Kopi TIMES

Ghirah Ramadhan 1441 H Menuju Insan Bertakwa

Selasa, 28 April 2020 - 09:58 | 143.76k
Kukuh Santoso, M.Pd.I, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI), Ketua Takmir Masjid Ainul Yaqin Unisma.
Kukuh Santoso, M.Pd.I, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI), Ketua Takmir Masjid Ainul Yaqin Unisma.

TIMESINDONESIA, MALANG – Semangat ramadhan ini dalam 12 bulan yang ada, ada salah satu bulan yang paling ditunggu-tunggu oleh seorang mukmin, yaitu bulan Ramadhan, dimana dalam bulan ini kita berlomba-lomba untuk melakukan kebaikan karena bulan Ramadhan adalah bulan suci yang didrindukan umat islam, keindahan dan kekhusukan hari-harinya adalah sesuatu yang sulit didapatkan dihari biasa sehingga tak heran kalau dibulan suci ini begitu banyak hal yang istimewa bagaimana tidak  ibadah kita dilipat gandakan oleh allah swt mulai dari sahur dan berbuka kita, terawih kita, tadarrus kita shadaqah kita,Sebagaimana dalam sebuah hadist :

"Segala amal kebajikan anak Adam itu dilipat-gandakan pahalanya kepada sepuluh hinggalah ke 700 kali ganda. Allah berfirman: 'Kecuali puasa, sesungguhnya puasa itu adalah untuk-Ku dan Aku memberikan balasan kepadanya karena dia telah meninggalkan syahwat dan makan minumnya karena Aku'." (Hadist riwayat Muslim). namun hari ini keindahan, kenikmatan, kegembiraan dan keceriaan bulan suci benar-benar diuji oleh allah swt dengan wabah virus corona.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Bagi seorang hamba Allah, kita yakin dan percaya pastilah wabah ini agar segera berlalu, kita tetap optimis covid-19  tidak akan mengurangi semangat kita untuk tetap memuliakan bulan suci ramadhan, kita tetap menyambut keadatangan bulan suci ini dengan gegap gempita semangat beribadah meski ibadah kita, kita lakukan dari rumah stay home . Sebagaimana hadist berikut "Barangsiapa bergembira dengan masuknya bulan Ramadhan, maka Allah akan mengharamkan jasadnya masuk neraka. (Nash riwayat ini disebutkan di kitab Durrat An-Nasihin) bergembira menyambut datangnya bulan suci saja kita sudah diharamkan jasad kita oleh allah, apalagi kita bergembira melaksanakan rukun islam yang ke empat ini dengan penuh suka cita pastilah allah swt melipat gandakan pahala puasa kita meskipun di tengah duka cita kondisi bangsa, Bukan hanya amal kebajikan saja yang allah lipat gandakan menjadi amal jariyah, namun juga  amal buruk pun pasti akan dilipat gandakan ketika dosa yang kita lakukan diturunkan kepada orang lain pastilah menjadi dosa jariyah, semua keburukan yang dilakukan pasti mendapatkan dosa, meski bulan Ramadhan adalah bulan yang suci, tapi bagi orang yang suka melakukan maksiat, bulan Ramadhan adalah bulan yang paling ia benci.

Maka karena bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh ampunan, marilah untuk meninggalakan segala maksiat dan mulailah berlomba-lomba untuk melakukan amal kebajikan fastabiqul khairat. Karena tak tau apakah umur kita akan sampai lagi pada bulan Ramadhan yang akan datang kembali.

Tapi meski bulan Ramadhan adalah kesempatan untuk bertobat kepada Allah, bukan berarti kita melakukan kebajikan hanya di bulan ini saja, tapi dibulan-bulan yang lain pun kita harus tetap selalu melakukan kebaikan, karena kita tak tau kapan ajal menjemput kita. Semua telah ditaqdirkan Allah swt. Untuk berjaga-jaga dari itu semua, sudah sepatutnya kita harus selalu dekat dengan-Nya dan selalu dalam kondisi mengingat-Nya.

Oleh karena itu agar kita bisa mengisi bulan ramadhan dengan ibadah secara maksimal maka kita harus memiliki bekal minimal bekal nafsiyah kita, ilmu, jasadiyah, maliyah dan mempersiapkan dengan tekad dan bulat anggota keluarga, ketika berada dirumah (stay home)  untuk melaksanakan amaliyah-amaliyah ibdah puasa menuju derajat takwa. Semangat dan bekal itu diantaranya adalah:

1.       Bekal nafsiyah yaitu mempersiapkan jiwa spritual psikis kita untuk melatih dan meperbanyak amaliyah-amaliyah bulan suci ramadhan (shalat terawih, tadarrus, membaca al-qur’an, shadaqah jariyah dll) dengan semangat Fastabiqul khairat  untuk  mendekatkan hati kita kepada tuhan dan meraih derajat tertinggi disisi allah swt.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

2.       Bekal ilmu yaitu wawasan dan pemahaman mengenai fiqih puasa secara maksimal

sangat dianjurkan, karena wawasan dan pemahaman fiqih puasa dengan baik dan benar mengantarkan kepada kesempurnaan ibadah puasa kita. Karena fiqih melebihi segala ilmu sebagaimana sabda rasul:  “ barang siapa yang dikehendaki allah menjadi orang baik disisinya, dijadikan-Nya orang ahli agama”.

3.       Bekal jasadiyah yaitu kondisi fisik yang prima dan sehat  secara dhohir dalam melaksanakan ibadah puasa, karena ketika kondisi tubuh kita yang sehat dan prima, maka kita tidak terhalang secara dhohir untuk melaksanakan amaliyah-amaliyah bulan suci ramadhan, bahkan ramadhan menjadi pemacu semangat didalam hidup dalam mencari rizqi, ilmu dan amaliyah bulan suci ramadhan, untuk itu baik kiranya kita menjaga pola dan asupan makan kita ketika berbuka dan sahur.

4.       Bekal maliyah yaitu kondisi keuangan yang cukup dalam menjalankan ibadah puasa, karena meskipun kita berpuasa tidak makan dan tidak minum, namun pengeluaran financial di bulan ramadhan sangat luar biasa. Maka menjaga dan mengatur pengeluaran keuangan kita setidaknya bisa membuat kita bertahan dalam situasi dan kondisi seperti ini. Karena selain kebutuhan rumah tangga, kita punya kewajiban yang harus kita tunaikan yaitu zakat fitrah,sedekah  dan juga zakat mal bagi yang diberikan kelebihan rizqi oleh allah swt. Sebagaimana sabda nabi: “seutama-utamanya sedekah paling utama adalah sedekah dibulan suci ramadhan”.

5.       Bekal untuk keluarga, artinya disaat kondisi dan situasi bangsa kita yang terdampak pandemi covid-19 maka stay home berada dirumah menjadi pilihan utama, momentum stay home inilah kita jadikan sebagai sosok teladan,panutan dan contoh (role model) bagi anak-anak ,istri dan keluarga kita bersama selama menjalankan ibadah puasa untuk mentrasnfer pengetahuan tentang puasa, sehingga kita menjadikan rumah kita adalah surga kita.

Semoga ramadhan 1441 H dalam situasi dan kondisi bangsa ini tidak mengurangi semangat menjalankan ibadah puasa, bahkan momentum ini kita jadikan sebagai pemacu semangat kita untuk berlomba-lomba dalam kebaikan untuk melaksanakan amaliyah-amaliyah bulan suci ini dengan sempurna dan akhirnya kita bisa sampai pada derajat takwa.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

*)Penulis: Kukuh Santoso, M.Pd.I, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI), Ketua Takmir Masjid Ainul Yaqin Unisma.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : AJP-5 Editor Team
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES