PSBB Malang Raya, Gang Tikus di Kota Malang Ikut Lengang
TIMESINDONESIA, MALANG – Pemberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Malang Raya sedikit banyak memberikan dampak pada aktivitas masyarakat. Tak terkecuali aktivitas di gang-gang tikus favorit bagi pengendara roda dua yang ada di Kota Malang dibandingkan dengan hari sebelumnya sebelum adanya PSBB Malang Raya.
Seperti yang tampak pada jembatan pelor atau peler orang biasa menyebutnya yang menghubungkan dua wilayah. Yakni wilayah Oro-oro Dowo dan Samaan. Jembatan ini akan penuh dan sampai antri untuk bisa melintasi terutama ketika memasuki sore hari saat orang pulang dari aktivitasnya, berbeda saat diberlakukannya PSBB Malang Raya untuk mencegah penyebaran Covid-19 ini. Memasuki sore hari, suasana tampak lenggang.
Jalan tikus sebenarnya bisa menjadi alternatif untuk menghindari pemeriksaan petugas. Namun pemeriksaan petugas lebih fokus pada daerah perbatasan yang menghubungkan akses keluar masuk di wilayah Malang Raya.
“Akhir-akhir ini memang agak lenggang. Terutama ketika menjelang sore hari, beda dengan biasanya. Biasanya cukup padat,” ungkap Subandi, warga yang berdomisili di dekat Jembatan Peler, Jumat (22/5/2020).
Aturan PSBB Malang Raya pada roda dua sendiri cukup ketat. Pengendara tidak boleh berboncengan kecuali jika masih dalam satu keluarga inti, artinya berada di alamat rumah yang sama. Hal ini berdampak pada ojek online, mereka hanya bisa melakukan pengantaran barang.
PSBB Malang Raya mulai diberlakukan pada (17/5/2020) lalu, bila menunjukkan hasil yang signifikan maka PSBB Malang Raya akan dilakukan selama 14 hari. Seandainya belum mampu menekan penyebaran Covid-19, kemungkinan besar PSBB Malang Raya akan diperpanjang. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Advertisement
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |
Sumber | : TIMES Malang |