengah kesulitan ini. Namun hal ini sangat disadari bahwa kondisi ini tidaklah sendirian, tapi semua kita terikat oleh kebijakan yang mengikat kita semua.

Kita dengan keterbatasan kondisi, urusan zakat, shodaqah dan infaq juga bisa diselesaikan secara online. Tidak harus face to face dalam kondisi darurat. Pertemuan dan pengajian juga bisa diselesaikan melalui on line, daring, atau Zoom meeting. Tanpa mengurangi kehikmatan. Semua ini sebagai bagian dari upaya untuk mewujudkan Normal Baru.

Selama Ramadhan, kita dengan cepat melakukan perubahan perilaku sebagai konsekuensi logis dari rambu-rambu syariah shiyam Ramadhan, terlebih-lebih menghadapi kehidupan yang diwarnai dengan Covid-19 yang menuntut kita untuk menyesuaikannya. Kita tidak akan bisa menunaikan Ibadah Ramadhan tanpa kondisi fisik dan mental yang baik. Kondisi fisik yang sehat tidak bisa lepas dari Allah.

Sahabat Ali bin Abi Thalib Ra (w: 40 H / 661 M) berkata: “Sehat jasmani adalah anugrah yang paling indah”. Artinya adalah anugerah dari Allah. Selanjutnya bahwa kondisi mental yang baik adalah penting untuk mengendalikan diri, dan sangat diperlukan untuk menjalankan ibadah puasa.

Rasulullah Saw dalam hal ini mengingatkan: “Jalan ke sorga dilapangkan dengan mengendalikan hawa nafsu, sedangkan jalan ke neraka dilapangkan dengan menuruti hawa nafsu” (HR. Bukhori dan Muslim).

Jika dipahami secara komprehensif bahwa kondisi sehat fisik dan mental, di satu sisi bisa menjadi variabel bebas, di sisi yang lain bisa menjadi variabel tergantung. Alhamdulillah dengan kondisi fisik dan mental kita yang baik bisa menunaikan puasa dengan baik, hasilnya insya Allah bisa semakin segar fisik dan mental kita.

Setelah kita jalani semua rukun dan syaratnya ibadah shiyam Ramadhan, terasa kita semakin mendekati akhir. Di samping kita sudah banyak mendapatkan keistimewaan, mendapatkan permaafan atau pengampunan, pembersihan diri dan harta, serta keistimewaan Lailatul Qadar. Maka kita akhirnya bersyukur telah melalui berbagai rintangan dan mengagungkan Allah atas kekuatan yang telah diberikan.

Akhirnya kita sangat berharap bahwa kita kembali ke suci, meraih kemenangan dan terkabulnya seluruh rangkaian Ibadah puasa Ramadhan kita. “Taqabbalallahu minna wa minkum (semoga Allah menerima amal kami dan kalian).”

Akhirnya, dengan mengoptimalkan segala potensi dan kekuatan serta kemampuan, dalam menghadapi ibadah selama Ramadhan yang lebih banyak tantangannya daripada tahun-tahun sebelumnya, terutama menghadapi Covid-19, sehingga bisa menyelesaikan kewajiban puasa sesuai dengan syariahnya. Menyambut Idul Fitri, kita Alhamdulillah telah manfaatkan waktu yang ada untuk memperbanyak amal sholeh dan meningkatkan ukhuwwah sehingga bisa meningkat taqwanya yang selalu diridloi oleh Allah swt. Demikian juga semoga masih dipertemulan lagi dengan Ramadhan di tahun 1442 H. (*)

*) Penulis adalah Prof Dr Rochmat Wahab, Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Periode 2009-2017, anggota Mustasyar PW Nahdlatul Ulama (NU) DIY, Pengurus ICMI Pusat, Dewan Pakar Psyco Education Centre.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

***

**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES