Kopi TIMES

Belajar Kehidupan di Bulan Ramadhan

Senin, 04 Mei 2020 - 04:38 | 67.31k
Noor Shodiq Askandar, Ketua PWLP Maarif NU Jatim dan Wakil Rektor 2 Unisma Malang
Noor Shodiq Askandar, Ketua PWLP Maarif NU Jatim dan Wakil Rektor 2 Unisma Malang

TIMESINDONESIA, MALANG – Suatu saat saya punya kesempatan berdiskusi dengan Prof. Ir. H.M. Nuh, DEA. Beliau Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia pada masa presiden Susilo Bambang Yudoyono. Seorang menteri yang punya pemikiran bagus dalam dunia pendidikan. Saya sendiri menganggap beliau adalah salah saorang yang menginspirasi saya dalam pengembangan pendidikan di Indonesia, khususnya di kalangan Nahdlatul Ulama’.

Kesempatan berdiskusi-pun saya pergunakan untuk menanyakan kebijakan beliau saat menjadi menteri tentang Kurikulum 2013. Prof Nuh demikian saya biasa memanggil, kemudian menjawab bahwa inspirasi pengembangan kurikulum tersebut didapat saat membuka Al Qur’an di tempat dimana doa insyaallah terkabulkan (raudhah). Tepatnya beliau membuka suarat ketiga (Al Imron) dalam kitab suci tersebut.

Saat ramadhan saya jadi teringat kembali atas jawaban tersebut dan berusaha untuk mencarinya. Kenapa bulan ramadhan ? karena bagi saya di bulan ramadhanlah saat terbaik untuk banyak belajar kehidupan, termasuk didalamnya yang terkait dengan pendidikan.

Setelah baca, saya banyak menemukan pembelajaran dalam kehidupan di surat tersebut. Ada dua ayat yang menarik, karena oleh Prof Nuh dikaitkan dengan kebijakan pendidikan yang ditetapkan.

Pertama, ayat 103 yang “Dan berpegang teguhlah kamu semua pada tali (agama) Allah dan janganlah kamu bercerai berai. Dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika dahulu (masa jahiliyah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara (al ayat).

Dalam konteks keilmuan (meski tidak terkait langsung), makna yang terkandung adalah dengan ilmu harus dapat mempersatukan, dan bukannya malah mencerai beraikan. Ilmu dikembangkan untuk meningkatkan harkat dan martabat ummat manusia agar kehidupannya menjadi lebih baik dengan tetap berpegang teguh kepada agama sebagai landasan utama. 

Semua bisa didapat dengan ilmu baik dunia maupun akhirat. Carilah dunia dengan ilmu, carilah akhirat dengan ilmu, dan carilah keduanya dengan ilmu. Pendek kata dengan ilmu maka derajat kita akan dinaikkan oleh Allah swt. Hal ini sebaimana dalam Al Qur’an bahwa Allah swt akan menaikkan derajat diantara kamu sekalian bagi yang berilmu (yarfa’illahulladzina aamanu minkum walladzina utul’ilma darojat).

Kedua, memperhatikan surat al Imron ayat 110 yang artinya : Kamu (ummat Islam) adalah ummat terbaik yang dilahirkan untuk ummat manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. 

Terkait dengan keilmuan, tentu ilmu akan selalu mengajarkan ummat manusia kepada jalan kebaikan dihadapan Allah swt dan mencegah kepada kemunkaran. Tidak ada ilmu yang mengajarkan dan mengarahkan pada keburukan dan kerusakan. Yang membuat rusak bumi dan seisinya itu karena tangan-tangan manusia. Makin tinggi ilmu yang dimiliki, maka makin baik ahlaqnya dan makin tahu kekurangannya dihadapan Allah swt. Dalam pameo kuno : makin tua tanaman padi, maka makin menunduk pula padi itu, karena semakin berisi.

Inilah esensi ilmu yang sebenarnya. Selalu mengarahkan kepada hal hal yang baik dan mengurangi hal yang buruk. Makin banyak ilmunya, maka makin bermanfaat hidupnya bagi sebagian besar ummat manusia. Ilmu juga tidak hanya persoalan pengetahuan, akan tetapi juga menyangkut sikap dan perilaku sesorang dalam menjalankan kehidupan. Bagaimana dengan anda ??

*) Oleh : Noor Shodiq Askandar, Ketua PWLP Maarif NU Jatim dan Wakil Rektor 2 Unisma Malang.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

***

**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES