Kopi TIMES Universitas Islam Malang

Ngaji Matematika (8): Bilangan 19 dan Shalat

Kamis, 07 Mei 2020 - 06:39 | 192.19k
Abdul Halim Fathani, Pemerhati Pendidikan dan Dosen Pendidikan Matematika Universitas Islam Malang
Abdul Halim Fathani, Pemerhati Pendidikan dan Dosen Pendidikan Matematika Universitas Islam Malang
FOKUS

Universitas Islam Malang

TIMESINDONESIA, MALANGISLAM adalah agama yang dibawa oleh seluruh nabi sejak Nabi Ibrahim as sebagai the founding father of Islam (misalnya lihat QS. 2:67, 130-136; QS .5:44, 111; QS. 3:52). Pesan utama yang disampaikan oleh seluruh nabi sejak Nabi Ibrahim as sampai Nabi Muhammad saw adalah sama, yaitu menyembah Allah swt yang Esa, menunaikan shalat, mengerjakan puasa, membayar zakat dan menunaikan ibadah Haji.

Allah swt menyempurnakan Islam melalui diutusnya Nabi Muhammad saw sebagai Khatam al-Anbiya’. Jadi, praktik shalat, zakat, puasa, dan haji telah dilakukan dan diajarkan oleh nabi-nabi sejak Nabi Ibrahim as. Dari kelima pilar agama Islam, dapat ditunjukkan bahwa semua berkaitan dengan sistem bilangan 19 (kelipatan 19). Sekarang mari kita kupas dulu pilar agama Islam yang ketiga terlebih dulu, Shalat.

Kata Shalat memiliki bentuk jamak ‘Shalawat’. Kata “shalawat” muncul dalam al-Qur’an sebanyak 5 kali. Hal ini menunjukkan bahwa perintah Allah swt untuk melaksanakan shalat 5 kali sehari semalam dikodekan dalam al-Qur’an. Selanjutnya jumlah rakaat dalam shalat dikodekan dengan bilangan 19.

Jumlah rakaat pada Shalat Shubuh, Dzuhur, Ashar, Maghrib, dan Isya’ masing-masing adalah 2, 4, 4, 3, dan 4 rakaat. Jika jumlah rakaat tersebut disusun menjadi sebuah bilangan 24434. Coba, lihat 24434 merupakan bilangan kelipatan 19 atau bisa ditulis 24434 = 19 × 1286.

Sekarang, semua digit dalam bilangan 1286 kalau dijumlahkan akan diperoleh sama dengan bilangan 17, dengan kata lain 17 = 1 + 2 + 8 + 6. Bilangan 17 ini merupakan jumlah rakaat shalat wajib dalam sehari semalam (2 + 4 + 4 + 3 + 4). Sedangkan, untuk hari Jum’at, jumlah rakaat Shalat wajib dalam sehari semalam adalah 15, karena Shalat Jum’at hanya 2 rakaat. Ini juga dapat dikaitkan dengan bilangan 19 (kelipatan 19).

Jika kita buat hari Jum’at sebagai hari terakhir, maka jumlah rakaat shalat mulai hari Sabtu sampai Jum’at dapat ditulis secara berurutan sebagai berikut:

17, 17, 17, 17, 17, 17, 15,

Jika urutan jumlah bilangan rakaat masing-masing hari tersebut kita jadikan menjadi satu bilangan, maka menjadi bilangan: 17171717171715. Sekali lagi,  bilangan 17171717171715 tersebut merupakan bilangan dengan kelipatan 19, yang bisa ditulis  19 x 903774587985.

Masih ada lagi, sekarang kita lihat dari bilangan Kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dari bilangan rakaat shalat wajib 5 waktu (2, 4, 4, 3, dan 4) dalam sehari semalam, yaitu 12.

12 : 2 = 6

12 : 4 = 3

12 : 4 = 3

12 : 3 = 4

12 : 4 = 3

Jika bilangan 6, 3, 3, 4, dan 3 tersebut kita jumlahkan, maka akan diperoleh:

6 + 3 + 3 + 4 + 3 = 19.

Inilah sebagian ‘kecil’ struktur bilangan 19 dalam ‘Shalat’. Apakah ini semua merupakan suatu ‘kebetulan’? Ataukah memang ‘sengaja’ disiapkan oleh Allah swt, agar kita bisa mempelajari ayat-ayat Allah swt yang terkandung secara tersirat? Yang jelas, dengan mengungkap rahasia kode bilangan 19 ini, akan dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah swt. Semoga. [ahf]

***

*)Oleh: Abdul Halim Fathani, Pemerhati Pendidikan dan Dosen Pendidikan Matematika Universitas Islam Malang.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : AJP-5 Editor Team
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES