Kopi TIMES

Gelap Terang Pendidikan Online di Tengah Pandemi Covid-19

Sabtu, 09 Mei 2020 - 15:11 | 100.13k
Muhammad Rafly Setiawan, Pengurus Cabang PMII Kota Palopo (Grafis: TIMES Indonesia)
Muhammad Rafly Setiawan, Pengurus Cabang PMII Kota Palopo (Grafis: TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, PALOPO – 'Semua orang adalah Guru, dan semua tempat merupakan Sekolah‒Ki Hajar Dewantara.'

Saya mengompilasi tulisan ini dari pertemuan diskusi virtual via Zoom Meeting. Hari ini (tanggal 7 Mei 2020) tepatnya pukul 13.40 WITA, saya mengikuti dialog interaktif lewat salah satu aplikasi yang memungkinkan untuk efektifitas peningkatan wawasan dan mengetahui gejolak yang saat ini dialami oleh hampir seluruh pelaku di dunia pendidikan.

Kegiatan tersebut diinisiasi oleh Netfid SulSel dan JaDi Sulsel. Menghadirkan lima narasumber yang berkompeten untuk menyoal dan memberikan khazanah pendidikan bagi saya dan puluhan peserta diskusi virtual tersebut.

Memang tanpa kita sadari, pendidikan harus selaras dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan tekonologi. Kalau seluruh elemen pendidikan hendak meningkatkan mutu pendidikan yang berkualitas dan punya daya kompetitif buat mencetak generasi penerus bangsa. Sudah barang tentu secara esensial, pendidikan merupakan pondasi awal untuk memajukan suatu negara.

Saya begitu khidmat menyimak seluruh pemaparan dari beragam perspektif kelima narasumber. 'kolaborasi seluruh pihak sangat dibutuhkan untuk turut berpartisipasi meningkatkan taraf pendidikan hari ini. Apalagi sekarang ini, pandemic effect mengharuskan kita semua menggunakan metode online-learning agar tenaga pendidik dan peserta didik dapat menerima pembelajaran yang efektif dan mutakhir', ujar salah seorang narasumber yang bernama Muhammad Aras Prabowo (Dosen Universitas Nahdlatul Ulama, Jakarta).

Namun demikian, beberapa problem kontra produktif sangat meresahkan seluruh komponen dunia pendidikan hari ini. Apabila berkaca dengan fenomena yang tengah dihadapi, kemampuan beradaptasi amat penting dilakukan. Bahkan kemampuan tersebut, akan selaras dengan kemajuan dimensi pendidikan kalau dalam praktiknya tetap bersesuaian dengan peraturan perundang-undangan Negera Kesatuan Republik Indonesia.

Saya mendiagnosis aneka gejala yang membuat pelbagai kalangan kian mengalami kegalauan, wabil khusus tenaga pendidik dan peserta didik serta partisipasi keluarga kadang kala jadi faktor utama dalam aksesibilitas peningkatan kualitas anak sekaligus peserta didik. Betapapun menggalaukannya, seharusnya setiap unsur potensial, semisal kecanggihan teknologi dapat jadi titik tumpu buat menampilkan kapabilitas dunia pendidikan.

Dari banyaknya kemelut yang ditengarai jadi anomali dimensi pendidikan tanah air, salah satunya adalah daya contolling-teacher saat ini kian renggang. Dikarenakan pertemuan daring semakin berjarak, meskipun disatu sisi kita dapat melipat ruang dan waktu dalam sirkulasi paralel, akan tetapi indikator penting untuk kemudian mentransformasikan penanaman karakter terhadap peserta didik adalah melalui pertemuan langsung tanpa perpanjangan tangan jaringan internet. Itulah parameter utama mengamati perkembangan kualitas peserta didik.

Kalau saya mau menerjemahkan sedikit dari gelapnya dunia pendidikan sekarang ini adalah kurangnya pemberdayaan optimal sumber daya yang dimiliki dari berbagai pihak pada instansi pendidikan. Belum lagi kalau terjadi gangguan server di sirkuit internet, maka boleh jadi tenaga pendidik dan peserta didik akan terhambat proses pembelajaran daringnya. Tak jarang, peserta didik tinggal di daerah pelosok, yang hanya difasilitasi signal 2G. pembaca boleh menambahkan sisi gelapnya masa transisi learning-online, karena persepsi pembaca punya daya kejut dan akan membuat kita semakin menyadari bahwa pentingnya berpartisipasi dalam memajukan mutu pendidikan Indonesia.

Betapapun menghasilkan sisi gelap dunia pendidikan, bukan berarti tidak ada hikmah di setiap peristiwa. Ada satu adagium populer leluhur yang familiar di telinga kita, yakni semua hal ataupun peristiwa yang terjadi, pasti akan berimplikasi dua sisi. Karena itu semua dihadirkan saling berpasang-pasangan, penyakit pasti ada obatnya, begitu pula dengan gelap pasti terdapat lanskap terang pada saat yang bersembarangan. Cara pandang kita harus konkret dan utuh dalam menafsirkan suatu kejadian.

Saya berusaha menampilkan kutub terangnya dalam tulisan ini, walau sintesis dari beragam perspektif dengan metode elektrik. Tanpa disadari metode learning-online memang saat ini amat penting untuk menjadi acuan buat instansi pendidikan. Meskipun terdapat kekurangan, bukan berarti pendidikan kita hari ini di tengah wabah covid-19 gagal diterapkan. Dalam penerapannya, memaksimalkan kecanggihan teknologi dapat menghadirkan keutuhan potensi bagi segenap elemen pendidikan.

Terbukti hari ini, tingkat pembelajaran semakin signifikan, dan semangat berkarya dengan kolektif (peserta didik dan tenaga pendidik) marak dilakukan. Beberapa bisa ditemui berseliweran beragam jenis tulisan yang berkolaborasi antara guru dan murid/mahasiswa untuk mengaktualisasikan setiap potensi yang dimiliki. Entah itu, dengan konten edukatif maupun soal pola hidup sehat, tentu disisipkan dengan penanaman karakter yang terkontrol secara intensif dan interaktif.

Pentingnya kemampuan beradaptasi terhadap segala kondisi yang dihadapi, mengharuskan kita untuk berbuat sedemikian cepat untuk menanggulangi setiap keganjilan, khususnya dimensi pendidikan. Tatkala kita diperhadapkan dengan situasi yang kurang berpihak pada sistematisasi dan optimalisasi pendidikan, maka seyogianya kita saling berkolaborasi satu sama lain tanpa memandang latar belakang sosial yang berbeda. Karena tujuan yang hendak dicapai adalah yang termaktub dalam pembukaan UUD 1945, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan muaranya sampai pada matra keadilan untuk kemajuan taraf pendidikan Indonesia.

Keluarga pun harus memahami keadaan sekarang ini, memosisikan mitra berpikir dan menyuport sang anak. Kendati untuk mengamati sejauh mana kapasitas dan kualitas anaknya demi kelangsungan hidup anaknya kelak. Tentu ini mendorong perhatian bersama sebagai medium perubahan ke arah yang lebih baik buat pendidikan Nasional, khususnya pendidikan formal. Untuk itu, saya berharap besar agar kita semua menciptakan iklim solidaritas kolektif, sehingga dunia pendidikan negeri ini dapat menjadi lokomotif ideal buat seluruh elemen yang terlibat secara aktif pada dimensi pendidikan.

Perubahan memang mutlak, tapi kemampuan adaptif dan progresif sangat dibutuhkan. Semoga cita-cita bersama, dan harapan luluhur dapat menjadi penghias kemajuan Indonesia di masa depan. Pun juga, kita selayaknya mewariskan konsepsi pendidikan mutakhir ala Negara Kesatuan Republik Indonesia untuk generasi selanjutnya. Semangat tiada henti untuk guru-guruku! Hormat ku pada kalian semua, para pahlawan tanpa tanda jasa. (*)

***

*) Oleh : Muhammad Rafly Setiawan, Pengurus Cabang PMII Kota Palopo

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

***

**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES