Kopi TIMES Universitas Islam Malang

Kesiapan Pembelajaran Daring di 'Remote Area'

Kamis, 14 Mei 2020 - 09:51 | 142.84k
Dr. Dwi Fita Heriyawati, M.Pd, Dosen Pendidikan Bahasa Inggris, FKIP Universitas Islam Malang (UNISMA).
Dr. Dwi Fita Heriyawati, M.Pd, Dosen Pendidikan Bahasa Inggris, FKIP Universitas Islam Malang (UNISMA).
FOKUS

Universitas Islam Malang

TIMESINDONESIA, MALANGMam, saya kesulitan untuk akses materi secara online karena di daerah saya sinyal sulit”. Seringkali kalimat seperti itu muncul ketika proses belajar mengajar secara daring dilaksanakan. Tak dapat dipungkiri “Online learning” tiba-tiba menjadi sangat “Booming” dan menjadi pembicaraan hampir di setiap lapisan masyarakat. Dengan kondisi pandemic COVID-19 saat ini, membuat semua kegiatan kantor maupun belajar mengajar harus dihentikan dan dialihkan dengan bekerja dari rumah, belajar dari rumah, dan beribadah dari rumah. Hal ini mampu menciptakan kekagetan bagi masyarakat Indonesia dan dunia pada umumnya.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Di sisi lain bagi sebagian kaum akademisi baik dosen dan mahasiswa pembelajaran melalui daring bukanlah sebuah hal yang popular. Akan tetapi pada kondisi saat ini kegiatan daring menjadi pilihan utama dalam menjalankan rutinitas belajar dan mengajar. Siapa sangka jika rencana semula kegiatan “work from home” yang akan dilaksanakan selama 2 minggu jadi berkepanjangan hingga saat. Hal ini tentu membangkitkan geliat penguasaan technology dalam pembelajaran. Pada umumnya para pendidik berpikir bahwa technology tentunya menggunakan perangkat dan gawai yang serba canggih. Ditengah kekagetan penerapan technology ini, para guru lebih focus memikirkan  perangkat  dan aplikasi apa yang akan digunakan dalam pembelajaran daring dan melupakan tujuan utama dari pembelajaran itu sendiri. Namun ada sisi lain dari penggunaan technology yang serba canggih ini, disebagian wilayah masih banyak para pendidik dan peserta didiknya yang tak mampu menjangkau penggunaan technology yang serba canggih, hal ini dikarenakan situasi dan kondisi yang memang tidak memungkinkan bagi mereka melaksanakan pengajaran dengan kecanggihan technology dan perangkatnya.

Kondisi ekonomi keluarga, kondisi sumber daya manusia yang tidak semuanya tanggap dengan kecanggihan technology membuat pembelajaran dengan technology yang serba canggih tak dapat dilaksanakan terutama bagi sodara-sodara kita di daerah pedesaan dan daerah yang terpencil. Namun apakah pendidik dan peserta didik harus menyerah sampai disini? Tentu tidak. Proses belajar harus tetap terlaksana, walaupun dalam keterbatasan baik situasi dan kondisi. 

INFORMASI SEPUTAR UNISMA MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Dalam situasi yang demikian inilah yang mampu menumbuhkan gebrakan baru dalam dunia pendidikan. Kreatifitas, ketangguhan dan kemauan untuk terus melaksanakan proses belajar mengajar meskipun ditengah kondisi pandemic COVID-19. Pembelajaran dilaksanakan dengan sangat sederhana namun tetap memperhatikan tujuan pembelajaran dan dilaksanakan secara jarak jauh. Di beberapa daerah pedesaan yang akses internetnya tidak bagus, misalnya di wilayah pedesaan, pembelajaran tetap dilakukan dengan menggunakan technology yang sangat sederhana. Para pendidik bahkan rela mengirimkan materi pelajaran ke rumah siswa satu persatu. Selain itu merekapun juga menggunakan teknologi sms atau pun menggunakan whasapp untuk berkirim materi pelajaran dengan siswa. Dari situasi seperti itu ada hikmah yang bisa diambil bahwa technology hanyalah alat yang digunakan untuk membantu terlaksananya pembelajaran. Tentunya technology ini juga bukan berarti harus teknologi yang mahal dan canggih. Pembelajaran yang semestinya haruslah berawal dari tujuan pembelajaran itu sendiri, barulah menentukan  aplikasi atau “platform” apa yang akan kita gunakan dalam proses belajar mengajar. “Tak ada rotan akar pun jadi” dalam konteks situasi saat ini technology merupakan alat yang memudahkan kita dalam melaksanakan tugas sehari-hari. Marilah kita menyederhanakan pola pikir kita bahwa technology hanyalah sebuah “ALAT” yang membantu memudahkan proses belajar mengajar. Nikmati serta tetap focus pada tujuan bukan lagi pada keharusan penerapan technology yang serba canggih. Technology pembelajaran yang baik adalah yang sudah dimiliki, yang dipahami penggunaanya baik oleh pendidik dan peserta didik dan dapat memberikan manfaat pada proses pembelajaran.

Tahun 2020 dan pandemic COVID 19 ini telah mengajarkan kita berbagai makna kehidupan berupa  pelajaran yang sangat berharga tentang arti “SURPRISE” yang sesungguhnya bahwa seindah dan seideal apapun rencana manusia, namun jika ALLAH SWT berkehendak lain manusia tak mampu melawan. Kondisi dan situasi darurat pandemic covid-19 membuat kita berlatih extra sabar dan extra toleransi pada berbagai situasi dan kondisi. Kita pun ditempa untuk menunjukkan kreatifitas, ketangguhan, kesabaran, saling mendukung, dan doa yang tiada terputus agar mampu tetap bertahan disituasi saat ini. Insya Allah, Allah SWT sedang menempa kita dengan situasi saat ini agar kita menjadi pribadi yang tangguh dimasa yang akan datang. Lakukan hal terbaik yang bisa kita lakukan, tak peduli sesulit apapun situasi dan kondisi dengan fokus dan ridho Allah semoga tujuan yang telah direncanakan akan tercapai.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

*)Penulis: Dr. Dwi Fita Heriyawati, M.Pd, Dosen Pendidikan Bahasa Inggris, FKIP Universitas Islam Malang (UNISMA).

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : AJP-5 Editor Team
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES