TIMESINDONESIA, MALANG – Anjuran Work From Home maupun Social Distancing yang diserukan pemerintah tidaklah sama bagi setiap orang. Utamanya bagi mereka yang berpenghasilan harian, sangan sulit untuk menerapkan hal itu.
Seperti buruh bangunan yang terus bekerja menyelesaikan Gedung kampus II UWG Malang.
Dilaksanakannya pengerjaan gedung kampus II di tengah pandemi Covid-19 ini tentunya merupakan symbiosis mutualisme bagi beberapa pihak.
Bagi universitas, proses pembangunan tetap dapat dilakukan sesuai jadual dan bagi para pekerja, mereka tetap mendapatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
Salah seorang pekerja bangunan (pak Diki, dari Pakis)
“Sehat ya pak….,” sapa Warek III UWG Dr. Ir. Rita Hanafie, MP saat menyaksikan beberapa pekerja sedang mengerjakan tugasnya masing-masing di lokasi yang rencananya dibangun untuk masjid kampus.
“Alhamdulillah bu,” jawab Diki, buruh bangunan asal Pakis, Kabupaten Malang. Ia mengaku berterimakasih pada UWG Malang yang tetap mempekerjakannya, karena ia tetap harus memenuhi kebutuhan makan keluarga.
“Harus tetap kerja biar anak istri tetap bisa makan,” jawab Diki.
“Kelompok mereka ini, yang sudah terlalu sering bergulat dengan kejamnya kehidupan, mudah-mudahan senantiasa diberikan kesehatan oleh Allah,” kata Kasubag PI, Santoso, SP.
Disamping para dokter dan tenaga medis, para buruh bangunan ini juga layak diapresiasi dengan acungan jempol, karena di saat yang lain boleh melakukan work from home, meraka tetap harus menghadapi Covid-19 dengan beraktifitas di luar rumah dan berkumpul dengan banyak orang. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Advertisement
Editor | : AJP-5 Editor Team |
Publisher | : Rochmat Shobirin |