Kopi TIMES Universitas Islam Malang

Ramadhan sebagai Momentum Mendidik Karakter (5)

Jumat, 08 Mei 2020 - 07:15 | 50.38k
Muhammad Yunus. Dosen Pendidikan Bahasa Inggris FKIP Unisma. Kepala BAKAK UNISMA. Anggota Pengrus PW LP Maarif PWNU Jawa Timur. Alumni PP Nurul Jadid, Probolinggo.
Muhammad Yunus. Dosen Pendidikan Bahasa Inggris FKIP Unisma. Kepala BAKAK UNISMA. Anggota Pengrus PW LP Maarif PWNU Jawa Timur. Alumni PP Nurul Jadid, Probolinggo.
FOKUS

Universitas Islam Malang

TIMESINDONESIA, MALANG – Masih terkait puasa Ramadhan, ada hal menarik yang bisa kita lihat lanjutan dari ayat Al Baqarah ayat 183, yakni ayat 84. Sebelum saya sajikan bunyi ayatnya, andaikan pertanyaan diajukan kepada kita semua, manakah yang lebih baik puasa atau tidak puasa. Maka akan ada setidaknya tiga versi jawaban. Pertama mereka akan menjawab tidak berpuasa lebih baik karena akan selalu membawa kebugaran dalam tubuh, kedua tidak punya pilihan atau berada dikebingungan, absen untuk memilih, dan ketiga dengan tegas mengatakan puasa lebih baik.

Ragam jawaban tersebut tentu rasional karena masing-masing menggunakan akal dan bukti empiris masing-masing. Mereka yang tidak biasa berpuasa sunnah dan mungkin dihadapkan pada pekerjaan yang berat, pasti akan menjawab bahwa puasa ramadhan adalah ibadah yang berat. Tidak makan dan minum selama 12 jam disiang hari akan berdampak terhadap lemasnya tubuh karena kurangnya asupan energy yang ada. Sebaliknya mereka yang terbiasa menjalankan puasa sunnah maka puasa Ramadhan adalah hidangan yang membawa kenikmatan luar biasa. Sementara yang tidak punya jawaban adalah mereka yang mungkin masih berada dikebingungan karena data yang dimilikinya kurang banyak.

Memang bagi mereka yang tidak biasa menjalankan ibadah dengan baik akan merasa bahwa semua ibadah itu berat, tidak terkhusus pada puasa saja. Ibadah sholat, berzakat, dan menunaikan ibadah haji atau umroh akan terasa berat bagi mereka yang tidak mengerti. Sebaliknya bagi ahlul ibadah, semua bentuk ibadah yang disebut tadi ditambah ibadah-ibadah sunnah seperti sholat dhuha dan sholat tahajud adalah sebuah kenikmatan luar biasa.

Mari kita lihat kira-kira apa pilihan dan petunjuk dari Allah SWT. Jika kita baca Al Baqarah 184 “(yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka Barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi Makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, Maka Itulah yang lebih baik baginya. dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.”

Kalimat terakhir barangsiapa mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya, dan berpuasa lebih baik bagimu. Tegas Allah sampaikan bahwa puasa lebih baik dibanding tidak berpuasa. Kesehatan modern saat ini telah membuktikan bahwa menjalankan ibadah puasa bukan hanya lebih baik dari sisi spiritualitas tetapi juga dari sisi kesehatan. Sudah banyak penelitian membuktikan bahwa dengan berpuasa kita mengistiratkan kerja organ tubuh untuk merehabilitasi sejenak sel-sel yang telah rusak. Berbagai makanan yang masuk kedalam tubuh bisa jadi telah memaksa organ tubuh untuk bekerja terus menerus tanpa henti sehingga puasa adalah waktu untuk mengistirahatkan tubuh itu. Dimisalkan kendaraan bermotor, ada masanya untuk dilakukan proses tune-up, pembersihan mesin, agar kerja mesin tetap optimal dan berumur panjang, tetap prima. Jika kendaraan tersebut dinaiki terus tanpa memperhatikan servis berkala maka kendaraan tersebut akan cepat aus. Begitu juga dengan tubuh kita jika kita dapat mengistiratkan sejenak selama 30 hari untuk tidak makan dan minum disiang hari maka tubuh ini akan lebih prima dan berumur panjang daripada terus menerus kita isi dengan makanan karena akan meminta system organ untuk terus bekerja. Ini baru dari sisi kesehatan. Tentu dari sisi spiritualitas akan jauh lebih bermanfaat daripada tidak berpuasa.

Lantas apakah kita masih akan mengeluh dengan berpuasa atau justru bersyukur kepada Allah karena masih diberi kesempatan untuk berpuasa dan bertemu Bulan Ramadhan. Kalimat Allah terakhir mengatakan, jika kamu mengetahui adalah kalimat tantangan Allah untuk hamba-Nya agar mengkaji puasa Ramadhan ini dan terus menerus melakukan kebajikan. Ketidaktahuan kita atas perintah-perintah Allah dalam hal kebajikan telah membuat kita tidak melakukan perintah itu. Semoga Allah terus membimbing kita untuk taat dalam perintah-Nya dan dapat mengungkap rahasia dibalik itu, aamiin yaa rab. Wallahua’lam bisshowab. (Bersambung).

***

*)Oleh: Muhammad Yunus. Dosen Pendidikan Bahasa Inggris FKIP Unisma. Kepala BAKAK UNISMA. Anggota Pengrus PW LP Maarif PWNU Jawa Timur. Alumni PP Nurul Jadid, Probolinggo.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : AJP-5 Editor Team
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES