Kopi TIMES Universitas Islam Malang

Relasi Rasa Bosan dan Menonton TV

Kamis, 07 Mei 2020 - 12:33 | 53.35k
Dr. H. Ahmad Siboy., S.H., M.H, Dosen Pascasarjana dan Pembina UKM Cinta Tanah Air Unisma Malang.
Dr. H. Ahmad Siboy., S.H., M.H, Dosen Pascasarjana dan Pembina UKM Cinta Tanah Air Unisma Malang.
FOKUS

Universitas Islam Malang

TIMESINDONESIA, MALANGStay at home sebagai “perintah” Negara terhadap seluruh warga negaranya demi memperlambat laju perkembangan virus corona, menjadi perintah yang telah membuat warga Negara harus meninggalkan rutinitas aktivitasnya. Warga Negara tidak lagi harus buru-buru mandi di pagi hari, berpakaian rapi dan berdesak-desakan di jalan raya supaya tidak terlambat datang ke tempat memperoleh rezki.

Perintah stay at home dari Negara menjadi perintah dimana setiap warga negara cukup berdiam diri dirumah. Tidak perlu kemana-mana. Hanya dengan tinggal dirumah inilah salah satu cara paling ampuh untuk melumpuhkan peredaran virus corona yang terus mencari mangsa. Tingal dirumah untuk tidak pergi ketempat kerja tentu merupakan sebuah harapan bagi orang-orang yang selama ini disibukkan oleh rutinitas pekerjaan. Para pekerja yang merasa bahwa seakan tidak ada waktu jeda untuk bersantai ria atau bersama keluarga maka pada momentum perintah stay at home inilah harapan tersebut terwujud. Waktu bersama keluarga yang sebelumnya terbatas kini menjadi tak terbatas.

Namun, stay at home tanpa kepastian sampai kapan ternyata juga telah menimbulkan efek bosan. Rasa bosan kini mulai menjangkiti banyak warga Negara yang sudah rindu akan rutinitasnya, rasa bosan karena merasa sangat butuh suasana baru di luar rumah. Berdiam dirumah bersama kelauarga seakan telah menjadi sesuatu yang tak menggaraihkan dan membuat fikiran, akal dan fisik hendak melangkah mencari obat atas kebosanan yang mendera.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Rasa bosan yang dirasakan karena terlalu lama tidak kemana-mana merupakan rasa yang lumrah dirasakan oleh manusia. Manusia merupakan mahkluk hidup yang tentu membutuhkan aktivitas. Manusia tanpa aktivitas tentu ibarat pemaksaan untuk mendiamkan seluruh saraf-sarafnya atau “dipkasa mati dalam hidup”.

Salah satu cara untuk menghilangkan rasa bosan pada saat perintah stay at home adalah menonton televisi. Menonton TV menjadi salah satu alternatif yang dilakukan untuk mengatasi kebosanan. Menonton televisi setidaknya dapat memberikan sedikit hiburan atas kebutuhan suasana baru.

Menonton televisi (Novi) sebagai salah satu alternatif pilihan hiburan dalam menjalani perintah stay at home merupakan pilihan yang tidak dapat disalahkan. Menonton TV setidaknya memberikan beberapa warna. Pertama, dengan menonton televisi akan secara otomatis menambah informasi sebagai asupan gizi kepada otak yang sedang “gersang” akan informasi akibat minimnya aktivitas untuk berfikir.

Dengan menonton Televisi maka berbagai informasi baru dapat diperoleh melalui berbagai tayangan berupa berita, talk show dan lain sejenisnya. Bahkan dengan menonton televisi maka penonton dapat menyaksikan perdebatan para pakar yang beradu analisis dan data atas segala perkembangan terkini.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Kedua, menonton televisi tentu dapat merengangkan otak yang tegang atau lagi banyak fikiran. Pasalnya, tawaran menu yang ditampilkan oleh masing-masing stasiun televisi banyak menawarkan menu yang dapat membuat otak tidak terlalu berat berfikir dan stress. Terdapat banyak stasiun televisi yang menawarkan program yang dapat mengocok perut seperti Ini Ramadhan, Ferbukers dan sinetron seperti Preman Pensiun, Amanah Wali 4 dan lain-lain.

Ketiga, menonton televisi maka seakan mempercepat jalannya waktu. Dengan menonton televisi maka waktu bergerak seakan begitu cepat. Tiba-tiba sudah siang, tiba-tiba sudah sore dan tiba-tiba sudah waktunya berbuka.  Percepatan pergerakan waktu ini tentu merupakan sesuatu yang “sangat” diharapkan untuk menghilangkan rasa bosan yang dicampur kewajiban menjalankan ibadah puasa. Diakui atau tidak, menjalani ibadah puasa dalam kondisi menjalankan perintah stay at home menjadi tantangan tersendiri mengingat seorang manusia harus mampu melawan rasa lapar dan haus sekaligus rasa bosan satukaligus.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

*)Penulis: Dr. H. Ahmad Siboy., S.H., M.H, Dosen Pascasarjana dan Pembina UKM Cinta Tanah Air Unisma Malang.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : AJP-5 Editor Team
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES