Kopi TIMES

'Selamat Jalan' Virus Corona

Jumat, 27 Maret 2020 - 01:09 | 730.97k
Edi Sugianto, Kaprodi KPI, Institut Agama Islam Al Ghurabaa Jakarta.
Edi Sugianto, Kaprodi KPI, Institut Agama Islam Al Ghurabaa Jakarta.

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Menjalani hidup dalam suasana pandemi Covid 19 saat ini memang sangat mencekam. Berbagai aktivitas dibatasi, rumah ibadah ditutup, berbagai tempat usaha atau perkantoran berhenti total, dan jalanan sepi seperti kota mati.

Berdasarkan peta Coronavirus Covid 19 Global Cases by John Hopkins CSSE, pandemi ini sudah menyebar hingga 168 negara di dunia, jumlah kasusnya sudah mencapai 417.582 kasus. Korban yang meninggal 18.612 orang, sedangkan yang sembuh tercatat masih 107.247 pasien. (Rabu 25/3/2020).

Bagaimana dengan Indonesia? Data terkini menunjukkan, pasien virus Corona, tercatat yang positif berjumlah 790, negatif 2.625, sembuh 31, dan meninggal 58 orang. (Kemkes, Rabu, 25/3)

Meskipun demikian, masyarakat Indonesia menghadapi Covid 19 dengan beragam sikap, di antaranya masih ada yang cuek tak menghiraukan apa-apa, ada juga yang panik; makan tak enak, tidur pun tak nyenyak, dan sikap terbaik adalah berikhtiar mamatuhi anjuran pemerintah, serta bertawakal kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan meningkatkan doa, dan ibadah.

Pertanyaannya, apa yang bisa kita lakukan untuk “mencegah” Covid 19 ini? Lalu, kapan kemungkinan pandemi ini berakhir?

Mencegah Corona

Banyak hal yang bisa dilakukan untuk mencegah penularan Covid 19. Pertama, menjaga kebersihan. Dalam Islam, begitu pentingnya masalah kebersihan sehingga para ulama fikih senantiasa membahas “kebersihan” di bab-bab awal buku mereka.

Bahkan, semua aktivitas ibadah dalam Islam tidak lepas dari aspek kebersihan lahir dan batin. Maka, tak heran Allah sangat mencintai orang-orang yang bersih: “Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bersih” (QS. 9: 108).

Kedua, melakukan social distancing. Rasulullah Sallahu Alaihi Wasallam, telah mengajarkan umatnya dalam menghadapi wabah dengan bijak. Meskipun beliau bukan seorang dokter profesional, namun Allah senantiasa membimbing langkah beliau dalam menghadapi masalah hidup.

Nabi bersabda: “Wabah penyakit menular adalah suatu peringatan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk menguji para hamba-Nya dari kalangan manusia. Maka, apabila kamu mendengar penyakit itu berjangkit di suatu negeri, janganlah kamu masuk ke negeri itu. Apabila wabah itu berjangkit di negeri tempat kamu berada, jangan pula kamu lari darinya.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Usamah bin Zaid).

Indonesia sudah melakukan pembatasan aktivitas-aktivitas rutin, seperti pendidikan, sosial, ekonomi, bahkan ibadah secara berjamaah. Hal ini dilakukan dengan satu tujuan untuk memutus rantai penyebaran wabah Covid 19.

Ketiga, menjaga imunitas tubuh. Sejatinya, tidak ada manusia yang aman dari penyakit. Hal yang mungkin dilakukan adalah menjaga ketahanan tubuh. Prof. Dr. Moh. Sholeh, dalam penelitiannya “Terapi Shalat Tahajud”, telah membuktikan secara medis bahwa salah satu cara terbaik untuk meningkatkan imunitas tubuh adalah dengan shalat tahajud. “Dan pada sebagian malam, lakukanlah shalat tahajud sebagai suatu ibadah tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji”. (QS. 17: 79).

Corona Pasti Berlalu

Menurut Erlina Burhan, dokter spesialis paru Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan, memaparkan bahwa secara teori, virus apa pun tidak akan bertahan hidup pada suhu panas. Sejalan dengan itu, para ahli seperti Dr. Jyoti Somani, dan Prof. Paul Tambyah, memprediksi penyebaran Covid 19 akan menurun tajam pada bulan Mei. Jadi, penyebaran virus tergantung pada iklim. (tribunnews.com).

Saya kira, pendapat para pakar di atas adalah sesuai dengan prakiraan musim yang dirilis oleh Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Bahwa, awal musim kemarau (bersuhu panas) akan berlangsung pada bulan April-Mei 2020. Semoga!

Dalam Sejarah Islam, al-Hafidz Ibnu Hajar al-Asqalani (wafat tahun 852 H), dalam kitabnya “Badzlu al-Maun fi Fadhli at-Thaun” (Memberi Bantuan kepada Para Pendirita Tha’un) menyebutkan, bahwa pada umumnya virus (wabah) terjadi di musim semi setelah musim dingin. Setelah itu, wabah akan musnah pada musim panas. (hlm. 369).

Dalam menghadapi wabah, Ibnu Hajar pun melakukan social distancing dengan berdiam diri di rumah, dan tidak menghadiri kegiatan-kegiatan yang terdapat orang banyak. (hlm. 328-330).

Hal ini tentu menjadi angin segar bagi masyarakat Indonesia, apalagi mayoritas Muslim akan menyambut bulan Ramadan yang dinanti-nanti. Selamat jalan Virus Corona! Selamat datang Ramadan Karim!

Mari kita berdoa kepada Allah subhanahu wa ta’ala, semoga Covid 19 ini benar-benar segera berakhir:

اللَّهُمَّ إنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ البَرَصِ ، والجُنُونِ ، والجُذَامِ ، وَسَيِّيءِ الأسْقَامِ

“Ya Allah, aku berlindung kepadamu dari lepra, gila, kusta, dan penyakit-penyakit buruk”

Jakarta, 26 Maret 2020

***

*) Penulis adalah Edi Sugianto, Kaprodi KPI, Institut Agama Islam Al Ghurabaa Jakarta.

*) Tulisan opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES