Gaya Hidup Bencana Nasional Covid-19

Psikolog: Berpikir Positif Dapat Membuat Imun Tubuh Kuat

Kamis, 02 April 2020 - 07:07 | 583.19k
Psikolog Klinis RSUD Blambangan Banyuwangi, Betty Kumala Febriawati S.Psi., M.Psi. (Foto : Rizki Alfian/TIMESIndonesia)
Psikolog Klinis RSUD Blambangan Banyuwangi, Betty Kumala Febriawati S.Psi., M.Psi. (Foto : Rizki Alfian/TIMESIndonesia)
FOKUS

Bencana Nasional Covid-19

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Pandemi virus Corona (Covid-19) membuat seluruh masyarakat dunia khawatir, tak sedikit pula yang panik berlebih dan justru mengganggu psikis seseorang hingga kemudian menimbulkan masalah baru. Psikolog Klinis RSUD Blambangan Banyuwangi, Betty Kumala Febriawati S.Psi., M.Psi, mengatakan, panik berlebihan dapat membuat imun tubuh seseorang menjadi drop dan rentan terhadap serangan penyakit.

Betty menambahkan, pandemi virus corona harus disikapi dengan bijak dan tak cukup dengan sebatas penanganan medis atau pencegahan preventif, seperti penyemprotan disinfektan. Masyarakat juga harus diedukasi melalui pendekatan emosional.

Berikut beberapa cara yang bisa Anda lakukan agar imun tubuh semakin meningkat.

1. Berpikir Positif

Menurut Betty, pencegahan virus corona yang saat ini sedang menyebar adalah dengan cara menerapkan mindfulness. Mindfulness merupakan kemampuan dasar manusia untuk bisa selalu sadar dengan kondisi saat ini, mengenai apa yang sedang dilakukan.

"Dengan mindfulness, kita merasa imun kita terjaga, kita merasa semangat. Dan ketika kita berpikiran positif maka kita akan melakukan sesuatu dengan baik," ungkapnya kepada TIMES Indonesia, Rabu (1/4/2020).

Betty menambahkan, pikiran positif akan membuat seseorang terhindar dari berbagai macam penyakit, termasuk Covid-19. Karena ketika psikis seseorang terganggu maka daya tubuhnya melemah.

"Misal gak enak badan, kita harus punya keyakinan kita pasti sehat. Insyallah bisa, karena semua tergantung pikiran," jelasnya.

2. Berperilaku Positif

Pikiran positif jika tidak diimbangi oleh perilaku yang positif pula maka akan sama saja. Apa-apa yang dilakukan akan sia-sia. Menurut betty, berpikir dan berperilaku positif adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan dalam melawan virus Corona.

"Contoh kecil perilaku positif yang berdampak besar, stay at home. Perilaku ini kalau kita terapkan dengan baik maka akan menyelamatkan banyak orang," katanya.

Stay at home yang dimaksud bukan hanya berdiam diri di rumah dengan tidak melakukan kegiatan apapun. Justru perilaku positif menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19, penting dilakukan.

"Terkadang kan banyak yang cuek. Seperti membersihkan rumah, atau menjaga kebersihan lingkungan," ucapnya.

Contoh perilaku positif lainnya adalah, tidak menyebarluaskan informasi soal virus Corona yang semakin menambah kecemasan ditengah masyarakat.

"Saya ada klien yang panik berlebihan bahkan sampai masuk ke UGD. Ceritanya ada tetangganya yang baru pulang dari luar negeri, karena terlalu takut akhirnya malah sakit," katanya.

"Jadi begini, kita jangan membuat kata-kata atau kalimat yang kemudian mengarahkan opini publik soal corona. Dia memang TKI atau bisa dikatakan ODP (Orang Dalam Pemantauan), tapi jangan berlebihan menanggapi," imbuh Betty.

Lebih lanjut Betty menjelaskan, bahwa penyakit Covid-19 bukan aib. Sekiranya ada orang yang ODP atau PDP, sebaiknya jangan dikucilkan atau bahkan dimusuhi. Malahan harus diberikan arahan atau motivasi untuk bisa bangkit melawan virus itu.

"Justru mau mengaku malah bagus, dan tidak ada masalah. Karena ini untuk keamanan bersama, sehingga yang pernah kontak dengan orang tersebut bisa waspada," terangnya.

3. Jangan Panik

Kepanikan dalam keadaan pandemi Covid-19 tidak pandang bulu, siapapun dan dari golongan manapun bisa saja panik dalam situasi seperti ini. Karena setiap orang punya karakter yang berbeda-beda.

Namun menurut Betty, panik berlebihan justru akan membuat seseorang menjadi bingung. Akibatnya emosi tidak terkontrol dan lagi-lagi berdampak pada kesehatan tubuh.

"Misalnya panik berlebih sewaktu membaca berita soal virus corona. Akhirnya berimajinasi dan membuat orang yang membaca berita tersebut jadi parno bahkan jadi takut," tuturnya.

Betty mengungkapkan, dari kacamata psikologi yang harus dilakukan saat pendemi Covid-19 adalah harus mengambil hikmah dari situasi seperti ini.

"Kita bisa kumpul bareng keluarga, bisa beribadah bareng atau bisa bercanda bareng di rumah. Kalau mungkin bosan, kita bisa menciptakan suasana di rumah menjadi lebih asik, lebih hidup dan lebih menarik," ungkap Betty.

4. Berdoa

Hal yang tak kalah penting dari upaya-upaya pencegahan virus Corona adalah mendekatkan diri kepada sang maha pencipta, Allah SWT.

Menurut Betty, sebagai manusia beragama tentu mendekatkan diri kepada sang pemilik jagat harus dilakukan. Sebab ada energi lain diluar batas kemampuan manusia yang tidak bisa dijelaskan secara nalar.

Ditengah pandemi virus Corona, meyakinkan seseorang untuk berpikir positif memang tidak mudah. Namun dengan pendekatan emosional, Betty optimis semua akan teratasi dan imun tubuh bisa terus meningkat. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Rizal Dani
Sumber : TIMES Banyuwangi

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES