Kopi TIMES Universitas Islam Malang

Saya Malu Jadi Aktivis

Minggu, 19 April 2020 - 14:28 | 136.51k
Akhmad, Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Islam Malang (UNISMA), aktif di Gerilya Literasi dan Pelangi Sastra Malang.
Akhmad, Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Islam Malang (UNISMA), aktif di Gerilya Literasi dan Pelangi Sastra Malang.
FOKUS

Universitas Islam Malang

TIMESINDONESIA, MALANG – Ketika saya melihat anak kecil, orang tua di pinggir jalan di trotoar merasakan kerasanya hidup bergantung pada orang lain, makan sisa orang lain, bahkan tempat tinggal yang tidak layak belum memiliki. Sebagai mahasiswa merasa gagal menjadi aktivis. Selamat Harlah ke 60 Organisasi Pergerakan Islam Indonesia (PMII) semoga hal-hal baik menyertainya.

Dalam hemat saya seorang aktivis apapun bentuknya, bergerak dalam ranah apapun yang menjadi toluk ukur utama ialah pencapaian, atau dikenal dengan perubahan. Perubahan yang memberikan dampak secara signifikan, dalam konteks pribadi dan sosial. Tujuan dari sebuah kelompok organisasi apapun itu bentuknya. Tentu, semua memiliki tujuan baik tanpa terkecuali. Sebab tujuan baik dari organisasi bukan ideal secara bersama melainkan ideal secara kolompoknya masing-masing. Sebab tujuan perubahan setiap organisasi memiliki to-poksi sendiri, sesuai gerakannya tersebut, serta tidak melepaskan dari letak georafis, fokus gerakannya, pasti ada. Ibarat sebuah kalimat ada 'subjek' ada 'objek' ada ‘gerakan’ ada ‘penggerak’, ada ‘esensi’ ada ‘eksistensi’, kedua tersebut harus saling sinergi untuk mencipta sebuah tujuan yang bisa dirasakan, “rasa-rasanya begitu”.

Saya akan memulai dengan sebuah cerita perjalanan. Pertama kali pada 16, Mei 2017 saya melakukan perjalanan jauh di luar jawa, tepatnya di Palu. Menghadiri Kongres PMII Nasional ke-XIX di Palu, bersama dengan teman seperjuangan, Samsul namanya kala pertama kali mendirikan organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) di Universitas 17 Agustus Surabaya. Berangkat dari Surabaya translit ke Makasar lalu langsung ke Palu, tiba di sana sudah disambut oleh panitia, bahkan di dalam pesawat yang menuju Palu nyaris mengenakan almamater PMII, tak laki-laki dan perempuan, dalam sebutannya mereka biasanya (Sahabat/sahabati). Setiba turun dari pesawat di ruang penjemputan ada benner besar terpapang tulisan serta foto-foto kader yang namanya tidak asing di birokrasi pemerintahan, Imam Nahrawi sebagai Menpora, Khofifah Sebagai Gubernur Jawa Timur, dan masih banyak lainnya tidak bisa disebutkan. Hal itu dilakukan bahwa dalam organisasi banyak orang berproses di dalam organisasi tersebut menjadi orang yang berpengaruh serta menjadi pemimpin, kiranya seperti itu asumsiku pada saat itu.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Namun, dalam hal ini penulis tidak akan membahas mengenai apa yang dicapai atau kader yang telah sukses. Alangkah arifnya lebih fokus pada proses selama berada di organisasi tersebut, sebab tidak lain dan tidak bukan. Menjalani proses di organisasi tidak semudah melipat tangan kanan dijadikan satu rangkulan, jauh dari itu. Bahkan ketika ada lawan dari organisasi tersebut bukan main fanatismenya, kalau tidak bijak kadang sering memberi stigma tidak baik pada organisasi tersebut, itulah organisasi khusus lagi ketika di dalamnya dihuni oleh mahasiswa yang masih muda memiliki jiwa ke-akuannya kadang belum bisa terkontrol. Dan kita rawan saling menyalah-nyalahkan.

Dalam hematku semua organisasi baik, setiap gerakan baik, namun gerakan atau tujuannya tersebut tetap memiliki dasar rasional yang bisa diterima oleh setiap kalangan. Semua gerakan perjuangan, namum perjuangan apapun bentuknya tidak dapat dihakimi secara individu, sebab esensi dari perubahan memiliki katigori (1) perubahan secara Revolusi, dan (2) evolusi. Hos Cokroaminoto (1912) sebagai guru Bangsa tanpa mahkota sebutannya orang Belanda, mengatakan dalam flim berjudul Bapak Guru Bangsa diperankan oleh Reza Rahardian, berkata kepada murid-muridnya , kata "R-evolusi, jangan sembarangan menggunakan katakana, rovulisi itu kalau kita tahu, huruf 'R' itu artinya 'rakyat' kalau rakyat mau perubahan maka kamu bisa mengatakan itu, kalau tidak maka tidak akan terjadi perubahan, maka lebih baik gunakan perubahan secara 'evolusi' berubah secara bertahap. Sebab revolusi merupakan perubahan secara bersama yang semua orang harus memgikutinya tanpa terkecuali, jika itu terjadi akan menjadi diktator, memaksakan kehendak sendiri untuk dilakukan oleh orang lain secara bersama. Kuncinya ada pada rakyat sebab denyut perubahan ada pada hati rakyat." tidak akan terjadi perubahan kalau rakyat tidak punya keinginan"

Mengutip perkataan Muchtar Lubis (1952), bahwa denyut perubahan hanya ada dua dalam  sosial, ada pada rakyat dan mahasiswa. ketika keduanya saling sinergi akan tercipta perubahan, sebab mahasiswa  sebagai orang tertididik jika senantiasa memberikan edukasi kepada masyarakat akan sadarnya sebuah masalah dan tujuan utama dalam sebuah gerakan maka akan melakukan sebuah tindakan dengan nalar kritisnya. Jika tidak saling sinergi tidak akan terjadi, sebab mahasiswa hanya bisa merencakan dengan tindakan, namun tidak ada kesadaran masyarakat percuma gerakannya, mahasiswa punya batas. Bisa saja menelisik pada tahun reformasi 1998, gerakan massa mampu memberikan perubahan sebab mahasiswa dan masyarakat memiliki misi sama berangkat dari kesadaran, akan pemimpin yang dzalim.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Perbincangan Kongres ke XIX Di Palu 16, Mei 2017 Bersama Kader PMII Cabang Banyuwangi

Pertama-tama berkenalan dalam satu tempat, karena kami berdua hanya rombongan liar dalam kongres tersebut ada aturan setiap cabang atau perwakilan dari cabanglah yang memiliki suara, kebetulan kita berdua hanya datang ke kongres bertujuan mencari pengalaman yang akan diceritakan kepada kader-kader PMII yang baru saja deklarasi. Semua itu diceritakan kepada senior bahasanya sebab ia, pengurus cabang yang akan memiliki hak suara memilih Pengurus Besar baru. Palu menjadi saksi pemilihan tersebut.

Mula-mula kami ber-empat membuka dengan cerita yang menarik mengenai proses di organisasi. Bahwa dalam proses di PMII itu, ia mengatakan “Sebanarnya dalam proses di organisasi ini saya hanya merasakan yang ada nilai edukasinya ketika berada di Rayon dan Komisariat, sertelah itu sudah tidak ada proses, namun adanya kepentingan dibawanya, contohnya sekarang ini, bayangkan saja di Se-Indonesia ada beberapa cabang akan datang ke sini menyaksikan pemilihan ketua besar organisasi dipusat yang nantinya tentu akan tidak berjalan mulus, pasti ada perputaran uang untuk menduduki kursi tertinggi, hal ini sebenarnya sudah terjadi seperti halnya partai politik di negeri ini, tidak dapat dipungkiri, jika esok lusa akan chaos maklumi saja.  Kesimpulannya, sebagai aktivis seharusnya malu pada diri kita masing-masing sebab masih banyak di pinggir jalan kelaparan, hidup tidak layak, dan bahkan memutuskan hidup di jalan sehariannya, sedangkan kita aktvis sosial yang ke sini dengan  naik transportasi pesawat, seharusnya aktivis menyelesaikan yang berada di lingkungan kita terdahulu, malah kita di sini dengan fasilitas nyaman, hal ini menjadi kegelisahan bersama, bagi yang sadar akan namanya proses. Jadi untuk semua kader memang harus diterapkan edukasi sejak dini, minimal ketika berada dijajaran atas semuanya tidak melakukan penyelewengan, namun lebih tepatnya melakukan sesuatu dengan baik sesuai prosedur yang jujur. Jika tujuan kalian belajar di kalangan mahasiswa maka jangan jauh-jauh melakukan perubahan, karena di sini sudah bukan tempat mendiskusikan perubahan namun sebuah kekuasaan yang utama, kedua pasti mengenai perubahan,pertanyaannya setelah itu mampu tidak melalui godaan di atas ketika menjadi pemimpin. Itulah kita sebagai kader harus memiliki nalar kritis”. Hal itu benar adanya dalam lapangan kuncinya dalam berprses serius.

Saya akan mengucapkan selamat hari jadi ke 60 tahun Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) di 17, April 2020 ini. Semoga segala gerakannya memberikan dampak signifikan untuk negeri ini, yang belum diselesaikan semoga disegerakan, yang belum semoga segera direncanakan, bagi kader-kader PMII seluruh Indonesia dan dunia selalu solid antar organisasi apapun bentuknya. Jangan ada fanatisme dalam berorganisasi karena itu menciderai tujuan-tujuan mulia bersama. Sebab tak ada yang untung ketika manusia membangun fanatik adanya akan melahirkan dengki dan saling caci karena menggap yang lain tidak baik dan menganggap dirinya lebih baik. Fanatisme merupakan salah satu yang dilarang keras tidak diperbolehkan dalam agama, sebab hal berlebihan dalam agama telah diatur. Fanatik tidak boleh namun memiliki prinsip dalam berorganisasi hak wajib.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Penulis sendiri bukan kader PMII, HMI, GMI, GMKI, atau organisasi lainnya, namun secara pribadi senang bisa belajar dengan kader mereka semua, namun dalam diri ingin selalu mengamalkan yang menjadi tujuan baik dari organisasi tersebut. dalam berorganisasi tidak perlu pengakuan, namun bisa mengamalkan tujuannya bagiku itulah cara kontribusi melakukan funsi manusia. Sebab, organisasi cara manusia menemukan fungsi, bukan posisinya. Dan saya lebih menyukaui dunia sastra tanpa melupakan gerakan sosial dengan mereka yang memiliki tujuan bersama, tulisan ini merupakan simpati pribadi terhadap pengalaman pertama kali mengikuti kongres di Palu tahun 2017, dan pengalaman tersebut sangat memberikan pengetahuan, cara pandang, serta pengalaman dalam berkomunikasi dengan orang baru. Kepada Samsul pendiri sekaligus kader PMII Universitas 17 Agustus Surabaya semoga apa yang diperjuangkan dulu bisa terus berkembang dan bisa lebih baik lagi dalam memberikan sebuah kontribusi terhadap kehidupan. Dzikir, Fikir, dan Amal Saleh.

*)Penulis: Akhmad, Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Islam Malang (UNISMA), aktif di Gerilya Literasi dan Pelangi Sastra Malang.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : AJP-5 Editor Team
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES