Kopi TIMES Universitas Islam Malang

Jangan Lanjutkan Menghabisi Generasi

Jumat, 24 April 2020 - 12:29 | 49.95k
Sunardi, Ketua Program Studi Magister Kenotariatan Universitas Islam Malang (UNISMA).
Sunardi, Ketua Program Studi Magister Kenotariatan Universitas Islam Malang (UNISMA).
FOKUS

Universitas Islam Malang

TIMESINDONESIA, MALANG – Disaat orang nyaris semua berfikir bahwa virus Corona atau Covid-19 adalah pembunuh yang paling ditakuti atau mengerikan dewasa ini, maka ini sama halnya dengan mengabaikan kalau sebenarnya “pembantai” atau virus yang sudah mengorbankan nyawa banyak generasi hingga kini adalah pengedaran narkoba. Narkoba yang disalahgunakan dalma konsumsinya ini dari hari ke hari terus menghabisi anak-anak bangsa.

Trend perkembangan kejahatan atau penyalahgunaan Narkoba dari waktu ke waktu menunjukkan kecenderungan yang semakin meningkat, bahkan kasus-kasus yang terungkap oleh jajaran Kepolisian RI hanyalah merupakan fenomena gunung es, yang hanya sebagian kecil saja yang tampak di permukaan sedangkan kedalamannya tidak terukur.

Peningkatan tersebut antara lain terjadi karena pengaruh kemajuan teknologi, globalisasi dan derasnya arus informasi yang menggoda atau menghanyutkan para generas, disamping yang tidak kalah pentingnya karena keterbatasan yang dimiliki oleh aparat penegak hukum dalam melakukan pemberantasan penyalahgunaan Narkoba.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Jika kita baca dalam beberapa realitas, penanggulangan penyalahgunaan Narkoba di Indonesia saat ini belum atau kurang optimal, belum terpadu dan belum menyeluruh (holistik), sehingga belum mencapai hasil yang diharapkan, yang mengakibatkan munculnya kesan kalau pengedar narkoba masihlah yang jadi pemenang atau penentu nasib bangsa kini dan mendatang.

Kondisi sangat memprihatinkan dapat kita temukan, bahwa peredaran gelap narkoba dalam beberapa tahun terkahir perkembangannya sangat cepat dan meluas (masif). Peredarannya bahkan sampai di kota dan di desa sampai kepada pelajar tingkat Sekolah Dasar (SD).

Selain itu, kita juga dihadapkan dengan realitas, bahwa pemberantasannya tergolong masih sulit dilakukan karena jaringannya sangat luas, tersusun rapi, bahkan tidak jarang, ada sejumlah oknum apparat yang bisa terlibat dalam jaringan pengedarannya.

Berbagai strategis aparat untuk menjaring narkoba sudah banyak dilakukan, namun strategi ini seolah terus berpacu dengan strategi ynag ditebar kalangan pengedar.   Ini dibuktikan bahwa saat ini Indonesia bukan hanya menjadi negara transit, namun juga telah berubah menjadi negara konsumen, produsen, dan  bahkan pengekspor (distributor global) narkoba.

Meski begitu, apresiasi atas kinerna Polri juga harus disampaikan. Sayangnya keberhasilan yang telah dilakukan oleh Polri dalam mengungkap para pelaku dan pabrik-pabrik narkoba di Indonesia tidak atau belum membuat para pelaku tersebut jera. Mereka seolah ditantang oleh Polri untuk adu strategi dan “lari cepat” untk mencapai finis.

Akibat perkembangan permasalahan narkoba, makin menunjukkan bahwa peredaran dan penyalahgunaan narkoba tersebut sudah menjadi ancaman yang sangat serius bagi masa depan bangsa Indonesia. Dari data statistika yang dimiliki oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) misalnya (minimal sebelum Corona jadi wabah), peredaran shabu (methamphetamine) terus meningkat.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Kalau di zaman dulu, peredaran narkoba melalui perdagangan sehingga banyak beredar di sekitar pelabuhan terutama pantai utara Jawa, dan sebagian kepedalaman melalui jalur darat. Berbeda dengan sekarang,  dimana lalu lintas narkoba baik yang diproduksi di dalam negeri maupun yang diselundupkan oleh orang asing, melalui banyak jalur dan dengan berbagai macam modus operandi.

Peredaran narkoba tersebut sangat marak di kota-kota besar seperti di tempat hiburan malam, bar, diskotik, pemukiman, dan hotel-hotel tertentu, bahkan para pelaku membuat pabrik narkoba di apartemen dan di komplek perumahan mewah untuk mengelabui petugas, yang kesemua ini berelasi dengan masih strategisnya pasar pengedaran dari kalangan muda.

Penyalahgunaan narkoba seperti di kalangan remaja atau mahasiswa, serta anggota masyarakat lainnya, termasuk bentuk penyalahgunaan yang memprihatinkan, karena  bukan hanya dari segi kuantitas, tetapi juga dari segi kualitas penyalahgunaannya yang berdampak meluas,  seperti akibatnya pada diri sendiri hingga penularannya pada anggota masyarakat lain.

Memang dewasa ini kejahatan narkotika dan obat-obatan terlarang (narkoba) lainnya telah bersifat transnasional yang dilakukan dengan modus operandi yang tinggi dan teknologi yang canggih. Aparat penegak hukum sangat diharapkan mampu mencegah dan menanggulangi kejahatan tersebut guna meningkatkan moralitas dan kualitas sumber daya manusia di Indonesia khususnya bagi generasi penerus bangsa.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Meskipun dalam pelaksanaannya sudah jelas bahwa Polri merupakan garda terdepan dalam hal pencegahan dan pemberantasan Narkoba bahkan Polri sendiri telah menempatkan Narkoba sebagai kasus yang mendapat perhatian serius atau diutamakan, namun tugas berat tersebut tentunya tidak akan berhasil tanpa adanya dukungan dari semua element masyarakat. Masyarakat wajb menyadari, bahwa menyelamatkan atau melindungi generasi bukan hanya tugasnya polri, tetapi juga amanat dirinya, apalagi penyakit atau virus ini terjadi dan tumbuh berkembangnya di tengah masyarakat.

*)Penulis: Sunardi, Ketua Program Studi Magister Kenotariatan Universitas Islam Malang (UNISMA).

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : AJP-5 Editor Team
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES