Pemerintahan Bencana Nasional Covid-19

Anggaran Dipangkas untuk Covid-19, Dinas Kebudayaan Pemkab Sleman Tetap Berkegiatan

Sabtu, 23 Mei 2020 - 15:20 | 20.11k
Kepala Dinas Kebudayaan Pemkab Sleman, HY Aji Wulantara SH M Hum. (FOTO: Fajar Rianto/TIMES Indonesia)
Kepala Dinas Kebudayaan Pemkab Sleman, HY Aji Wulantara SH M Hum. (FOTO: Fajar Rianto/TIMES Indonesia)
FOKUS

Bencana Nasional Covid-19

TIMESINDONESIA, SLEMAN – Terus eksis berkegiatan dalam rangka melaksanakan tupoksinya. Itulah yang dilakukan Dinas Kebudayaan Pemkab Sleman di masa pandemi Covid-19. Anggaran yang dikelolanya pada tahun 2020 dipangkas sebesar 85 persen untuk penanganan Covid-19, Dinas Kebudayaan Pemkab Sleman tetap berusaha menjalankan kegiatan di tengah masyarakat.

Kepala Dinas Kebudayaan Pemkab Sleman, HY Aji Wulantara SH M Hum mengatakan, pihaknya tetap bersemangat memikul tanggung jawab yang di embannya. Menurutnya, dalam era teknologi saat ini, semua pihak bisa melakukan kegiatan via daring. Metode ini cukup irit dan minim anggaran.

“Era teknologi, kita harus bisa memanfaatkan tehnologi. Hal ini sekaligus dapat menerapkan jaga jarak,” terang Aji.

Sebagai aparatur sipil negara (ASN), pihaknya selalu menjalankan protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Yakni, Jaga jarak dalam upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Jaga jarak sesuai anjuran pemerintah, bagi Aji Wulantara bukan hanya ucapan tetapi harus di realisasikan.

Namun, pihaknya tidak bisa lepas begitu saja dengan tugas-tugas yang diembannya. Salahsatunya melakukan pembinaan bidang kesenian dan kebudayaan di wilayah Sleman.

Melalui tehnologi daring tadi akan tetap terjalin komunikasi dengan para penggiat seni dan budaya. Program tersebut akan melalui beberaoa tahap. Dimana untuk volume pertama bertema 'ngaruhke' budaya. Sedangkan volume kedua untuk sarana penguatan tenaga medis dan para relawan Covid-19.

“Mereka inilah para pejuang yang saat ini menantang maut. Jadi sudah selayaknya kita sapa dan kasih penguatan lewat media daring yang kami punyai," ungkap Aji Wulantara.

Aji menambahkan, di setiap daerah masing-masing kabupaten mempunyai sesuatu yang tidak dimiliki oleh daerah. Sebagai orang Jawa dirinya melihat konsep falsafah empat kiblat lima pancer. Yang masih kental dalam kacamata masyarakat Jawa khususnya Daerah Istimwa Yogyakarta (DIY). Inilah yang selama ini ditrapkannya untuk melakukan pembinaan kebudayaan di wilayah Sleman.

"Untuk membina budaya tinggal lihat empat kiblat lima pancer tadi. Di barat ada potensi apa, timur berpotensi seperti apa dan sebagainya," terang Aji.

Selama ini, Aji memang dikenal tidak pernah diam berkesenian. Ia tidak lelah untuk belajar berkesenian. Bahkan, ia pernah ikut ngamen rombongan ketoprak tobong meski bukan berlatar belakang seniman.

Demi tugas yang diemban, ia mau belajar hingga bisa nembang bahkan mendalang. Bahkan, saat ini keunggukannya mengolah sastra Jawa cukup diperhitungkan juga. Semua dilakukan sebagai sarana komunikasi dengan para seniman. Kondisi Covid-19, saat inipun Aji Wulantara tidak mau diam.

Terbukti meski minim anggaran karena pandemi Covid-19, dirinya terus berupaya dan berkreasi dalam menjalankan tugasnya. Seperti melakukan pementasan ketoprak bersama sejumlah seniman serta di unggahnya dalam akun Youtube yang di kelola instansinya.  Saat ini, Dinas Kebudayaan Pemkab Sleman berencana menggandeng potensi seni yang ada di wilayahnya untuk membuat tutorial menari. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Rizal Dani
Sumber : TIMES Yogyakarta

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES