Kopi TIMES

Puasa Membentuk Sikap Qona'ah

Jumat, 01 Mei 2020 - 17:08 | 120.42k
Imam Safi’i,S.Pdi, M.Pd, Dosen Fakultas Agama Islam, Kabag Keagamaan UNISMA.
Imam Safi’i,S.Pdi, M.Pd, Dosen Fakultas Agama Islam, Kabag Keagamaan UNISMA.

TIMESINDONESIA, MALANG – Qana’ah adalah sifat merasa cukup. Diberi banyak cukup dan diberi sedikit cukup. Mencari orang yang mempunyai sifat qanaah bertambah sulit, karena kebanyakan orang itu mempunyai sifat tidak puas atas apa yang sudah dimilikinya. Seorang yang mempunyai penghasilan besar atau pejabat dengan penghasilan tinggi akan tetapi justru banyak terjebak dengan korupsi dan melakukan penipuan kepada orang lain. Mengapa hal ini bisa terjadi karena orang yang kaya itu tidak bisa menahan hawa nafsunya untuk tidak berbuat sesuatu yang dilarang oleh Allah swt.

Sebaliknya jangan anggap bahwa orang yang tidak mempunyai kekayaan lebih tidak bisa qona’ah,justru banyak orang dengan hidup sederhana tapi mampu merasakan kenikmatan hidup,karean dihati merasa cukup apa yang sudah diberikan Allah swt kepadanya.

Didalam menunaikan puasa sebenarnya bisa membuat manusia lebih bisa menerima rizki dengan rasa cukup,tidak terus merasa kurang dan menyalahkan Allah  swt, karena puasa sendiri mempunyai arti menahan,bisa dimaknai dalam konteks ini ialah menjadikan mansuia yang berpuasa bisa menahan dari perilaku tidak merasa cukup dari pemberian Allah swt atau bisa menahan sikap untuk selalu serakah pada dirinya.

Belajar dari puasa Ramadhan,mulai dari mampu menahan makan,minum dan berhubungan badan disiang hari, menahan berbuka terlalu banyak dan menghindari makanan atau minuman haram, dan menahan dirinya untuk tidak melakukan kemaksiatan. Belajar dari sini semua seharusnya ummat Islam setelah selesai dari puasa Ramadhan mempunyai sikap yang sangat qona’ah. Sudah dijelaskan di hadist Rosulullah “ sungguh beruntung orang yang diberi petunjuk dalam Islam,diberi rezeki yang cukup dan qona’ah (merasa cukup) dengan rizki tersebut (HR. Ibnu Majah).

Sikap qona’ah memberikan banyak manfaat kepada ummat manusia, setidaknya ada beberapa kemanfaatan tersebut: Pertama, mudah bersyukur. Orang yang mempunyai sikap qona’ah akan sangat mudah dirinya untuk terus bersyukur kepada Allah swt atas semua nikmat yang sudah diberikan kepadanya. Dijelaskan dalam hadist Rosulullah : “pandanglah orang yang berada dibawahmu (dalam masalah harta dan dunia) dan janganlah engkau pandang orang yang berada di atasmu ,dengan demikian, hal itu akan membuatmu tidak meremehkan nikmat Allah swt padamu (HR.Muslim).

Kedua, menjauhkan diri dari hasad, orang yang merasa cukup dengan nikmat yang diberikan oleh Allah kepada dirinya tidak akan mungkin akan iri dengan nikmat yang diberikan kepada orang lain,apalagi sampai menginginkan hilang kenikmatan itu pada orang lain. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Umatku akan ditimpa penyakit berbagai umat terdahulu.” Para sahabat berkata, “Wahai Rasulullah, apa saja penyakit umat-umat (terdahulu)?” Rasulullah berkata, “Kufur Nikmat, menyalahgunakan nikmat, saling berlomba memperbanyak dunia, saling berbuat najsy (mengelabui dalam penawaran), saling memusuhi, dan saling hasad-menghasadi hingga timbulnya sikap melampaui batas (kezaliman).” (HR. Al-Hakim dan Ath-thabrani).

Ketiga, Bisa menikmati hidup. Orang yang qona’ah sangat mungkin lebih bisa merasakan kenikmatan hidup,karena dengan rasa cukup apa yang dimilikinya ,hatinya akan tenang dan tidak gampang terpengaruh dengan orang lain untuk melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan aturan agama.
Maka dari sinilah sikap qonaah harus muncul dari ummat Islam yang sudah mampu menjalankan puasa Ramadhan,tidak hanya menahan dari tidak makan dan minum serta berhubungan badan disiang hari tapi mampu mewujudkan sikap qona’ah dalam dirinya. Semoga kita termasuk orang yang qona’ah dalam menghadapi hidup.

***

*)Oleh: Imam Safi’i,S.Pdi, M.Pd, Dosen Fakultas Agama Islam, Kabag Keagamaan UNISMA.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

***

**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES