Kopi TIMES

Ramadhan: Saatnya Kita Berhijrah

Minggu, 10 Mei 2020 - 05:24 | 96.78k
Noor Shodiq Askandar, Ketua PWLP Maarif NU Jatim dan Wakil Rektor 2 Unisma Malang
Noor Shodiq Askandar, Ketua PWLP Maarif NU Jatim dan Wakil Rektor 2 Unisma Malang

TIMESINDONESIA, MALANGMOMENTUM ramadhan adalah saat yang baik untuk manusia melakukan muhasabah (introspeksi diri). Apakah telah menjadi mahluq yang baik atau belum. Sudahkan menjalani perintah dan menjauhi larangan Allah swt. Ibadahnya sudah ihlas karena Allah apa belum. Kewajibannya sudah dijalankan apa belum. Larangannya sudah dihindari apa belum, dan lain sebagainya

Pendek kata, ada banyak hal yang harus dilihat, dianalisis, dan dievaluasi. Seberapa burukkah kehidupan kita dan seberapa manfaat yang telah diberikan agar menjadi ummat terbaik. Dengan demikian, nantinya usai ramadhan ada peningkatan kualitas kehidupan untuk menjadi manusia yang lebih baik. Apalagi semua ummat muslim selalu berharap, usai ramadhan bisa kembali ke fitrah. Manusia yang asalnya bersih, akan kembali menjadi bersih pula

Tentu keinginan ini tidak akan semudah membalik tangan. Dimulai dengan introspeksi, kemudian melakukan analisis, dan selanjutnya mengambil tindakan perubahan. Tidak hanya fisik yang berubah, akan tetapi juga cara pandang dan berperilaku dalam hubungannya baik dengan Allah swt (hablumminallah) dan hubungannya dengan sesama manusia (hablumminannas).

Jika ingin berubah, maka sejak awal proses ini harus dimulai dengan pertaubatan yang sungguh. Pertama, menyesali apa yang telah dilakukan pada masa sebelumnya. Kedua, berjanji untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama. Dan yang ketiga, adalah berusaha untuk melakukan perbaikan atas beberapa kekurangan yang terjadi sebelumnya.

Inilah yang penulis sebut sebagai hijrah. Pada hal yang buruk harus segera ditinggalkan dan kemudian melakukan perbaikan. Untuk sesuatu yang masih baik, harus tetap dipelihara keberlangsungannya. Dalam Nahdlatul Ulama, ada pedoman yang sangat terkenal : almuhafadlotu ala qodimissolih, wal ahdu bil jadidil aslah (memelihara yang lama yang masih baik, dan menerima sesuatu yang baru yang lebih baik).

Artinya, berhijrah itu bukan berarti kemudian semuanya serba baru, dan melihat  yang lama sebagai keburukan dan kesalahan. Jika masih baik dan bermanfaat, maka terus rawatlah agar tetap berkembang. Kemudian terimalah perubahan sebagai sebuah keniscayaan. Kewajiban ummat manusia untuk menyesuaikan dengan keadaan, tanpa meninggalkan atau melanggar pedoman hukum yang berlaku. Mode pakaian boleh berubah, asal tetap menutup aurat dan tidak menyamai dengan lawan jenis. Menikmati beragam makanan dan minuman sesuai perkembangan zaman, asal tidak memakan dan meminum yang dilarang. Begitu pedoman dasarnya

Cara berjualan juga boleh berubah, asal syarat dan rukunnya tetap terpenuhi. Sekarang ini marak penjualan via aplikasi (penjualan on line), juga tetap bisa dijalankan. Bukan berarti, setiap model yang lama jelek dan tidak bisa digunakan lagi. Model salam, kalau dulu dengan mengirim contoh barang, sekarang sudah bisa dengan menetapkan spesifikasinya.

Rasulullah saw juga telah mencontohkan bahwa beliau juga berhijrah dari Mekkah ke Madinah. Saat di Madinah tentu pendekatan dakwahnya berbeda dengan ketika di Mekkah. Orang Mekkah yang lebih care membutuhkan pendekatan yang humanis. Sementara ketika di Mekkah bisa jadi pendekatannya jauh berbeda.

Dengan demikian, tidak perlu risau dengan perubahan dan tidak perlu takut dengan pergantian. Masing-masing zaman membawa orangnya sendiri, dan masing masing orang dapat menciptakan sejarahnya sendiri. Tentu semuai ini dengan tetap dalam koridor yang diajarkan oleh agama. Bagaimana dengan anda ??

***

* Penulis Noor Shodiq Askandar, Ketua PWLP Maarif NU Jatim dan Wakil Rektor 2 Unisma Malang

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

 

____________
**) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menanyangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES