Kopi TIMES

Stay at Home: Tak Ada Waktu Libur dalam Berliterasi

Selasa, 07 April 2020 - 13:20 | 414.22k
Agus Salim, Kader PMII Cabang Kota Palopo.
Agus Salim, Kader PMII Cabang Kota Palopo.

TIMESINDONESIA, PALOPO – Istilah stay at home akhir-akhir ini menjadi bahan diskursus awak media dan masyarakat sekitar. Hal ini menjadi himbauan pemerintah untuk memutus rantai penyebaran virus covid-19. Namun begitulah sebahagian orang, ada yang sekedar mendengar namun tak menaati, dan ada pula yang mulai menutup rapat-rapat pintu rumahnya untuk tak menerima sembarang tamu.

Tak sampai di situ, ada yang menarik dari semua ini. saya tidak mengatakan bahwa covid 19 ini membawa keberuntungan ya, jangan salah kaprah. Akhir-akhir ini literasi media membuming, ataukah hanya amatan penulis saja, sebagian orang memanfaatkan kesempatannya berdiam diri di rumah dengan berbagai macam kegiatan berliterasi, seperti menulis, diskusi online, dan membaca teks-teks om google.

Ini hal yang menarik, meski sebagian orang acapkali berbagi status media sosial dengan kata “bosan” berdiam diri di rumah. Yang lain termakan dengan isu-isu hoaks mengenai daerah yang positif terjangkit virus corona, sebagian mengkritik pemerintah melalui media atas berbagai macam imbauannya namun tak memberikan jaminan kebutuhan apa-apa. Kalangan mahasiswa pun tak kalah hebohnya dengan pemberlakuan daring atau kuliah online, yang katanya hanya menjadi sarang tugas dengan istilahnya “ Kampus Lock down, tugas smack down, mahasiswa down “. hehehe

Tak ada kata bosan berdiam diri di rumah, bukan berarti bahwa kita menjauh dari interaksi sosial, namun kondisi yang genting-genting amat ini mengharuskan kita untuk tak beraktifitas di luar rumah. Stay at home sekiranya menjadi wahana menyalurkan hal-hal produktif, lewat media berbagai macam teks bisa kita komsumsi untuk menambah referensi, menulis kembali hasil bacaan dengan interpretasi yang berbeda, di sisi lain ada juga yang semangat mengkonsolidasikan persoalan literasi namun tak kunjung-kunjung menulis. Hehehe ada-ada saja.

Berbagai macam blog-blog tulisan yang tersebar setiap harinya, meski kita sadari bahwa sebelum himbauan sosial distancing dan stay at home itu diberlakukan, namun tulisan yang ada di berbagai blog itu memang tersebar luas. Namun akhir-akhir ini sepertinya ada yang berbeda mulai dari blog-blog nasional, lokal, maupun pribadi hampir-hampir tersebar luas dengan cepat. Contohnya saja pada pengguna media yang tak henti-hentinya mengunggah tulisan-tulisan itu atau memang sifanya responsif saja.

Patut disyukuri, bukan virusnya, namun respon sebagian orang yang tetap berliterasi meski tak bertatap muka. Ini adalah awal mencintai teks, dan mudah-mudahan tak berujung begitu saja setelah stay at home itu kembali di cabut oleh pemerintah.

Berbagai macam-macam poster lomba menulis pun tak mau kalah, seperti lomba menulis puisi, cerpen, dan essai. Ini merupakan hal yang produktif, mengajak masyarakat luas untuk tak meliburkan literasi meski pemerintah mengajak berdiam diri di rumah.

Berbagai macam tulisan-tulisan bisa di jelajahi, mulai dari tulisan puitis, romantis, sampai kepada tulisan-tulisan yang berbau kenegaraan. Seharusnya waktu stay at home ini bukan digunakan untuk rebahan saja, rebahan sambil membaca boleh, asal jangan rebahan sambil minum kopi. Ada lagi istilah mager (malas gerak), wah sepertinya istilah ini membuming sebelum covid-19 menyerang. Namun mager ini bisa diubah dengan kegiatan-kegiatan literasi, minimal menulis keluh-kesah dan keresahan setiap hari selama berdiam diri di rumah. Bambang Trim (pendiri institute penulis Indonesia) dalam tulisannya mengatakan bahwa “orang yang kehilangan ide setiap harinya adalah mereka yang tak menulis sepatah kata pun”. Semua orang memiliki ide setiap harinya, namun ada yang mampu menjaga ide itu dan ada pula yang kehilangan ide. Salah satu ciri-ciri orang yang memanfaatkan ide itu adalah menulis sepatah kata setiap harinya, dan yang kehilangan ide adalah mereka yang tak mengikat ide itu dengan tulisan.

Bagaimana sobat ambyar, ayo manfaatkan waktu stay at home ini dengan menulis dan menjelejahi blog-blog tulisan untuk di terbitkan, dan menshare tulisan itu agar yang lain pun ikut berliterasi. Salam Literasi. (*)

***

*) Penulis adalah Agus Salim, Kader PMII Cabang Kota Palopo.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

 

____________
**) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah minimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menanyangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES