Peristiwa Nasional Stop Mudik 2020

Mengapa Dilarang Mudik? Ternyata 70 Persen Pasien Covid Tak Ada Gejala Sakit

Selasa, 07 April 2020 - 06:54 | 141.03k
Juru bicara pemerintah terkait penanganan Covid-19, Achmad Yurianto. (FOTO: istkmewa)
Juru bicara pemerintah terkait penanganan Covid-19, Achmad Yurianto. (FOTO: istkmewa)
FOKUS

Stop Mudik 2020

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Pemerintah menyatakan sekitar 60-70 persen penderita positif Covid-19 tidak merasakan gejala umum virus corona, seperti batuk, demam, dan gangguan pernapasan. Dengan kondisi ini, Pemerintah meminta masyarakat untuk hati-hati dan sebaiknya tidak melakukan perjalanan termasuk untuk mudik demi meminimalisir penyebaran virus.

"Siapapun yang terpaksa bepergian harus hati-hati, penderita positif Covid-19 tanpa gejala ini 60-70 persen," ujar juru bicara pemerintah terkait penanganan Covid-19, Achmad Yurianto saat saat menjawab soal antisipasi mudik saat pandemi Corona, Senin (6/4/2020).

Penderita tanpa gejala ini, lanjut Yuri, punya potensi menularkan virus melalui percikan droplet yang keluar saat bersin atau batuk. Percikan tersebut bisa saja mengenai orang lai. kemudian terjadi penularan.

"Katakan ada orang yang sakit, kemudian duduk berdekatan, apalagi dalam kendaraan bus yang tertutup AC, risiko penularannya besar," ujarnya.

Yuri menjelaskan ada empat kategori isolasi mandiri, pertama orang sakit dan positif COVID-19. Kedua, orang yang positif dari hasil rapid test yang diyakini sakit dan harus menjalani isolasi mandiri.

Kemudian yang ketiga, adalah orang dengan keluhan sakit, seperti batuk, demam, gangguan pernapasan yang membuat pasien tidak nyaman. Dan yang terakhir adalah orang tidak merasakan gejala.

"Yang keempat, yang paling banyak adalah yang tidak ada keluhan. Ini justru yang harus kita waspadai betul," ujarnya.

Yurianto juga mengingatkan masyarakat mengenai mudahnya potensi penularan virus jika masyatakat nekat bepergian dalam situasi seperti ini, terutama di perjalanan mudik yang panjang dan bertemu dengan banyak orang yang tidak diketahui kondisinya.

"Misalnya saya ingin mudik pulang kampung di terminal saya ketemu banyak orang yang tidak tahu sakit apa tidak, apalagi pergi dalam kendaraan yang tertutup dengan AC dan sirkulasi udaranya hanya begitu saja," ungkap Yurianto. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sofyan Saqi Futaki
Sumber : TIMES Jakarta

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES