Kopi TIMES

Gili Raja, antara Terisolasi dan Keinginan Berprestasi

Kamis, 26 Maret 2020 - 21:49 | 219.87k
M Sudah Ibnu Saad, Guru Pengabdian di Lembaga Pendidikan Nurul Ulum Gili Raja Sumenep.
M Sudah Ibnu Saad, Guru Pengabdian di Lembaga Pendidikan Nurul Ulum Gili Raja Sumenep.

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Menurut data dari Badan Informasi Geospasial (BIG) pada peta Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) menunjukkan bahwa jumlah pulau mencapai 13.466, luas daratan 1.922.570 km dan luas perairan 3.527.483 km. Ini menunjukkan bahwa kekayaan alam Indonesia patut diacungkan Jempol.

Gili Raja merupakan salah satu pulau yang ada di Madura dengan jumlah empat Desa. Yaitu desa Banmaling, Banbaruh, Lombang dan desa Jatih. Dari empat desa itu semuanya berkecamatan ke pulau Gili Genting yang memang merupakan salah satu kecamatan di kabupaten Sumenep Madura.

Meski letak Gili Raja berada di pedalaman namun masalah pendidikan tidak bisa diragukan. Ini bisa dibuktikan dengan adanya banyak sekolah. Baik sekolah dasar maupun sekolah menengah atas. Ditambah dengan anak-anak pulau yang setelah lulus dari sekolah menengah atas langsung melanjutkan ke Perguruan Tinggi.

Dan di sinilah permasalahannya. Ketika para siswa siswi mempunyai keinginan menggapai cita-cita dan prestasi, justru fasilitas yang ada di sekolah mereka tidak memadai. Seperti fasilitas keolahragaan, Lab ataupun gedung Serba Guna yang bisa dijadikan tempat Diklat ataupun seminar untuk kemudian menjadi evaluasi dari proses belajar mereka.

Bahkan di era 4.0 Ini, kecanggihan tekhnologi yang seharusnya menjadi wadah berkreatifitas para siswa untuk mengasah kemampuan mereka dalam bidang IPTEK tidak tersalurkan dengan baik sebab tidak adanya sarana yang memang tidak tersedia sampai sekarang dari pemerintah.

Buktinya sampai sekarang penduduk pulau Gili Raja masih menggunakan tenaga surya untuk menghidupkan lampu ketika malam hari. Bantuan Pemerintah berupa Tiang listrik memang ada lengkap dengan kabel yang tersebar hampir ke seluruh pulau. Tapi sampai sekarang tidak ada penduduk pulau yang menikmati bantuan itu. Ini disebabkan karena tidak adanya penanganan yang pasti pihak yang terkait. Padahal sekitar tahun 2015 penduduk pulau sudah melakukan demo untuk meminta kepastian mengenai tenaga listrik itu.

Kembali ke para siswa yang mempunyai cita-cita dan prestasi harus terhambat oleh sarana dan prasarana yang terbatas. Tentu bukan masalah sederhana ketika pelajaran TIK guru hanya menggambarkan hanya melalu buku tidak bisa menvisualisasikan lewat gambaran yang nyata. Seperti menerangkan melalui layar tiga dimensi. Atau bisa juga langsung praktik ke Lab Komputer yang seharusnya tersedia di Sekolah. Maka kemudian yang terjadi adalah keterlambatan mereka dalam menyerap materi yang sedang diberikan.

Oleh karena itu, tugas pemerintah sebenarnya bukan hanya terpaku pada perkembangan di tempat-tempat terbuka, melainkan tempat-tempat yang terisolasi juga harus menjadi perhatian penuh oleh pemerintah agar ditangani dengan baik tanpa harus memandang status dan martabat. Agar para pemuda yang menjadi kader bangsa bisa ini menjadi kader yang bisa diandalkan. Karena kemajuan bangsa ini tidak luput dari tanggung jawab pemuda di masa depan.

Akhirnya dari tulisan ini saya hanya menyampaikan dengan besar harapan dapat menjadi alat untuk bisa tersalurkan ke pemerintah atau bahkan ke seluruh penduduk indonesia mengenai keadaan kami yang terbatas.

***

*) Penulis adalah M Sudah Ibnu Saad, Guru Pengabdian di Lembaga Pendidikan Nurul Ulum Gili Raja Sumenep.

*) Tulisan opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES