Peristiwa Daerah

IDI Malut: Jika Masyarakat Tidak Patuh Kasus Covid-19 Makin Meningkat

Kamis, 26 Maret 2020 - 14:20 | 113.73k
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Maluku Utara dr. Alwia Assagaf, M. Kes. (FOTO: Istimewa)
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Maluku Utara dr. Alwia Assagaf, M. Kes. (FOTO: Istimewa)

TIMESINDONESIA, MALUKU UTARA – Kasus Covid-19 positif sudah ada di Ternate, Maluku Utara. Menurut teori jika sudah ada kasus positif, penularan dapat terjadi jika masyarakat tidak membatasi bertemu banyak orang (social distancing).

Hal ini disampaikan Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Maluku Utara dr. Alwia Assagaf, M. Kes kepada TIMES Indonesia, Kamis (26/3/2020).

Menurutnya, jika masyarakat tidak mematuhi imbauan pemerintah maka kasus Covid-19 makin meningkat, sehingga pilihan lockdown akan terpaksa ditempuh pemerintah. Jika itu jadi pilihan pemerintah,  maka IDI tidak ragu untuk menyetujuinya.

"Saya mengimbau masyarakat untuk berdiam diri dirumah demi keselamatan kita semua. Dengan berdiam dirumah dan menghindari kontak dekat (physical distancing) akan menurunkan angka penularan dan mengurangi angka yang dirawat sehingga tenaga kesehatan di rumah sakit juga tidak kewalahan," ungkapnya

Ia menyebut jika ada kasus Pasien Dalam Pengawasan (PDP) ringan dan Orang Dalam Pemantauan (ODP) maka bisa dikarantina. Untuk itu Pemprov sedang menyiapkan lokasi karantina sehingga IDI dan OP lain diminta membantu tenaga.

Saat ini ada beberapa dokter yang sudah bersedia, yang terpenting semua tenaga medis dan tenaga kesehatan lain yang menangani pasien Covid-19 ini terlindungi dengan Alat Perlindungan Diri (APD).

Setiap dokter dan perawat yang kontak dengan pasien dapat menjadi Orang Tanpa Gejala (OTG), atau Orang Dalam Pengawasan (ODP) maupun pasien Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang harus diisolasi (sesuai protap dari Kemenkes).

"Kalau mereka ini diisolasi siapa yang akan gantikan. Dokter paru cuma ada 3, yaitu di RS hasan Boesoirie, RS Tentara, RS Labuha," ungkap dr. Alwia mencemaskan

Untuk itu, ia meminta masyarakat dan media lebih selektif memberitakan tentang tenaga kesehatan yang sedang melakukan pelayanan agar tidak menurunkan semangat mereka. Karena mereka adalah yang paling besar beresiko tertular.

Ia menambahkan, secara nasional sewaktu negara-negara lain terkena Covid-19 sudah seharusnya Indonesia mempersiapkan diri dengan melengkapi APD di seluruh RS terutama 132 RS rujukan (termasuk RS Chasan Boesoirie).

"Sehingga tidak seperti saat ini kasus melonjak dengan cepat kita kelabakan dengan ketersediaan ruang isolasi, APD bahkan tenaga kesehatan yang bertumbangan," imbuhnya

IDI juga mengapresiasi keputusan Presiden RI Joko Widodo yang menambah anggaran dengan merevisi aturan agar dapat dimaksimalkan untuk penanganan Covid-19 termasuk pengadaan APD. Hal ini telah dilakukan oleh Pemprov Maluku Utara, namun saat ini justru sulit memperoleh APD kualitas baik sehingga ada kekurangan yang terjadi di RS.

"Untuk 1 pasien positif memerlukan 14 APD per hari, Belum lagi ini sekali pakai. Bisa bayangkan berapa banyak APD yang harus disiapkan. Sehingga IDI juga harus membantu utamanya agar tenaga medis dapat terlindungi," tutupnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Sofyan Saqi Futaki
Sumber : TIMES Maluku

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES