Kopi TIMES Universitas Islam Malang

Kekuatan Kata Menyisir Makna

Kamis, 02 April 2020 - 14:41 | 56.92k
Dr. Hj. Mutmainnah Musthofa, M.Pd. Ketua Program Studi Magister Pendidikan Bahasa Inggris Program Pascasarjana Universitas Islam Malang. Aktivis Muslimat NU Kota Malang.
Dr. Hj. Mutmainnah Musthofa, M.Pd. Ketua Program Studi Magister Pendidikan Bahasa Inggris Program Pascasarjana Universitas Islam Malang. Aktivis Muslimat NU Kota Malang.
FOKUS

Universitas Islam Malang

TIMESINDONESIA, MALANG – Bacaan sangat mempengaruhi perilaku seseoarang. Apa yang kit abaca tentu akan banyak mempengaruhi sikap dan tindakan kita. Jika bacaan baik dan membangun motivasi maka akan menimbulkan eneri baru, sebaliknya jika yang kita berdampak negative dan menurunkan motivasi kita maka akan membuat kita tidak semangat. Inilah hebatnya kata-kata yang ada dibacaan. Jadi, pahamilah bahwa kata itu mempunyai kekuatan untuk merubah jalan pikiran seseorang.

Ambil contoh misalnya wabah covid-19 ini. Ada dua narasi yang begitu tajam. Satu mengatakan bahwa virus ini sangat mematikan. Maka siapa saja yang terpapar virus ini maka akan menghadapi ajal. Namun sebaliknya ada berita yang mengatakan bahwa virus ini sama saja dengan virus lainnya. Tidak mematikan asal kita mempunyai daya imun tubuh yang kuat. Hanya yang mengkhawatirkan adalah daya penyebarannya yang begitu cepat. Sehingga jika punya riwayat penyakit lain yang berhubungan dengan penyakit dalam dapat mempercepat kefatalan orang yang berpenyakit itu pada ujung kematian. Dua kutub yang tidak ketemu inilah berdampak terhadap perilaku kita dalam menghadapi wabah corona tersebut. Ada yang panik dan ada yang biasa-biasa saja. Semuanya merupakan dari apa yang kita baca.

Masih terkait corona, dalam konteks Indonesia dua minggu ini kita merasakan begitu mencekamnya kehidupan akhir-akhir ini. Merasakan bagaimana jumatan ditiadakan, merasakan bagaimana pasar-pasar tutup, tempat keramaian tutup, berbagai protokol bermunculan, sehingga kata-kata stay at home, social distancing, physical distancing, menjadi magic yang merubah kebiasaan kita selama ini. Namun berubah tatkala ada pemberitaan bahwa 90% penderita corona sembuh, dan berjemur dibawah terik matahari antara pukul 8-10 pagi dapat meningkatkan imun tubuh merubah perilaku kita itu. Ada optimisme muncul, auro tidak lagi mencekam, semua seakan memberikan harapan baru hanya dengan berita-berita positif dari corona.

Fenomena ini menuntut kita agar kita selalu waspada dan memberikan yang terbaik kepada masyarakat, terlebih pada era informasi sekarang ini. pembuat berita dan pembaca berita seyognyanya harus sama-sama arif dan bijaksana menciptakan suasana yang kondusif. Tidak boleh mengambil keuntungan dari penderitaan orang banyak. Memperkeruh suasana yang ujung-ujungnya dikaitkan dengan kepentingan politik tertentu misalnya. Maka kebijksanaan dalam konteks ini sungguh ibadah yang tiada ternilai karena telah turut serta dalam menenangkan kepanikan masyarakat. Saya teringat dengan apa yang disampaikan Ibnu Shina, Dokter Muslim yang terkenal, Beliau mengatakan bahwa kepanikan adalah separuh penyakit, sabar dalah separuh obat. Maka dalam konteks sekarang ini kesabaran dan meminimalir berita-berita yang membawa aora negative harus segera kita akhirkan.

Akhirnya marilah kita sebar kata-kata positif dari wabah corona ini. Kita viralkan konten-konten negative. Karena kata-kata salah satu doa dan semua doa pasti diijabah Allah SWT. Kata benar-benar bermakna jika dia menyisir raga yang sedang luka. Mari berharap dan yakin bahwa semua musibah ini datangnya dari Maha Kebaikan, maka bersyukurlah atas musibah ini sebagai wujud kesabaran kita semua. InsyaAllah Allah akan mengakhirinya dengan husnul khatimah dengan menghadirkan Ramadahn yang penuh berkah, maghfirah, dan rahmat ini.

Marhaban yaa Ramadlan inilah kata yg kita rindukan karena sarat makna, Barakallaah...

*)Oleh: Dr. Hj. Mutmainnah Musthofa, M.Pd. Ketua Program Studi Magister Pendidikan Bahasa Inggris Program Pascasarjana Universitas Islam Malang. Aktivis Muslimat NU Kota Malang.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menanyangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : AJP-5 Editor Team
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES