Peristiwa Daerah Bencana Nasional Covid-19

Warga Banyak Abaikan Protokol Kesehatan, Pemkot Semarang Perpanjang PKM

Jumat, 22 Mei 2020 - 14:02 | 35.27k
Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi. (foto: humas Pemkot Semarang)
Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi. (foto: humas Pemkot Semarang)
FOKUS

Bencana Nasional Covid-19

TIMESINDONESIA, SEMARANG – Masyarakat Kota Semarang, Jawa Tengah terkesan cuek dan mengabaikan protokol kesehatan di tengah pandemi covid-19. Atas dasar itulah Pemkot Semarang resmi memperpanjang masa Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM) hingga 7 Juni mendatang.

Menurut Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, masyarakat terkesan mengabaikan protokol kesehatan yang sudah diatur pemerintah demi persiapan lebaran.

“Beberapa hari terakhir ini masyarakat seakan lupa bahwa saat ini sedang ada pandemi covid-19, masyarakat cukup banyak berjalan-jalan dan berkerumun di mall, di pasar, dan di jalanan hanya untuk persiapan lebaran,” ujarnya melalui pesan tertulis pada Jumat (22/5/2020).

Wali Kota Semarang menanggap ternyata banyak masyarakat yang tak mengindahkan perwal 28/2020 tentang PKM.

“Kami berdasarkan rapat Forkompinda memutuskan, kegiatan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM) ini akan kita perpanjang sampai empatbelas hari kedepan. Jadi periodenya adalah dari 25 Mei sampai dengan 7 Juni 2020,” ujar Wai Kota yang akrab disapa Hendi.

Tapi dalam perpanjangan masa PKM ini ada pasal yang dirubah terkait dengan rentang waktu berkegitan bagi unit-unit informal yang ditutup hingga pukul 21.00 WIB

“Bedanya cuman ada satu pasal dari diskusi kita ini adalah, unit-unit informal yang di antaranya da PKL yang tadinya harus tutup pada pukul 20.00 WIB kita perpanjang hingga 21.00 WIB,” sambungnya.

Hendi juga dengan tegas melarang adanya aktifitas-aktifitas yang berpotensi menularkan covid-19 pada saat lebaran nanti sesuai dengan anjuran dari MUI dan Kementrian Agama.

“Padahal kami sudah menyampaikan kebijakan dari pusat, dari kementerian agama terkait tatacara sholat idul fitri di rumah, tidak ada anjangsana atau silaturahmi, tidak ada open hous seperti biasanya. Semuanya dilakukan di rumah,” ungkapnya.

Selain soal keramaian di pusat-pusat perbelanjaan, Hendi juga menyoroti banyaknya kendaraan-kendaraan dari luar kota yang melintas di Kota Semarang. Berdasarkan laporan dari Polrestabes Semarang, pos penjagaan di perbatasan akan semakin diperketat.

“Ditambah lagi informasi dari Polrestabes, cukup banyak mobil-mobil atau kendaraan yang masuk melewati pos perbatasan Kota Semarang, nah kami akan antisipasi itu selama empatbelas hari kedepan. Pengetatan akses akan diperketat," tegasnya.

Hendi mengingatkan, jika saat rapid tes di pusat-pusat perbelanjaan, pasar, tempat usaha, atau di tempat-tempat keramaian ada yang reaktif atau positif, maka Pemkot tidak segan menutup paksa tempat yang bersangkutan.

“Kepada temen-temen yang ada di mall dan di tempat unit usaha, sepanjang meraka tidak mentaati protocol kesehatan, begitu kami lakukan rapid tes dan ada yang reaktif atau positif, ya mohon maaf, yang bersangkutan akan langsung kami isolasi, jika tidak mau ya kami akan isolasi secara paksa. Begitupun dengan mall, pasar, dan tempat usaha, akan dilakukan penutupan paksa jika ditemukan kasus positif,” bebernya.

“Jadi, sekali lagi ini bukan main-main, ini persoalan yang cukup serius yang harus diikuti oleh seluruh warga Kota semarang. Perlahan-lahan warga Kota Semarang akan memasuki situasi ‘New Normal’ atau hidup berdampingan dengan yang namanya covid-19 ini, tapi kami jujur saja masih belum berani melepas secara total,” ucap Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani
Sumber : TIMES Semarang

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES