Kopi TIMES Universitas Islam Malang

Masa Pandemi Antisipasi Krisis Pangan

Jumat, 22 Mei 2020 - 14:10 | 20.89k
Akhmad, Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Islam Malang, aktif Komunitas Gerilya Literasi dan Pelangi Sastra Malang.
Akhmad, Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Islam Malang, aktif Komunitas Gerilya Literasi dan Pelangi Sastra Malang.
FOKUS

Universitas Islam Malang

TIMESINDONESIA, MALANG – Sudah nyaris ke empat bulan masa pandemi covid 19. Masyarakat bukan lagi panik dengan wabah, bagi masyarakat yang kritis dengan kondisi sosial sekarang ini akan lebih panik, jika akan ada terjadinya krisis pangan. Karena kondisi seperti ini masih diambang ketidak pastaian, kapan berakhir dan virus ini apa obatnya, selain hanya mencegah dengan jaga jarak dengan orang lain, mengenakan masker, dan jaga kebersihan. Sedangkan perekonomian, pendidikan, dan pertanian tidak berjalan dengan baik begitupun dengan sektor lainnya.

Kepanikan masyarakat kini sudah bukan berkaitan mengenai bahayanya covid 19. Namun yang paling membuat panik lagi kini mengenai krisis yang akan terjadi pasca pandemi ini. Apakah akan terjadi sebuah krisis pangan ketika semua masyarakat melakukan aktivitas di rumah, tanpa ada hal-hal yang menunjang hidupnya, ketika terjadi krisis pangan akan terjadi, maka kita seharusnya memiliki persiapan, mengantisipasi persiapan yang akan datang. sedangkan, pandemi sekarang masih dalam kondisi diambang, antara kapan selesai atau kapan berakhir apakah akan tetap seperti ini. Masyarakat tentu sudah mengalami kesusahan memuncak, di mana akhirnya serta kapan selesai masih diambang.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA KUNJUNGI www.unisma.ac.id

Peneliti Agraria LP3ES Iqra Anugrah menilai, dampak dari pandemi Corona patut diwaspadai bersama. Sebab, kata dia, korban pertamanya adalah masyarakat kelas menengah ke bawah. "Dari perspektif agraria, dampak pandemi covid-19 ini memang mengkhawatirkan. Krisis pangan akan terjadi, dan yang akan terdampak adalah lapisan-lapisan yang paling rentan dari masyarakat, seperti kelas menengah ke bawah dan kelompok-kelompok minoritas di perkotaan," ujar Iqra melalui keterangan tertulis, Senin (27/4/2020).

Pandemi ini tentu memberikan dampak luar biasa. Bukan hanya dari segi sektor ekonomi, tapi juga dari sektor pendidikan, serta sektor lainnya. Musibah global ini memberikan dampak pada ranah pangan masyarakat tentu juga harus memperhitungkannya. Karena dalam hal ini masyarakat juga harus bisa mempersiapkan diri.

Menelisik corona virus pertama kali muncul di Wuhan-China, mendengar itu tentu masyarakat panik. Apalagi ketika WHO pada 21 Februari 2020 mengumumkan covid 19 mengenai penyebaran serta bahayanya tersebut. Masyarakat pada awalnya ada yang meremehkan ada yang memang sudah siap akan hal itu. Namun, makhluk kecil itu sangat cepat menyebar hingga ke seluruh dunia. Masyarakat kecil hingga besar mengalami kepanikan itu semua, sebab media social sangat massif memberitakan.

Mengapa hal itu dapat menjadi sebuah gejolak karena tidak dipungkiri apa yang telah terjadi menjadi sebuah, pengetahuan bagi kita semua. Kejadian kini memberikan sebuah dampak dan akan menjadikan kita lebih berhati-hati dalam menjalani hidup. Tanpa terkecuali orang-orang yang menggandrungi teori konspirasi, menganggap kalau setiap kejadian tidak ada kaitannya dengan keadaan bumi, atau tentang kekuasaan Tuhannya. Tidak boleh disalahkan dan tidak perlu dibenarkan pula.

Ketika masih ada yang berpikiran seperti itu hemat saya. Boleh saja beranggapan dengan sebuah teori konspirasi, terpenting jelas dalam data yang akan disampaikan kepada orang lain, dan tidak memberikan dampak pada pola pandang masyarakat atau bisa menjadikan orang lain tambah mumet akan gagasan yang akan dilemparkan kepada publik. Sebab, hari ini sangat dengan mudah kita menyebarkan sebuah pandangan khususnya di media social.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA KUNJUNGI www.unisma.ac.id

Penggunaan media sosial masyarakat tentunya sudah sangat massif. Asumsi penulis tentu akan lebih meningkat daripada sebelumnya. Salah duanya sebab dengan adanya pandemi covid 19 ini. Hal itu akan menjadi pemicu juga, peran media sosial atau dikenal dengan internesasi semuanya seperti telah tercovernya. Ketika semua hal dilakukan dengan virtual. Semua aktivitas sepertinya dapat dilakukan dengan jarak jauh, secara virtual, tentu dalam hal-hal pekerja, dosen, serta mahasiswa. Bagi yang biasa seperti online shop. Tanpa terkecuali yaitu para buruh pabrik yang selalu berjalan mengikuti perintah dari para kebijakan di dalamnya, karena bahan produksi akan terus berjalan (beroperasi). Hal tersebut juga akan memberikan dampak atas adanya pemotongan gaji, atau tidak ada Tunjangan Hari Raya (THR), serta paling memiriskan pemberhentian para pekerja.

Kondisi hari ini bukan lagi membicarakan kepanikan akan virus corona. Namun, kini kita bukan sudah waktunya berbicara tentang kerugian serta harus saling todong menyalahkan, karena pemerintah telah melakukan inisiasinya tentu memberikan solusi agar ada dampak atas penurunan covid 19 ini. Belajar dari Negara-negara lain mengenai penanganan hal tersebut, secara serentak dilakukan dengan baik setiap warga. Mengatasi pandemi kini bukan hanya berpacu pada satu poros, namun juga harus lebih dari sebuah pandangan luas. Paling sentral dalam perekonomian, apa yang harus diselamatkan dari dampak pandemi ini. Tentu banyak hal yang harus diperhatikan namun harus tetap ada yang prioritaskan.

Jika ada pertanyaan “apa yang harus diprioritaskan keselamatan warga apa perekonomian?” keduanya symbiosis mutualism, keduanya harus diselamatkan, namun dalam hal ini kita semua harus lebih memilih menyelamatkan manusia. Karena manusia akan bisa mengembangkan perekonomian dan bisa mengendalikan perkembangan, hanya dengan sepertilah akan bisa kembali lagi lebih baik. Keadaan negeri ini.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA KUNJUNGI www.unisma.ac.id

Berikan Edukasi Masyarakat Dengan Sosialisasi Demonstrasi 

Dalam kondisi sekarang ini maka peran pendidikan perlu diintensifkan walau secara umum ekonomi serta sektor lainnya juga harus diperhitungkan oleh Negara, namun pada kondisi seperti ini. Dunia pendidikanlah harus menjadi prioritas. Sebab, pendidikan akan menjadikan masyarakat berpikir akan banyak hal untuk kedepannya. Hal ini tentu memberikan saran kepada kita semua, peran seorang pendidik oleh kita semua, agar masyarakat paham dengan kondisi negeri dan mempersiapkan dirinya sendiri akan terjadinya pasca pandemi ini yang terjadi, bukan memberikan sebuah pandangan pesimis tapi tetap optimis.

Masa pandemi seperti ini jangan masih ada yang menanyakan mengenai akan solusi. Karena para peneliti dunia juga belum menemukan, kecuali dengan melakukan sesuatu yang telah dilakukan secara bersamaan, yaitu diam di rumah untuk membantu mengurangi penyebaran virus tersebut. Peneliti bertujuan menemukan kondisi masyarakat, di mana masyarakat memahami serta menjadi jembatan secara bersama.

Hari ini masyarakat harus saling bergotong royong melakukan sebuah Gerakan untuk menyiapkan lumbung makanan di perwilayah. Hal ini juga harus sinergi dengan pemangku kebijakan serta adanya pemahaman secara kritis pada masyarakat, sebagaimana masyarakat akan sadar akan dirinya nanti untuk bisa bertahan hidup dan tetap memberikan dampak pada kehidupan yang lain juga.

Gerakan kemanusiaan tentu akan menjadi jembatan bagi kita semua. Khusus pada warga yang masih belum bisa beraktivitas secara maksimal, yang ada di perantauan bahkan yang telah pulang ke kampung halamannya untuk tempat melakukan sebuah cocok tanam dengan tujuan bisa tetap bertahan hidup. Bertahan hidup yang bisa makan dengan hasil keringat sendiri dan mempersiapkan makanan dari hasil keringatnya sendiri. Pemerintah akan memiliki tugas serta kesibukan lain dalam hal ini, bukan hanya memikirkan satu wilayah saja, melainkan dari Sabang sampai Merauke diperhatikan. Maka masyarakat dengan segala elemen harus tetap memiliki kesadaran kritis akan kondisi seperti, kesadaran magis dan dhaif kondisi seperti ini tetap ada. Tapi kesadaran kritis dengan melakukan sesuatu yang memberikan fungsi lebih berarti.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA KUNJUNGI www.unisma.ac.id

*)Penulis: Akhmad, Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Islam Malang, aktif Komunitas Gerilya Literasi dan Pelangi Sastra Malang.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : AJP-5 Editor Team
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES