Peristiwa Daerah

Penyaluran BLT Dana Desa di Desa Benelan Lor Banyuwangi Diduga ada Penyelewengan

Jumat, 22 Mei 2020 - 13:27 | 129.54k
ilustrasi BLT-DD. (Foto: Istimewa)
ilustrasi BLT-DD. (Foto: Istimewa)

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Penyaluran Bantuan Langsung Tunai dari Dana Desa (BLT Dana Desa) di Desa Benelan Lor, Kecamatan Kabat, Banyuwangi, diduga jadi ajang bagi-bagi untuk mantan tim sukses Kepala Desa (Kades). Bahkan justru terdapat masyarakat terdampak Covid-19 yang malah tidak tersentuh bantuan sama sekali.

Penelusuran TIMES Indonesia, ditemukan sejumlah nama yang diragukan masuk kategori miskin atau miskin baru. Ada yang masih memiliki gaji bulanan, ada pula yang diketahui memiliki sebidang sawah. Tapi masuk dalam daftar penerima bantuan sebesar Rp 600 ribu perbulan selama tiga bulan tersebut. Sedang sejumlah warga yang ekonominya terpuruk, justru terabaikan.

Sejumlah nama yang masuk dalam penerima BLT-DD di Desa Benelan Lor, diantaranya, Dimas Doso, seorang Tenaga Harian Lepas (THL) Dinas Pengairan Banyuwangi, Padilah, mantan anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD), yang memiliki sebidang sawah dan punya traktor.

Puji Hamdani, memiliki sawah dengan luas sekitar 1 bahu dan terdaftar sebagai Calon Jamaah Haji, juga menjadi penerima bantuan BLT-DD. Ada pula Sri Mulyani, seorang guru SD dengan kepemilikan sawah sekitar setengah bahu. 

Termasuk Mustajib, warga Dusun Popongan, Desa Benelan Lor, yang punya sawah sekitar setengah bahu juga menikmati bantuan Rp 600 ribu tersebut. Dan sejumlah nama-nama lain yang dinilai masyarakat tergolong lebih mampu.

Namun, Miftah, seorang perajin perak, yang usahanya macet, lantaran rekanan di Bali tutup, imbas bencana nasional Covid-19. Malah tidak tersentuh. Begitu pula Jawawi, seorang buruh tani warga Dusun Gumuksari. Termasuk Kholil, warga miskin yang menggantungkan hidup dari hasil beternak bebek.

Nasib yang sama juga dialami Nenek Arah, janda tua warga Dusun Krajan. Wanita renta tanpa penghasilan tersebut tidak mendapat bantuan apa pun.

Khusnan alias Joko Thole, warga RT 1 RW 2, Dusun Krajan, penderita sakit asma menahun juga mengaku tidak mendapat bantuan. Padahal, karena sakit yang diderita, jejaka lanjut ini kemana pun harus membawa alat bantu pernafasan.

Sedang jejaka lain, Sam’an, asal RT 3 RW 2, Dusun Krajan, lebih beruntung. Dia masuk dalam daftar penerima BLT-DD.

Info di masyarakat, para penerima bantuan BLT-DD di Desa Benelan Lor, Kecamatan Kabat, disinyalir didominasi mantan tim pemenangan dalam kontestasi Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) tahun 2019 lalu.

Kepala Desa (Kades) Benelan Lor, Khairul Anam menyampaikan, penerima BLT-DD diwilayahnya berjumlah 152 Kepala Keluarga (KK). Menurutnya semua tercetus dari hasil Musyawarah Desa (Musdes) yang diikuti para mantan tim suksesnya dimasa Pilkades serta jajaran Ketua RT dan RW.

“Kalau omong kaya miskin itu kan relatif, itu kan hasil Musdes. Kita Musdes itu bukan hanya tim kita sendiri, tapi ada RT RW, dan itu orang perorang kita bahas di Musdes,” katanya.

Namun terkait penerima BLT-DD didesanya yang didominasi orang kaya atau berekonomi kecukupan serta mantan tim pemenangannya, dia mengaku tidak tahu-menahu. Meskipun sebelumnya Kades Khairul Anwar dengan gamblang menyampaikan bahwa orang per orang penerima BLT-DD dikupas didalam Musdes.

“Silahkan cek dilapangan. Yang memang layak mendapat bantuan ada yang tidak dapat apa tidak, gitu aja. Kalau ada yang layak tapi tidak dapat, desa yang tanggung jawab,” cetus Jepala Desa Benelan Lor, Kecamatan Kabat, Banyuwangi, terkait BLT-Dana Desa. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok
Sumber : TIMES Banyuwangi

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES