Kopi TIMES

Allah Menguji dari Yang 'Kecil'

Jumat, 27 Maret 2020 - 02:22 | 199.24k
Eri Hendro Kusuma, Sekretaris Umum MD KAHMI Kota Batu.
Eri Hendro Kusuma, Sekretaris Umum MD KAHMI Kota Batu.

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Mengambil hikmah dari mewabahnya virus corona adalah sebagai sebuah peringatan Allah kepada manusia. Kita diingatkan jika ada “kekuatan” lain yang jauh lebih hebat dari sekedar ciptaan manusia. Ujian dari Tuhan melalui “makhluk” kecil yang dinamakan “virus” telah membuat manusia panik dan kebingungan.

Virus merupakan symbol ujian “kecil” dari Allah kepada manusia. Diujinya manusia dalam hal “kecil” ini ternyata secara tidak langsung telah merubah tatanan sistem hidup manusia. Permasalahan Virus Corona ini pada akhirnya berdampak cukup signifikan terhadap roda kehidupan manusia, mulai dari sector kesehatan, ekonomi, pariwisata, pendidikan, psikologis, maupun sosial.

Peristiwa wabah Virus Corona telah mengingatkan kita pada berbagai ujian dan cobaan terhadap Fir’aun dan para pengikutnya sebagai kedustaan terhadap Allah. Dalam Qur’an Surat: Al-A’raf /7:130 Allah Berfirman yang artinya “Dan sungguh, kami telah menghukum Fir’aun dan kaumnya dengan (mendatangkan musim kemarau) bertahun-tahun dan kekurangan buah-buahan, agar mereka mengambil pelajaran”.

Merujuk pada Alqur’an dan Tafsir dari Kementrian Agama Republik Indonesia menjelaskan Surat Al-A’raf /7:130, merupakan ayat pendahuluan atau peringatan kepada Fir’aun dan pengikutnya sebelum datangnya azab terakhir yang menyebabkan kehancuran total bagi mereka. Cobaan yang ditimpakan kepada Fir’aun berupa musim kemarau panjang yang menimbulkan kesulitan hidup bagi mereka, akan tetapi hal ini belum juga menyadarkan Fir’aun dan pengikutnya.

Fir’aun yang tidak sadar akan musibah yang telah diberikan-Nya, selanjutnya dijelaskan dalam Surat Al- A’raf /7:131, kemudian apabila kebaikan (kemakmuran) datang kepada mereka, mereka berkata, “ini adalah karena (usaha) kami. “dan jika mereka ditimpa kesusahan, mereka lemparkan sebab kesialan itu kepada Musa dan pengikutnya. Ketahuilah sesungguhnya nasib mereka di tangan Allah, namun kebanyakan mereka tidak mengetahui”.

Ayat ini menerangkan bagaimana sifat kesombongan seorang Fir’aun, saat mereka mengalami kemakmuran hidup, mereka mengatakan bahwa hal itu sudah sewajarnya, karena negeri mereka subur dan mereka pun rajin bekerja, bukan karena rahmat dari Allah SWT.

Rasionalitas yang ditunjukkan oleh Fir’aun pada zaman dahulu sebenarnya relevan dengan dunia hari ini. Bagaimana manusia-manusia telah berlomba-lomba menciptakan teknologi-teknologi yang canggih, sehingga merubah paradigma manusia. Dengan kecanggihan teknologi yang diciptakan manusia, menyebabkan manusia “bersombong diri” dengan mengesampingkan kecanggihan sang Penciptanya.

Sebagai akibat dari keingkaran, kekufuran, dan kezaliman Fir’aun dan pengikutnya, maka Allah menurunkan azab yang lebih dahsyat kepada mereka berupa topan yang melanda rumah dan pohon-pohonan, kebun dan swah-sawah mereka, kemudian datang lagi hama belalang yang membinasakan tanaman-tanaman mereka, dan akhirnya muncul wabah lain yang menjadikan air minum mereka berubah rasa, berubah bau, dan berubah warnanya seperti darah yang tidak dapat mereka minum. Hal disampaikan dalam Qur’an Surat Al-A’raf /7:133, “Maka kami kirimkan kepada mereka topan, belalang, kutu, katak, dan darah (air minum berubah menjadi darah) sebagai bukti-bukti yang jelas, tetapi mereka tetap menyombongkan diri dan mereka adalah kaum yang berdosa”.

Kisah Fir’aun dan pengikutnya yang lalai terhadap kekuatan Allah SWT tersebut selayaknya kita jadikan refleksi dari diri dan kehidupan kita. Makhluk “kecil” yang bernama Virus Corona ini tentu sudah membuat manusia kebingungan dan kewalahan. Lantas bagaimana jika ada makhluk yang lebih “besar” dari Allah yang diujikan kepada umat manusia?

Sebagai umat yang beriman tentu kita mempercayai bahwa setiap ujian dari Allah senantiasa mengandung pendidikan dan setiap permasalahan pasti ada pertolongan. Kepada Allah kita memohon pertolongan dan belas kasihan-Nya. Memperbaiki perilaku merupakan sebuah ikhtiar yang mutlak kita lakukan untuk mendapat ampunan-Nya. Kemajuan teknologi harus diimbangi dengan kekuatan iman, sehingga tidak muncul kata “sombong” pada setiap diri umat manusia. Semoga wabah virus corona ini segera berakhir dan manusia bisa hidup aman dan nyaman melanjutkan pemimpin di muka bumi ini.

***

*) Penulis adalah Eri Hendro Kusuma, Sekretaris Umum MD KAHMI Kota Batu.

*) Tulisan opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES