Ekonomi Bencana Nasional Covid-19

Jutaan Pekerja Jatim Dirumahkan, Ini Solusi dari Ketua YKPN Jatim

Jumat, 22 Mei 2020 - 14:30 | 47.82k
Jamhadi, CEO PT Tata Bumi Raya sekaligus Ketua Yayasan Kedaulatan Pangan Nusantara (YKPN) Jawa Timur (Foto : dok Pribadi)
Jamhadi, CEO PT Tata Bumi Raya sekaligus Ketua Yayasan Kedaulatan Pangan Nusantara (YKPN) Jawa Timur (Foto : dok Pribadi)
FOKUS

Bencana Nasional Covid-19

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Pandemi covid-19 telah memukul perekonomian di Indonesia, bahkan di dunia. Trigger ekonomi yang umumnya ditopang oleh trade, tourism and investment (TTI), juga dari konsumsi, kini berjalan 30 persen.

Hal ini disampaikan Jamhadi, CEO PT Tata Bumi Raya sekaligus Ketua Yayasan Kedaulatan Pangan Nusantara (YKPN Jatim) saat menggelar pertemuan dengan Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jawa Timur, Arief Harsono di Novotel, Jl Kedung Baruk Surabaya, pada Rabu (20/5/2020)..

"Untuk konsumsi diutamakan pangan. Berikutnya ialah sandang dan papan," ujarnya ketika dikonfirmasi, Jumat (22/5/2020).

Kendati demikian, Jamhadi tetap yakin bahwa perekonomian tetap tumbuh walau melambat. Besarannya mencapai 2,5 persen dibandingkan dengan kondisi normal sebesar 5,2 persen.

Dampak dari perlambatan ekonomi di Jawa Timur berujung pengurangan tenaga kerja, dari tenaga kerja outsourcing ataupun karyawan tetap.

"Hampir 2 juta jumlah pekerja di Jatim dirumahkan dari berbagai sektor usaha. Dampak paling besar ialah hotel dan manufaktur," jelas pria yang pernah menjabat Ketua KADIN Surabaya 2 periode ini.

Lalu apa solusinya? Ketua IKBA Untag 45 Surabaya ini menyebutkan, perlunya melakukan beberapa kebijakan agar ekonomi terus tumbuh bahkan berkembang saat masa recovery.

Dari komposisinya, sektor paling terdampak ialah industri perhotelan dan manufaktur. Di Jawa Timur, untuk jumlah skala usaha besar sebesar 0,14 persen, lalu usaha sedang sebesar 2,4 persen, dan 97 persen ialah Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

"Kebijakan yang harus dilaksanakan.yang pertama ialah membeli produk lokal buatan industri Indonesia. Kedua, kebutuhan industri termasuk industri makanan dan minuman terhadap bahan baku harus dipenuhi dari bahan baku lokal," kata Jamhadi.

Berikutnya ialah memanfaatkan digital ekonomi, terutama unicorn di Indonesia yang turut mendukung digital ekonomi termasuk delivery system. Selain itu, Dewan Pembina Ikatan Saudagar Muslim Indonesia (ISMI) Jatim ini mendukung kebijakan pemerintah terhadap sektor UMKM.

"Saat ini, sektor UMKM sudah menikmati delay payment hingga 6 bulan untuk perpajakan. Juga ada banyak stimulus ekonomi masyarakat, seperti bantuan langsung tunai (BLT), gratis dan diskon listrik, dan lain-lain. Itu bisa jadi trigger ekonomi," jelasnya.

Hal lain yang harus dilaksanakan, menurut Jamhadi, ialah pemberlakukan interest rate yang reasonable sekitar 7 persen hingga beberapa tahun ke depan oleh Perbankan,.sehingga ekonomi riil nyata bergerak. Sektor medis dan industri pertanian harus lebih digiatkan pula.

"Perusahaan-perusahaan harus menyiapkan business plan jangka pendek, menengah, dan panjang. Saatnya kita bangkit kembali dan social decision harus dilaksanakan pengusaha besar dalam menjaga stabilitas lingkungan," pungkas Ketua YKPN Jatim. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Rizal Dani
Sumber : TIMES Surabaya

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES