Entertainment

Prihatin Covid-19, Sebanyak 70 Seniman Berkolaborasi Baca Puisi Online

Kamis, 21 Mei 2020 - 10:02 | 134.97k
Zulfa Nasrullah salah satu project produser kolaburasi 70 seniman puisi yang dibaca dimasa pandemi Covid19 via online, bahkan Prilly Latuconsina ikut berpuisi.(FOTO : Zulfa Nasrullah fot TIMES Indonesia)
Zulfa Nasrullah salah satu project produser kolaburasi 70 seniman puisi yang dibaca dimasa pandemi Covid19 via online, bahkan Prilly Latuconsina ikut berpuisi.(FOTO : Zulfa Nasrullah fot TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BANYUMASCovid-19 yang kini tengah menguji dan mengubah kehidupan secara mendasar dalam berbagai aspek dan lingkup yang luas. Ini mengharuskan masyarakat beradaptasi di tengah persebaran wabah yang telah mengglobal. Tidak berlebihan jika virus corona merupakan historical break yang akan menandai zaman atau “normalitas baru” di masa depan.

Hal itulah yang terungkap dalam kolaborasi ini melibatkan 70 seniman dari penjuru tanah air, Rabu (20/5/2020) di kanal Buruan “Bertahanlah di Rumah: Kolaborasi Penulis dan Seniman Indonesia.

Produser dalam project ini, Zulfa Nasrullah mengatakan, kegiatan ini dilakukan sebagai respons terhadap keadaan pandemi Covid19. "Saat itu, kami berpikir, apa kiranya yang bisa dicoba, untuk berkarya dari rumah? Kami memilih baca puisi berantai," ucapnya.

Zulfa mengatakan, saat pandemi, perlu sebuah inisiatif antar penulis dan seniman untuk berjejaring lagi, berkumpul saling menguatkan. Hubungan ini dijalin melalui karya bersama para seniman muda Indonesia dari berbagai genre kesenian dan daerah untuk ikut memberi sumbangan berupa empati, semangat dan visi pada masa pandemi yang tengah menguji kualitas dan kapasitas kemanusiaan.

Sebab menurut Zulfa,  salah satu fungsi seni adalah untuk memberi kekuatan mental di tengah masa-masa sulit, dengan  memberi renungan yang segar dan mencerahkan agar dapat bertahan dan melewati tragedi yang sedang terjadi.

Seniman-Berkolaborasi-Baca-Puisi-Online.jpg

"Kolaborasi ini melibatkan 70 seniman dari penjuru tanah air. Mereka adalah para sastrawan, musisi, aktor dan aktris, perupa serta videografer, dan beberapa nama yang ikut berpartisipasi antara lain Prilly Latuconsina, Gunawan Maryanto, Heru Joni Putra, Heliana Sinaga, Frisca Aswarini, Andy Eswe, Irwan Jamal, Zulkifli Songyanan, serta para seniman lain dari Jakarta, Padang, Bandung, Jogyakarta, Denpasar, Papua dan daerah-daerah lain," jelasnya.

Masing-masing seniman membaca puisi secara online dengan gayanya tersendiri, kemudian dikemas sebagai video kolosal berdurasi 20 menit. "Kerja kolaborasi dari para seniman ini untuk menunjukkan bahwa di tengah cobaan wabah, kita perlu untuk saling bekerjsaama satu sama lain agar beban yang kita tanggung menjadi lebih ringan dan mudah," kata Zulfa.

Puisi yang dibaca berjudul Kesunyian Besar Umat Manusia karya Faisal Kamandobat. Puisi tersebut merupakan narasi panjang dengan 43 bait dengan kandungan berbagai tema yang saling  berkaitan satu sama lain, mulai alam, sosial, sains dan teknologi, serta spiritualitas terkait pandemi. Dengan kekayaan renungan dan nuansanya, diharapkan publik luas dapat memperoleh makna sesuai minatnya masing-masing.   

Kolaborasi ini memakan waktu selama 2 bulan. Dimulai dengan pengenalan puisi kepada para pembaca, perekaman video, editing dan penciptaan musik latar. Selain Zulfa dan Yopi Setia Umbara yang memproduseri dari komunitas sastra Buruan, Bandung., Aditya Saputra bekerja melakukan editing video di belakang layar, dan Syarif Maulana beserta para musisi membuat komposisi sebagai latar puisi.

Judul dari karya kolosal ini adalah #bertahanlahdirumah, sebagai pesan agar kita senantiasa displin, sabar dan tegar dalam menghadapi pandemi, serta saling menjaga dan membantu satu sama lain sambil memperkaya renungan, memperkuat mental dan meningkatkan kreativitas di tengah masa sulit dari rumah.

"Membaca puisi di depan kamera jelas berbeda dengan membaca puisi di depan manusia. Namun, tantangan dari project ini adalah menjahit ragam kiriman video dengan latar belakang profesi dan ekspresi atau tafsir dari bagian puisi yang dibaca," katanya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES