Ekonomi

Kreatif, Wanita di Cirebon Ini Membuat Sabun Herbal Bermotif Batik

Senin, 25 Mei 2020 - 19:16 | 170.42k
Yenny bersama hasil karya sabun batik herbal dan sertifikat penghargaan.(Foto: Muhamad Jupri/TIMES Indonesia)
Yenny bersama hasil karya sabun batik herbal dan sertifikat penghargaan.(Foto: Muhamad Jupri/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, CIREBON – Jika motif batik biasa dibuat di atas kain, namun di tangan Yenny Prayogo, batik bisa jadi keunikan lain. Wanita asal Kabupaten Cirebon ini justru menorehkan batik di atas sabun herbal. Uniknya lagi, sabun bermotif batik tersebut dibuat dengan goresan tangan, bukan cetakan.

Saking uniknya, karya Yenny tersebut banyak yang melirik, seperti dari perusahaan-perusahaan besar maupun perseorangan. Mayoritas, yang memesan sabun-sabun batik tersebut dibuat untuk cindera mata ataupun hiasan.

Sabun batik tersebut berdimensi 22 x 22 x 3 cm dengan berat 1 kilogram. Masing-masing sabun memiliki motif dan warna yang berbeda-beda. Kebanyakan, si pemesan lebih tertarik dengan batik bermotif batik Mega Mendung khas Cirebon.

sabun-batik-herbal.jpg

Yenny menceritakan, pembuatan sabun berbahan herbal ini dilatarbelakangi oleh anak bungsunya yang memiliki kulit kering. Jika anaknya menggunakan sabun yang biasa dijual di toko, kulitnya akan semakin kering. Karena itu, dia membuat sendiri sabunnya.

Dalam pembuatan sabun, Yenny tidak mendapatkan kesulitan. Karena, Yenny sendiri adalah lulusan analis di salah satu kampus di Semarang dan kebetulan mempunyai hobi craft. Hanya saja, dia sempat mengalami banyak kegagalan saat awal-awal membuatnya.

"Namanya juga baru pertama membuat, saya mengalami kegagalan dulu dalam pembuatannya. Setelah dicoba terus-menerus, akhirnya saya berhasil membuat sabun herbal motif batik," jelasnya saat ditemui TIMES Indonesia di kediamannya, Jl Rajawali Barat, Kelurahan Kecapi Kecamatan Harjamukti Kota Cirebon, Jumat (22/5/2020).

sabun-batik-herbal-a.jpg

Di awal-awal, lanjutnya, Yenny membuat sabun herbal berukuran standar. Adapun untuk ide awal pembuatan sabun bermotif batik, merupakan usul dari Ibu Ira, istri Wali Kota Cirebon di periode sebelumnya.

Untuk membuatnya, Yenny mengakui harus berpacu dengan waktu. Pasalnya, saat sabun sedang dalam proses pengerasan dan dibatik, harus dilakukan secara cepat. Jika tidak, maka sabun akan mengeras dahulu dan akan sulit dibatik.

"Setelah jadi, maka sabun tersebut harus melewati fase cooling process sebelum bisa dijual," ungkap ibu dua anak ini.

Kini, Yenny bisa bersaing dengan produk sabun herbal lainnya, dengan memiliki branding sendiri, yakni Jenny's Nature Skin Care. Bahkan, produknya pernah mendapatkan penghargaan dari Galang UKM menuju UKM Brilian, dan mendapatkan predikat UKM Brilian pada 2019.

"Karena mungkin ada keunikan tersendiri dibandingkan sabun lainnya, yaitu ada motif batiknya," tuturnya.

Hebatnya, Yenny melakukan semua itu sendiri, dari mulai produksi hingga pemasaran. Dia bahkan pernah mendapatkan orderan dari salah satu perusahaan besar sebanyak 35 pcs sabun motif batik besar dan 350 pcs dari Kementrian Pariwisata Jakarta. Semuanya dikerjakan sendiri.

"Ada sih capeknya, tapi seneng ngerjainnya tuh... dan anggap saja menyalurkan hobi," tutur wanita asal Kabupaten Cirebon yang memproduksi sendiri sabun herbal dengan motif batik ini. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Sholihin Nur
Sumber : TIMES Cirebon

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES