Kopi TIMES Universitas Islam Malang

Tadarus Alquran dan Vaksin Covid-19

Sabtu, 02 Mei 2020 - 02:00 | 61.98k
Moh. Badrih, Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia/Aktivis Remaja Masjid Kota Malang/Pengurus Ponpes Al-Madani Kota Malang.
Moh. Badrih, Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia/Aktivis Remaja Masjid Kota Malang/Pengurus Ponpes Al-Madani Kota Malang.
FOKUS

Universitas Islam Malang

TIMESINDONESIA, MALANG – Tiada bahasa yang indah melebihi ayat-ayat yang tertulis dalam kitab suci Al Quran. Setiap ayat yang terdapat di dalamnya merupakan sumber pengetahuan yang tidak akan pernah tuntas dalam ratusan bahkan ribuan penelitian. Demikian juga dengan paparan isinya tidak akan pernah selesai dalam puluhan ribu penafsiran. Itulah mukjizat yang diberikan kepada Rasullullah untuk kita jadikan pedoman sampai akhir kehidupan.

Di bulan puasa ini, kita sering mengintensifkan membaca Al Quran, baik siang ataupun malam hari. Di sela-sela kesibukan kita, terkadang kita rindu untuk membaca ayat-ayat indah dalam Al Quran. Demikian cintanya kita kepada Al Quran, terkadang kita menghatamkannya sekali selama Ramadhan, ada yang dua kali, bahkan ada yang melebihi sepuluh kali khatam selama Ramadhan. Semua itu sebagai bentuk kecintaan kita kepada warisan Rasulullah.

Pada bulan Ramadhan di masjid dan di mosholla terdapat tradisi tadarus Alquran. Tradisi membaca Alquransecara bergiliran; satu membaca dan yang lain menyimak. Hal ini dilakukan untuk melatih kelancaran dan kejelian diri dalam membaca Al Quran. Tadarus bertujuan untuk melihat dan mempelajari kandungan yang terdapat dalam Al Quran. Selain dua hal tersebut, tadarus Al Quran yang kita lakukan setiap saat, lebih-lebih saat bulan Ramadhan dapat digunakan sebagai media mengoreski cetakan isi Al Quran yang satu dengan cetakan yang lain. 

Walaupun pada masing-masing Al Quran sudah ada pentashihnya dan ada penanggung jawab penerbit, tetapi umat muslim wajib menjadi pentashih secara umum agar kandungan Al Quran tatap murni. Dengan kegitan taradus yang intensif selama bulan Ramadhan kalangan umat muslim dapat mempelajari sekaligus mongoreksi kembali berbagai cetakan Al-Quran yang ada di tengah-tengah masyarakat. Hal ini, akan menambah khidmat tersendiri bagi umat muslim secara umum.

Dengan membaca atau tadarus di bulan Ramadhan, maka pahala yang kita dapatkan semakin banyak. Satu huruf dari ayat Al Quran yang kita baca akan mendapatkan sepuluh kali lipat kabajikan (H.R. At-Tirmidzi). Apalagi dibaca intensif pada bulan Ramadhan. Namun demikian, mukmin sejati tidak akan pernah mengharap apa-apa dari Allah, kecuali untuk memperoleh ridha-Nya. Membaca Al Quran dengan penuh khusuk dan tawadduk akan menjadikan hati kita tenang, karena sejatinya, saat kita membaca Alquran, kita berkomunikasi dengan Allah, Dzat yang menciptakan kita.

Semakin sering kita berkomunikasi dengan Allah melalui membaca Al Quran. Pikiran-piran negatif kita kepada segala sesutu akan berkurang. Justru sebaliknya, pikiran kita akan memancarkan pikiran-pikiran positif kepada orang lain dan kepada semua hal yang kita lihat. Saat pikiran positif ini telah terpancar dari dalam diri kita, maka batin kita akan merasakan kedamaian. Kemadaian yang akan menjadi obat bagi semuanya termasuk fisik kita yang sakit. Allah berfirman dalam Al Quran. “Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang mu’min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar.” (QS. Al Isra ayat 9).

Di bulan puasa 144i H ini, Allah menguji keimanan kita dengan Covid-19. Penyakit ini sungguh meresahkan samua lapisan masyarakat. Seperti ada perubahan besar dari siklus kehidupan. Namun, orang-orang yang istiqomah dalam membaca Al Quran, sedikitpun tidak ada rasa khawatir dalam dirinya. Sebaliknya, dalam dirinya semakin timbul rasa mahabbah kepada Allah Swt. 

Bagi orang-orang yang istiqomah bertadarus, membaca Al Quran sebagai sarana untuk mempererat tali persaudaraan sesama muslim. Dengan demikian hubungan mereka tidak akan pernah putus. Ketika jarak sudah menjadi pemisah karena Covid-19, para pecinta Al Quran menggunakan media sosial sebagai sarana tadarus.

Tidaklah mustahil, jika vaksin Covid-19 yang ditunggu banyak orang muslim bahkan orang-orang di seluruh belahan dunia akan ditemukan dari Al Quran. Hal ini sesuai dengan janji Allah bahwa “Sesungguhnya Alquran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang mu’min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar.” (QS. Al Isra ayat 9). 

Alquran adalah ‘Qodimullah’. Setiap huruf dan ayat yang terdapat di dalamnya adalah sebuah kebenaran. Oleh karena itu, harus ada langkah selanjutnya untuk memahami Al Quran secara kaffah, merenungkannya dan memulai mengadakan penelitian pada berbagai hal, sesuai dengan petunjuk Allah yang terdapat dalam Al Quran. Maka, vaksin yang ditunggu-tunggu oleh jutaan orang akan lahir di tangan orang yang dikehendaki oleh Allah. Apakah itu, seorang ulama atau para pakar pengetahuan dan teknologi yang berkonsentrasi di bidang tersebut, bahkan tidaklah mustahil jika vaksin tersebut akan ditemukan oleh seorang petani yang tinggal di lereng gunung yang sangat terpencil.

Puasa adalah momentum untuk membentuk kita menjadi hamba-hamba yang bertakwa kepada Allah. Semoga dengan ketakwaan kita kepada-Nya, Allah senantiasa akan memberikan petunjuk kepada kita termasuk menemukan solusi dari berbagai kesulitan yang kita alami dalam hidup ini. 

***

*)Oleh: Moh. Badrih, Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia/Aktivis Remaja Masjid Kota Malang/Pengurus Ponpes Al-Madani Kota Malang.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : AJP-3 Editor Team
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES