Kopi TIMES Universitas Islam Malang

Virtual Travelling, Obat Kejenuhan Saat Pandemi

Minggu, 03 Mei 2020 - 11:14 | 65.08k
Ganjar Setyo Widodo, Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Islam Malang (UNISMA).
Ganjar Setyo Widodo, Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Islam Malang (UNISMA).
FOKUS

Universitas Islam Malang

TIMESINDONESIA, MALANG – Pada masa pandemi covid-19 seperti ini, mobilitas manusia terbatas. Waktu luang yang banyak di rumah, mengaharuskan seseorang harus menjaga mood nya agar tidak bosan dengan keadaan. Untuk menjaga mood agar tetap betah di rumah, diperlukan kegiatan yang produktif dan kreatif di samping harus mengerjakan tugas-tugas perkerjaan. Apalagi yang harus karantina mandiri. Orang yang mengharuskan dikarantina mandiri, haruslah bisa juga menjaga emosinya agar stabil dan tenang.

Beberapa jam lalu, diberitakan (01/05/2020, kompas.com) bahwa ada 4 kasus pasien positif covid-19 yang kabur karena jenuh dengan situasi. Tidak ada kegiatan yang sifatnya rekreatif. Yang ada hanya kejenuhan-kejenuhan yang menumpuk. Sedangkan masyarakat yang tidak terkena covid-19 pun, harus kreatif juga untuk mengatasi kejenuhan. Terlebih yang memiliki anak seusia sekolah.

Virtual Travelling salah satu hal yang mungkin bisa kita lakukan untuk mengatasi hal tersebut. Virtual Travelling adalah kegiatan “berselancar” di dunia maya dengan mengunjungi situs/website tertentu yang menyediakan paket tur secara virtual. Penyedia tur akan mengajak seluruh pengguna untuk seolah-olah berada pada lokasi tersebut dan berwisata layaknya turis.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Khusus untuk anak usia sekolah, berikut ini Virtual Travelling yang bisa menjadi referensi orang tua.

1.    Virtual Travelling ke Museum

Museum adalah tempat yang diperuntukkan bagi masyarakat umum. Museum berfungsi mengumpulkan, merawat, dan menyajikan serta melestarikan warisan budaya masyarakat untuk tujuan studi, penelitian dan kesenangan atau hiburan. Anak-anak usia sekolah biasanya diajak oleh guru mereka untuk berkeliling museum pada waktu-waktu tertentu. Dengan kemajuan teknologi sekarang ini, berkunjung ke museum bisa kapan saja dan dimana saja.

Berikut daftar museum yang terkenal dan biasa dikunjungi:

a. Museum Nasional Indonesia, https://www.museumnasional.or.id/en/virtual-tour
b. Museum Kepresidenan Balai Kirti Indonesia, https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/muspres/
c. Museum Kebangkitan Nasional Indonesia, https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/muspres/
d. Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran Indonesia, https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpsmpsangiran/
e. British Museum London, https://britishmuseum.withgoogle.com/
f. Guggenheim Museum, New York, https://artsandculture.google.com/partner/solomon-r-guggenheim-museum?hl=en
g. National Gallery of Art, Washington, D.C., https://artsandculture.google.com/partner/national-gallery-of-art-washington-dc?hl=en
h. Musée d’Orsay, Paris, https://artsandculture.google.com/partner/musee-dorsay-paris?hl=en
i. National Museum of Modern and Contemporary Art, Seoul, https://artsandculture.google.com/partner/national-museum-of-modern-and-contemporary-art-korea?hl=en
j. Pergamon Museum, Berlin, https://artsandculture.google.com/entity/pergamon/m05tcm?hl=en

Dan masih banyak lagi.

2.    Virtual Travelling ke alam terbuka

Virtual traveling ke alam terbuka bisa dilakukan dengan kecanggihan teknologi. Dengan bermodal koneksi internet kita bisa mengunjungi tempat-tempat yang mungkin seumur hidup  kita tidak mungkin bisa menuju ke sana. Misalnya ke Paris, Perancis; Grand Canyon, Arizona; Taman Nasional Yosemite, California; Taman Nasional Pegungungan Rocky, Colorado; Taman Safari Longleat, Inggris; dan masih banyak lagi. Dengan mengunjungi situsnya, pengunjung akan diajak untuk berkeliling melihat air terjun, gunung, matahari terbenam, hewan endemik, tanaman endemik dan masih banyak lagi. Orang tua bisa mendampingi anak mereka untuk mengunjungi situs-situs tersebut untuk mengurangi kejenuhan.

3.    Virtual Travelling ke Perpustakaan

Traveling ke perpustakaan bisa menjadi pilihan untuk orang tua menemani anak-anak selama masa pandemi covid-19. Seperti yang kita ketahui bahwa keadaan rata-rata perpustakaan di Indonesia masih jauh dari standar. Dengan adanya perpustakaan virtual, anak akan diajak mempunyai wawasan terhadap perpustakaan yang berstandar Internasional. Misalnya Perpusnas, Perpustakaan yang dimiliki oleh Indonesia. Dengan mengunjungi perpustakaan Nasional, anak bisa menemukan koleksi buku langka, buku umum, koleksi audio visual, peta, dan lukisan. Selain ke  Perpustakaan Nasional, orang tua juga bisa mengunjungi Perpustakaan Digital Dunia yang dikelola oleh Unesco dan Library of Congres miliki amerika serikat. Misi pembentukan perpustakaan ini adalah untuk mengembangkan pemahaman antarbangsa dan -budaya, memperluas kandungan variasi dan isi pada internet, menyediakan bahan dasar pengajaran bagi pengajar, sarjana, dan peminat umum, serta untuk memperkuat kemampuan lembaga-lembaga mitra untuk mempersempit kesenjangan digital intra- maupun antarnegara. Perpustakaan ini menyediakan berbagai material sumber primer dari berbagai kebudayaan dunia secara bebas biaya dan dalam format multibahasa, seperti manuskrip, peta, buku langka, partitur musik, rekaman, film, cetakan, foto, rancangan arsitektur, dan berbagai bahan budaya lainya.

Dan, sebenarnya masih banyak sekali lokasi yang menyediakan sarana virtual. Selamat mencoba!.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

*)Penulis: Ganjar Setyo Widodo, Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Islam Malang (UNISMA).

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : AJP-5 Editor Team
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES