Kopi TIMES

Ramadhan dan PSBB

Senin, 11 Mei 2020 - 08:26 | 84.43k
Noor Shodiq Askandar, Ketua PWLP Maarif NU Jatim dan Wakil Rektor 2 Unisma Malang
Noor Shodiq Askandar, Ketua PWLP Maarif NU Jatim dan Wakil Rektor 2 Unisma Malang

TIMESINDONESIA, MALANG – Istilah PSBB ini sekarang sangat familiar di kalangan masyarakat. Dimulai dari Daerah Khusus Ibukota, dan berlanjut ke kota kota lainnya. Terbaru, adalah disetujuinya rencana PSBB wilayah Malang Raya oleh Gubernur Jawatimur. Selanjutnya akan dikirim ke Menteri Kesehatan RI yang berwenang menyetujui atau menolak usulan tersebut.

Namun yang saya tulis dalam judul ini dalam pengertian yang berbeda. Saya mengistilahkan PSBB dalam ramadhan ini dengan amPun Sering Berkeluh kesah dan Bersu’udzon terhadap ketentuan Allah. Apalagi di bulan ramadhan yang mulia ini. Bulan yang menjadi dambaan seluruh ummat muslim untuk menemuinya. Tidak ada satupun yang berusaha untuk menghindarinya. Semua ingin mendapatkan berkah melalui berbagai amal baik yang pahalanya dilipatgandakan oleh Allah swt.

Ramadhan menumbuhkan banyak semangat bagi ummat muslim untuk melakukan banyak hal. Ada yang menyambut dengan semangat untuk meningkatkan ibadah. Ada juga yang berupaya keras untuk memanfaatkan bulan ini dengan sebaik baiknya, agar mendapatkan keuntungan yang optimal. Disisi lain juga dimanfaatkan untuk mengais rizki memanfaatkan semangat berbagi yang muncul di kalangan ummat muslim. Tidak heran jika di bulan ramadhan muncul kembali banyak peminta minta dengan beragam cara. Ada yang dengan cara baik baik, ada juga dengan cara yang kurang tepat dengan berpura pura sakit, dan lainnya.

Pendek kata, masing masing dengan cara dan metodenya dalam menghormat dan memanfaatkan ramadhan. Yang beramal baik dan meningkatkan ibadah, tentu akan memperolah pahala yang berlipat sesuai yang dijanjikan Allah swt. Sedang yang menyambut dengan cara yang kurang baik, Allah swt pasti juga akan memberikan balasan sesuai dengan amal perbuatannya.

Oleh karena itu, hadirnya ramadhan dengan beragam kelebihannya, hendaknya manusia tidak berkeluh kesah atas berbagai kewajiban dan amal sunnah yang menyertainya. Allah swt pasti tahu atas apa yang terbaik bagi mahluqnya. 

Meski ramadhan tahun ini hadir dalam kegalauan ummat manusia, hendaknya tetap diterima dengan lapang dada, disertai upaya agar selamat dari ujian yang datang. Covid 19 juga mahluq Allah swt yang juga bertasbih kepadanya. Hadirnya juga tentu atas kehendak Allah swt untuk menguji dan memperingatkan tentang banyak hal. Keadaan ini juga makin menyadarkan ummat manusia, akan perlunya beradaptasi dengan keadaan dan setiap perubahan yang terjadi. 

Kegalauan ummat manusia tidak hanya terjadi saat ini. Rasulullah saw pernah galau saat ditinggal pamannya dan beberapa bulan kemudian ditinggal wafat istri yang sangat dicintai dan dihormatinya Khodijah binti Khuwailid. Kehilangan dua orang yang sangat disayangi, tentu merupakan kesedihan tersendiri. Abu Bakar juga pernah mengalami kegalauan saat membersamai Rasulullah saw ketika hijrah menuju Madinah.
Kegalauan itu manusiawi. Akan tetapi jangan kemudian merusak semuanya. Tetaplah percaya bahwa pasti akan ada petunjuk terbaik dari dzat pencipta. Hal ini sebagaimana Firman Allah dalam surat at taubah ayat 40 : janganlah engkau bersedih, Sesungguhnya Allah swt bersama kalian.

Selanjutnya juga jangan pernah suudzon terhadap ketetapan Allah swt. Diperintahkannya puasa pasti ada hikmah yang tersembunyi. Mulai dari aspek kesehatan, tumbuhnya empathy, sampai dengan janji Allah swt untuk melipatgandakan setiap amal kebaikan. Oleh karena itu, jangan berburuk sangka atas ketentuan ini. Suudzon adalah perbuatan tercela yang tidak disukai oleh Allah swt, sebagaimana dalam surat al imron 154 : ……Dan Allah (berbuat demikian) untuk menguji apa yang ada dalam dadamu dan untuk membersihkan apa yang ada dalam hatimu. Allah swt maha mengetahui isi hati.

Setiap kejadian pasti ada hikmahnya. Tidak ada kejadian yang ada tanpa kehendak Allah swt. Oleh karena itu terimalah dengan baik. Jika hal buruk, maka berusahalah untuk menghindar dan atau menyelesaikannya. Jika itu baik, maka kita harus terus menerima dan mensyukurinya. Bagaimana dengan anda ? 

***

*) Penulis Noor Shodiq Askandar, Ketua PWLP Maarif NU Jatim dan Wakil Rektor 2 Unisma Malang

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

____________
**) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menanyangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES