Kopi TIMES Universitas Islam Malang

PAN Tanpa Amien Rais (1)

Minggu, 10 Mei 2020 - 13:41 | 33.65k
Dr. H. Ahmad Siboy., S.H., M.H, Dosen Pascasarjana Unisma Malang dan Dosen Luar Biasa Fakultas Hukum Universitas Brawijaya.
Dr. H. Ahmad Siboy., S.H., M.H, Dosen Pascasarjana Unisma Malang dan Dosen Luar Biasa Fakultas Hukum Universitas Brawijaya.
FOKUS

Universitas Islam Malang

TIMESINDONESIA, MALANG – Riak-riak di internal Partai Amanat Nasional (PAN) sepertinya tak mengalami penurunan tensi meski dalam suasana Covid-19. Riak-riak diinternal PAN tetap melaju seakan tidak peduli terhadap kondisi dan situasi yang sedang “lumpuh” kareda tersandera virus corona. Konflik ego diinternal PAN terus memanas dari hari ke hari.

Dinamika politik diintenal PAN tak mengalami penurunan meski telah melewati Kongres yang cukup panas bahkan diwarnai lempar-lemparan meja dan kursi di Kendari beberapa bulan yang lalu. Baru-baru ini, ketua Fraksi Partai Amanat Nasional (F-PAN) di DPR mengirimkan surat pengunduran diri secara resmi baik sebagai ketua fraksi PAN DPR RI dan keanggotaanya sebagai anggota DPR.

Pengunduran diri ketua fraksi PAN tentu menampakkan bahwa dinamika politik di internal PAN masih gaduh. PAN seakan belum move-on dari pertarungan perebutan ketua umum antara Zulkifli Hasan dengan Mulfahri. Bukti bahwa PAN belum bisa move on dari Kongres, terlihat dari “terbuangnya” sang pendiri dan tokoh utama Partai ini. Yaitu, Amien Rais.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA KUNJUNGI www.unisma.ac.id

Amien Rais yang dikenal sebagai pemengang control sentral di Partai berlambang matahri terbit tersebut tersingkir dari struktur kepengurusan utamam PAN periode 2020-2025. Ketua Umum terpilih tak lagi menempatkannya sebagai tokoh kunci melainkan mengantikan Amien Rais dengan Hatta Radjasa dan Sotrisno Bachir sebagai tokoh utama dan senior di struktur kepengurusan PAN.

Tersingkirnya Amien Rais dari struktur utama PAN bukanlah sesuatu yang tidak bisa diduga sebelumnya. Tanda-tanda Amien Rais akan terlempar sudah terbaca pasca tumbangnya jagoan Amien Rais dalam kongres di kendari. Mulfahri yang didukung mati-matian oleh Amien Rais harus menerima Pil pahit karena perolehan suaranya kalah jauh dari sang petahana. Hal ini ditambah dengan susunan Struktur Kepengrusan PAN yang disahkan oleh Kemenhukam dimana nama Amien Rais tidak ditemukan dalam posisi strategis kepengurusan partai.

Amien Rais sepertinya amat sakit hati terhadap prilaku pemenang kongres kendari. Rasa sakit hati Amien Rais kali ini seakan menjadi klimaks dari sekian sakit hati Amien Rais terhadap PAN. Buktinya, Amien Rais seperti sedang melakukan konsolidasi untuk “melawan” elite PAN atau penguasa PAN. Bentuk perlawanan Amien Rais terhadap PAN kali ini tidak main-main. Pergerakan politik Amien Rais terlihat dari upayanya yang sudah mencapai prosentase 70% untuk mendirikan partai politik baru. Upaya pembentukan partai politik baru oleh Amien Rais tentu tidak dapat dimaknai sebagai upaya seperti dilakukan oleh orang-orang yang ingin mendirikan partai pada umumnya. Pergerakan Amien Rais mendirikan partai baru memberikan beberapa pesan. Pertama, keluar. Upaya pembentukan partai baru yang dilakukan oleh Amien Rais tentu merupakan bentuk atau pernyataan keluar Amien Rais secara terbuka dari Partai Amanat Nasional. Dengan mendirikan partai baru maka secara otomatis Amien Rais menunjukkan bahwa dirinya tidak lagi menjadi milik PAN atau berada dalam bagian keluarga PAN yang ia dirikan lebih dari dua puluh tahun lalu. Amien Rais akan menjadi bagian keluarga dari partai baru yang dibentuknya. Amien Rais telah menjahtuhkan talak tiga terhadap PAN.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA KUNJUNGI www.unisma.ac.id

Hengkangnya Amien Rais dari PAN tentu membuat dilema dalam tubuh PAN. Satu sisi, PAN merasa bahagia karena mampu melepaskan diri dari control Amien Rais sehingga PAN dapat lebih taktis dalam menentukan arah politik. Diakui atau tidak, selama ini PAN berada dalam posisi bimbang dalam menentukan sikap politik. Zulkifli Hasan menjadi sosok yang menginginkan PAN merapat dengan Pemerintah namun Amien Rais menjadi penghalang dari keinginan Zulkifli tersebut. Pasalnya, Amien adalah tokoh yang sangat mengharamkan PAN menjadi bagian dari pemerintahan Joko Widodo.

Di sisi lain, hengkangnya Amien Rais membuat PAN akan kehilangan kepercayaan dari pemilih PAN yang merupakan simpatisan Amien Rais. Diakui atau tidak, sebagian kader PAN bergabung dan memilih PAN sebagai bagian dari jalur perjuangan politiknya karena figur Amien Rais. Amien Rais masih memiliki daya pikat karena dianggap sebagai salah satu tokoh reformasi dan PAN merupakan anak kandung reformasi produk Amien Rais. Artinya, para simpatisan Amien Rais sangat potensial meninggalkan PAN dan beralih ke partai baru yang akan dibentuk oleh Amien Rais.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA KUNJUNGI www.unisma.ac.id

*)Penulis: Dr. H. Ahmad Siboy., S.H., M.H, Dosen Pascasarjana Unisma Malang dan Dosen Luar Biasa Fakultas Hukum Universitas Brawijaya.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : AJP-5 Editor Team
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES