Wisata

Inilah 5 Bangunan Ikonik di Kota Cirebon Peninggalan Kolonial Belanda

Minggu, 24 Mei 2020 - 13:26 | 770.24k
Gedung Stasiun Cirebon dibangun sekitar tahun 1900 an. (Foto: Muhamad Jupri/TIMES Indonesia)
Gedung Stasiun Cirebon dibangun sekitar tahun 1900 an. (Foto: Muhamad Jupri/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, CIREBONKota Cirebon merupakan salah satu kota di Indonesia yang pernah dijadikan sebagai pusat pemerintahan di era Kolonial Belanda. Untuk itu, di sini banyak ditemukan bangunan ikonik bergaya kolonial yang khas.

Bangunan-bangunan kolonial yang ada di Kota Cirebon mayoritas berarsitektur Art Deco. Karena pada masa itu, gaya arsitektur ini sedang populer. Hal ini membuat suasana Kota Cirebon saat itu seperti di Eropa. Bangunan-bangunan tersebut kemudian ditetapkan sebagai cagar budaya oleh pemerintah.

Berikut adalah bangunan-bangunan peninggalan kolonial Belanda yang masih berdiri megah di Kota Cirebon.

1. Gedung British American Tobacco (BAT)

British American Tobacco atau yang biasa disebut BAT, merupakan bangunan peninggalan kolonial Belanda yang terletak di Jalan Pasuketan Kota Cirebon. Bangunan ini kerap dijadikan spot fotografi ataupun tempat hang out bagi masyarakat Cirebon, karena bentuknya yang ikonik dan memiliki nilai historis.

Gedung BAT dibangun pada tahun 1924, dan dirancang oleh Biro Arsitek Eduard Cuypers & Hulswit dengan gaya Art Deco. Awalnya, bangunan ini merupakan milik perusahaan rokok SS Michael. Sebelum tahun 1925, aset perusahaan pun dibeli oleh PT BAT, kemudian dikembangkan secara besar-besaran.

Berdasarkan catatan dari Residen Cirebon C.J.A.E.T Hiljee tanggal 3 Juni 1930, BAT sudah menjadi pabrik rokok besar di tahun 1930. Pabrik ini mempunyai kapasitas produksi yang mencapai 17.5 juta batang rokok sehari, dengan jumlah pekerja 1.700 orang.

Sayangnya, produksi rokok di gedung ini dihentikan pada 2010 lalu, lantaran berbagai macam alasan.

Kini bangunan BAT menjadi kosong. Namun, bagian luar masih dimanfaatkan oleh masyarakat Cirebon untuk berswafoto maupun hangout.

2. Bank Indonesia Cirebon

Kantor Bank Indonesia Cirebon yang terletak di Jalan Yos Sudarso Kota Cirebon, merupakan salah satu bangunan peninggalan Kolonial Belanda yang ikonik. Bangunan ini bahkan pernah muncul di pecahan uang kerta Rp 500 yang diterbitkan tahun 1988.

Di awal pembangunannya, Bank Indonesia Cirebon berdiri dengan nama Agentschap van De Javasche Bank te Cheribon pada 31 Juli 1866, dan beroperasi pada 6 Agustus 1866. Kantor di Cirebon ini merupakan cabang ke-5 setelah Semarang, Surabaya, Padang, dan Makassar.

Awal berdiri, bangunan De Javasche Bank hanyalah berlantai 1, dengan bergaya Neo Klasik. Kemudian, pembangunan gedung bertingkat bergaya Art Deco ini dimulai pada 21 September 1919, yang dirancang oleh Biro Arsitek Eduard Cuypers & Hulswit, dan selesai pada 22 Maret 1921. Setelah Indonesia merdeka, De Javasche Bank pun menjadi aset milik Bank Indonesia.

Bangunan Bank Indonesia di Cirebon ini, merupakan satu-satunya bangunan peninggalan De Javasche Bank yang berbentuk ramping, dengan satu atap kubah. Konon katanya, di dalam bangunan ini terdapat makam seorang Belanda.

3. Balaikota Cirebon

Balaikota Cirebon merupakan salah satu dari beberapa bangunan peninggalan kolonial Belanda yang sangat ikonik. Jika dilihat dari atas agak ke samping, bangunan ini menyerupai hewan kura-kura. Di bagian depan Balaikota kerap dijadikan sebagai tempat kumpul anak-anak muda, atau beberapa komunitas.

Bangunan yang terletak di Jalan Siliwangi Kota Cirebon ini diprakarsai oleh Kepala Dinas Pekerjaan Umum Cirebon, Joost Jacob Jiskoot, dan rancangannya dikerjakan oleh dua orang arsitek yakni H.P Hamdl dan CFH Koll, dengan langgam arsitektur Art Deco. Peletakan batu pertama dilakukan pada tanggal 26 Juni 1926, sementara pengerjaan pembangunannya berlangsung dari 1 Juli 1926 hingga 1 September 1927.

Di awal penggunaanya, bangunan ini dipergunakan untuk Raadhuis atau Dewan Perwakilan Kota Cirebon. Lalu di era pendudukan Jepang hingga sekarang, menjadi Balaikota Cirebon.

4. Gedung Negara Cirebon

Gedung Negara atau yang kerap disebu Gedung Badan Koordinasi Wilayah (Bakorwil) Cirebon, merupakan salah satu peninggalan Kolonial Belanda yang terletak di wilayah Krucuk Kota Cirebon. Sekilas, bangunan ini mirip dengan Istana Merdeka di Jakarta, hanya saja lebih kecil.

Bangunan ini dirancang oleh Van De Berg, arsitek berkebangsaan Belanda pada tahun 1865, dengan bentuk mirip Istana Merdeka Jakarta. Gedung ini dibangun ketika Albert Wilhelm Kinder De Camurecq menjabat sebagai Residen Cirebon, dan menjadikannya sebagai rumah dinasnya.

Sampai dengan tahun 1973, Gedung Negara Cirebon masih dikenal sebagai Gedung Karesidenan Cirebon. Lalu dengan dihilangkannya wilayah karesidenan pada 1974, namanya berubah menjadi Gedung Kantor Pembantu Gubernur Wilayah III Cirebon. Sejak tahun 2000, Gedung Negara Cirebon menjadi kantor Bakorwil Cirebon.

Luas bangunan aslinya 2.120 meter persegi dengan luas tanah 27.315 meter persegi. Area gedung dikelilingi tembok setinggi 1,2 meter di bagian depan, dan 1,5 meter di ketiga sisi lainnya. Di bagian halaman ini biasanya kerap diadakan berbagai acara atau pameran.

Uniknya, di halaman selatan Gedung Negara Cirebon terdapat area seluas sekitar 200 meter persegi yang dikelilingi pagar dan di dalamnya dipelihara belasan rusa tutul, sebagaimana yang ada di Istana Bogor. Rusa-rusa ini kerap menjadi daya tarik masyarakat Cirebon maupun yang kebetulan lewat.

5. Stasiun Cirebon

Stasiun Cirebon (CN) merupakan stasiun kereta api kelas besar yang terletak di Kejaksan, Kota Cirebon. Orang Cirebon biasa menyebutnya dengan Stasiun Kejaksan, karena terletak di wilayah Kejaksan. Stasiun yang terletak pada ketinggian +4 m ini berada dalam pengelolaan PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi III Cirebon.

Pembangunan stasiun ini dimulai ketika Staatsspoorwegen, sebuah perusahaan kereta api di Hindia Belanda, mulai menanamkan pengaruhnya di Cirebon pada tahun 1900-an. Perusahaan tersebut membuat mega proyek pembangunan jalur rel Cirebon - Cikampek pada tahun 1911. Untuk menunjang jalur tersebut, maka dibangunlah stasiun-stasiun di sepanjang jalur.

Bangunan stasiun dirancang oleh arsitek Pieter Adriaan Jacobus Moojen dengan gaya arsitektur campuran Art Nouveau dan Art Deco. Bangunan ini pun diresmikan pada tanggal 3 Juni 1912, bersamaan dengan diresmikannya jalur Cirebon - Cikampek.

Awalnya, stasiun ini bernama Station Cheribon. Dua menaranya yang sekarang ada tulisan "Cirebon" dulu ada tulisan "kaartjes" (karcis) di sebelah kiri dan "bagage" (bagasi) di sebelah kanan. Karena dulunya stasiun ini melayani angkutan barang dan penumpang, sehingga pembelian tiket dipisah. Kini stasiun ini pun kini melayani kereta-kereta eksekutif, bisnis, maupun ekonomi.

Itulah lima bangunan ikonik peninggalan arsitektur Kolonial Belanda di Kota Cirebon. Beruntung, bangunan-bangunan cagar budaya tersebut cukup terawat dibandingkan dengan bangunan cagar budaya lainnya yang kurang terawat.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sholihin Nur
Sumber : TIMES Cirebon

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES