Kopi TIMES

Aisyah (yang) Bukan Aisyah (2-Habis)

Rabu, 08 April 2020 - 23:20 | 137.35k
Haris Supriyanto, General Manager TIMES Indonesia Jakarta
Haris Supriyanto, General Manager TIMES Indonesia Jakarta

TIMESINDONESIA, JAKARTAMenggugah Rindu Nabi, Ditengah Cengkraman Pandemi

Lagu “Aisyah Istri Rasulullah” gubahan Netizen asal Malaysia, Hasbi Haji Muh Ali, dari lirik lagu asal berjudul “Aisyah (Satu Dua Tiga Cinta Kamu) milik Band Projector mencuat dan menjadi tranding di jagat maya. Dengan mengusung genre pop ceria, instrumen musik yang easy listening, lirik yang lugas gampang dicerna, setidaknya menjadi referensi singkat bagi kaum milenial untuk mengenal sepenggal sejarah kehidupan Nabi Muhammad SAW, terkhusus tentang romantika kehidupan Baginda Nabi dengan Sayyidah Aisyah RA.

Racikan bait lagu ini tentu tak bisa dibilang mudah, disamping menyuguhkan peristiwa yang terjadi ribuan tahun silam, menceritakan kehidupan Baginda Nabi Muhammad SAW, sebagai utusan Allah SWT dan panutan umat manusia tentulah perlu penuh kehati-hatian. Apalagi kisah perjalanan hidup Nabi Muhammad SAW bersama Sayyidah Aisyah RA yang tertuang dalam lagu ini setidaknya terjadi di sekitar tahun 600-an Masehi.

Membuat lirik sebuah lagu sebenarnya secara umum bisa dilakukan oleh semua orang. Tetapi, menghasilkan kualitas lirik lagu perlu memperhatikan beberapa hal penting, selain harus memahami struktur lagu dan penentuan tema lirik, sangat penting bagi Komposer menguasai arah cerita dalam menentukan penggunaan kata dalam lirik lagu dengan penakanan pada bait tertentu.

Jika dilihat dari struktur lirik dalam lagu “Aisyah Istri Rasulullah”, Komposer boleh dibilang sukses meracik penggalan peristiwa romantika Nabi Muhammad SAW dengan Sayyidah Aisyah RA menjadi bait lagu terlihat utuh dan sempurna. Pengambilan peristiwa yang menjadi stressing (penekanan) dalam lirik lagu ini membuat imajinasi pendengar lebih mudah terbawa pada masa-masa indah rumah tangga Nabi Muhammad SAW bersama Sayyidah Aisyah RA.

Setidaknya terdapat dua bait yang menjadi penekanan utama lagu romantisme Nabi Muhammad SAW bersama Sayyidah Aisyah RA yang bersumber dari sejumlah Hadist.

1. Hingga Nabi minum di bekas bibirmu
Bait ini menjadi salah satu lirik yang sengaja ditempatkan sebagai stressing lirik, Komposer berusaha mengilustrasikan betapa Nabi Muhammad SAW memperlakukan istrinya, Sayyidah Aisyah RA dengan begitu mulia hingga berkenan menempelkan mulut dibekas makan dan minum Sayyidah Aisyah RA, seperti yang diriwayatkan oleh Sayyidah Aisyah RA berikut ini:

“Terkadang Rasulullah SAW disuguhkan sebuah wadah (air) kepadanya, kemudian aku minum dari wadah itu sedangkan aku dalam keadaan haid. Lantas Rasulullah SAW mengambil wadah tersebut dan meletakkan mulutnya di bekas tempat minumku. Terkadang aku mengambil tulang (yang ada sedikit dagingnya) kemudian memakan bagian darinya, lantas Rasulullah SAW mengambilnya dan meletakkan mulutnya di bekas mulutku.” (HR Ahmad, nomor 24373).

2. Dengan Baginda kau pernah main lari-lari
Aisyah berkata, "Bagaimana bisa aku berlomba denganmu wahai Rasulullah, sedangkan aku dalam keadaan seperti ini?" Beliau menjawab, "Engkau pasti bisa." Kemudian beliau lomba bersamanya dan beliau mendahuluinya. Lalu beliau menepuk bahu Aisyah sambil berkata, "Ini balasan dari perlombaan yang dulu."

Hadits yang diriwayatkan oleh An-Nasa'i dalam As-Sunan Al Kubru ini menjadi penekanan kisah romantisme kedua dalam lagu “Aisyah Istri Rasulullah”.

Dua peristiwa dalam lagu ini menjadi stressing story (penekanan cerita) kisah romantisme dalam lagu “Aisyah Istri Rasulullah” yang secara eksplisit mengkampanyekan betapa Nabi Muhammad SAW memberikan tauladan kepada umat manusia bagaimana memuliakan perempuan pasangan hidupnya.

Selain dua lirik yang menjadi penekanan alur cerita romantika kehidupan Nabi Muhammad SAW bersama Sayyidah Aisyah RA itu, lirik lain yang juga tak kalah menarik adalah pada bagian Rasulullah berkenan memanjakan Sayyidah Aisyah RA dengan mencubit hidungnya disaat marah, berbaring di riba Sayyidah Aisyah RA disaat lelah, sembari Sayyidah Aisyah RA pun menyikat rambut Nabi Muahmmad SAW.

Maka tak heran, jika dalam kurun waktu yang tak begitu lama lagu “Aisyah istri Rasulullah” banyak digemari baik pelaku seni maupun penikmat lagu. Lebih lagi disaat umat manusia tengah dirundung pandemi, wabah corona yang sedang ganas menggerogoti semua lapisan masyarakat di hampir semua belahan dunia. Banyak cover singer yang membawakan lagu yang semula dibawakan dengan pop ceria ini dengan berbagai genre.

Selain Syakir Daulay, Anisa Rahman, Nisa Sabyan, dengan genre pop melankolis, masih banyak lagi pekerja seni Indonesia yang berbondong-bondong men-cover lagu ini, mulai dari Influencer (Youtuber, Vlogger) dan bahkan artis-artis ternama Tanah Air seperti Uya-kuya bersama sang istri Astrid, Ria Ricis, Andre Taulany bahkan penyanyi dangdut seperti Lesti Dangdut Academy, Via Vallen dan lainnya. Tak hanya seniman yang notabene beragama Islam, Penyanyi pemeluk agama Nasrani seperti Brisia Jolie, jebolan Indonesian Idol 2018 dan Petrus Mahendra pun ikut ambil bagian mencicipi lagu ini di Channel Youtube masing-masing.

Banyak cara penikmat lagu “Aisyah Istri Rasulullah” merespon positif hadrinya lagu ini, selain tentu dapat dengan mudah mendengarkan dan meresapi setiap baitnya, pendengar juga tak sedikit yang meluangkan waktu untuk berkomentar dengan berbagai tanggapan positif seputar isi lagu ini di hampir semua channel Yotube cover singer, bahkan tak jarang diantara yang sembari berdoa mengharap syafaat Nabi Muahammad SAW di kolom komentar channel Youtube cover Singer.

Tingginya antusiame masyarakat Indonesia seolah menunjukkan betapa hadirnya lagu ini semakin menggugah kerinduan umat manusia akan hadirnya Baginda Nabi dengan meluapkan kerinduan melalui lagu ini, terlebih ditengah melewati masa-masa sulit menerjang ganasnya wabah virus corona seperti kondisi yang sedang kita alami belakangan ini.

Berbuntut Masalah: Dari Polemik Lisensi hingga Privasi

Seiring dengan semakin tingginya antusias masyarakat yang menikmati lantunan lagu “Aisyah Istri Rasulullah” ini ternyata juga tak luput dari berbagai kontroversi. Polemik mulai terjadi ketika munculnya Angah Razif, salah satu personel Projector, yang akhirnya buka suara dengan menyesalkan perubahan adaptasi lirik lagunya yang tanpa seizin pihak Angah dan Band Projector sebagai pemilik lagu ini.

Dalam acara dialog virtual bersama musisi Indonesia, Anji, melalui channel Youtbenya, Dunia MANJI. Angah, mewakili Band yang berada dibawah naungan manajemen MAP Music merasa tidak dihargai baik oleh Hasbi Haji Muh Ali maupun oleh semua cover Singer pembawa lagu “Aisyah Istri Rasulullah”. Dalam kesempatan itu, Angah dengan tegas meminta para cover singer menghargai hak cipta, tidak semata soal royalti dari hasil subscribe channel Yotube cover Singer masing-masing.

Angah juga merasa keberatan karena disetiap cover lagu “Aisyah Istri Rasulullah” tidak disertakan tulisan ‘cover’ sebagai bentuk penghargaan kepada sang pemilik lagu, yaitu Angah Razif beserta Band kebangaannya, Projector, meski di kesempatan lain sebelumnya, Syakir Daulay, salah satu Cover Singer lagu “Aisyah Istri Rasulullah” seolah mengklarifikasi dengan menegaskan bahwa pihaknya telah berkomunikasi dengan pihak Projector berkaitan dengan keinginannya untuk melakukan cover lagu tersebut.

Tak hanya soal kontroversi hak cipta, lagu ini juga mulai menjadi perdebatan dari sisi adab. Sejumlah Ulama mempersoalkan sajian lirik lagu yang menggambarkan ciri fisik Sayyidah Aisyah RA. Salah satunya, Buya Yahya, menyesalkan lirik yang menggambarkan dhahiriyah (fisik) Sayyidah Aiysah RA, seperti pada lirik pertama ‘Mulia indah cantik berseri kulit putih bersih merahnya pipimu’.

Sebab, Sayyidah Aisyah RA merupakan Ummul Mukminin yang artinya Ibu orang-orang yang beriman. Ini merupakan panggilan Syar’i dan gelar bagi istri-istri Nabi Muhammad SAW yang diberikan oleh Allah SWT sebagaimana yang tertutang dalam firmanNya;

النَّبِيُّ أَوْلَى بِالْمُؤْمِنِينَ مِنْ أَنْفُسِهِمْ وَأَزْوَاجُهُ أُمَّهَاتُهُمْ

“Nabi lebih utama bagi orang-orang mukmin daripada diri mereka sendiri, dan istri-istrinya adalah ibu-ibu mereka.” [QS. Al-Ahzab [33]: 6]

Begitu juga dengan Habib Abdul Qodir Ba’abud, meski secara umum tidak mempersoalkan lirik lagu ini. Tetapi pembawa lagu cover perempuan yang memperagakan dengan menunjuk bibir sang penyanyi setiba di bait ‘Hingga Nabi minum di bekas bibirmu’ merupakan bentuk penghinaan kepada Sayyidah Aisyah RA sebagai Ummul Mukminin, karena pendengar lagu akan terbawa pada imajinasi fisik dari Sayyidah Aisyah RA. Tak hanya itu, adegan serupa sangat mungkin memancing syahwat pendengar lagu ini.

Terlepas dari berbagai kontroversi di atas, hadirnya lagu “Aisyah Istri Rasulullah” tentu juga membawa manfaat. Dengan memanfaatkan kesenian modern yang disesuaikan dengan perkembangan teknologi dan media digital, lagu ini setidaknya dapat menyebarkan ketauladanan Nabi Muhammad SAW dan kepribadian Sayyidah Aisyah RA dalam mengarungai rumah tangganya.

Jika dilihat dari tingginya viewer di berbagai channel Youtube Cover Singer, hadirnya lagu ini seakan menggugah kerinduan umat manusia kepada Baginda Nabi, ditengah pekiknya menghadapi ancaman pandemi virus corona yang tengah menggerogoti penghuni muka bumi. Karena itu, penting meletakkan lagu “Aisyah Istri Rasulullah” ini sebagai syiar singkat dan mudah dicerna untuk semata memperkenalkan dan mengangkat nama Sayyidah Aisyah RA.

Semoga dengan semakin meluasnya syiar tentang sepenggal kisah Nabi Muhammad SAW dalam lagu ini, semua umat manusia di berbagai berlahan dunia mendapat syafa’at Rasulullah ditengah melemahnya kekuatan diri dari ganasnya Pandemi sehingga dapat menjalankan ibadah puasa Ramadhan dengan sempurna dan merayakan Idul Fitri 1441 Hijriyah dengan seutuhnya merdeka sebagai hamba Allah SWT. Amin

SELESAI…

***

Penulis Haris Supriyanto, General Manager TIMES Indonesia Jakarta

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

 

____________
**) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menanyangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES