Kopi TIMES

Covid-19 dan Spektrum Ekonomi Global

Jumat, 27 Maret 2020 - 06:04 | 127.20k
Moh Fathorrohman, Mahasiswa Fakultas Ekonomi, Universitas Muhammadiyah Surabaya.
Moh Fathorrohman, Mahasiswa Fakultas Ekonomi, Universitas Muhammadiyah Surabaya.

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Coronavirus disease (Covid-19), akhir-akhir ini menjadi perbincangan hangat dan tentu mengerikan di media sosial, bagaimana tidak? Sejak keluar nya himbauan dari world health organization (WHO) yang menyatakan Covid-19, sebagai pandemi dunia, surat edaran dari pemerintah yang menghimbau agar seluruh aktivitas di kerjakan dirumah (stayhome) menjadi topik terhangat sejak pekan terakhir ini. Covid-19 ini mendadak menjadi teror mengerikan bagi masyarakat dunia, terutama setelah merenggut puluhan nyawa sampai ratusan ribu orang hanya dalam waktu beberapa pekan.

Sebagai Pandemi

Virus corona atau covid-19 diketahui pertama kali menyebar di Wuhan, China, pada akhir 2019. Sejak saat itu, virus tersebut menyebar dengan cepat ke seluruh dunia, tanpa kecuali Indonesia.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) pun telah mengumumkan wabah corona sebagai pandemik global. Artinya, ini persoalan kesehatan yang bersamaan mengancam banyak negara.

Karena penyebarannya yang begitu cepat, tak bisa dipungkiri virus corona berdampak pada perekonomian global.

Pertumbuhan ekonomi global pun diprediksi melambat. Sejumlah lembaga dunia, termasuk Dana Moneter Internasional (IMF), merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia untuk tahun ini, semenjak pukulan wabah corona.

"Pertumbuhan ekonomi global akan sekira 0,1 persentase poin lebih rendah," ungkap Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva, dalam pertemuan menteri keuangan dan gubernur bank sentral G20 di Riyadh, Arab Saudi, akhir Februari 2020, seperti dikutip dari MarketWatch.

Sebelumnya, pada Januari 2020, IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global menguat, yaitu dari 2,9 persen pada 2019 menjadi 3,3 persen pada 2020.

Namun, tak berjeda lama sejak itu, virus corona—yang telah dikategorikan WHO sebagai kondisi darurat global—telah mengganggu aktivitas perekonomian di China.

Dalam revisinya, IMF memasang skenario pertumbuhan ekonomi China akan mencapai 5,6 persen pada 2020. Angka ini lebih rendah 0,4 persentase poin dibandingkan proyeksi IMF pada Januari 2020.

"Kami juga melihat skenario-skenario yang lebih buruk di mana penyebaran virus akan berlangsung lebih panjang dan global. Konsekuensinya pertumbuhan (ekonomi) akan lebih kendur," imbuh Georgieva.

Negara-negara maju seperti Amerika Serikat pun sudah bersiap menghadapi resesi yang lebih dalam dibanding pada 2009. UU untuk mengantisipasi hal itu tengah mereka siapkan pula.

Ekonomi Indonesia

Kinerja perekonomian Indonesia jelas akan ikut terdempak. Pertumbuhan ekonomi dan kinerja perdagangan nasional diprediksi turut lesu sebagai dampak melorotnya pertumbuhan ekonomi dan perdagangan global.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, kondisi perekonomian global saat ini sangat menantang. Dia pun mengakui, memburuknya kondisi ekonomi global akan memengaruhi ekonomi Indonesia.

"Kita pahami kondisi ekonomi global sangat menantang. Selain dihadapkan pada pelemahan ekonomi, sekarang ditambah dengan terjangkitnya virus novel corona," ujar Sri Mulyani di Jakarta, Senin (2/3/2020). Dampaknya tidak main-main.

Menurut Sri Mulyani, angka revisi proyeksi pertumbuhan ekonomi global yang dilansir IMF adalah kondisi yang sama dengan kurun 2008-2009. Pada kurun waktu itu, dunia dihadapkan pada krisis keuangan global yang bermula dari Amerika Serikat

Tidak hanya pertumbuhan ekonomi yang loyo, kinerja perdagangan, pasar keuangan, nilai tukar, hingga aktivitas bisnis juga diyakini bakal terdempak.

Ekonom Institute of Development Economics and Finance (Indef), Bhima Yudistira Adhinegara memproyeksi ekonomi Indonesia hanya akan tumbuh 4,5 persen pada 2020.

Angka ini lebih rendah dari proyeksi lembaga pemeringkat internasional Moody's yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 4,8 persen pada tahun ini.

Maka dari itu marilah kita tetap mematuhi kebijakan pemerintah dengan cara stayhome agar perekonomian lebih membaik lagi dan kita dijauhkan dari virus corona (Covid-19).

***

*) Penulis adalah Moh. Fathorrohman, Mahasiswa Fakultas Ekonomi, Universitas Muhammadiyah Surabaya.

*) Tulisan opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES