Peristiwa Daerah

Pasca Dinyatakan Pailit, Bos KSP Tinara Banyuwangi Raib Tanpa Jejak

Kamis, 26 Maret 2020 - 10:04 | 780.52k
Dari kiri : Budi Hartadi dan Linggawati Wijaya alias Ling Ling, dua pentolan KSP Tinara, Jalan Raya Rogojampi, Desa kedaleman, Kecamatan Rogojampi, Banyuwangi. (FOTO: Istimewa)
Dari kiri : Budi Hartadi dan Linggawati Wijaya alias Ling Ling, dua pentolan KSP Tinara, Jalan Raya Rogojampi, Desa kedaleman, Kecamatan Rogojampi, Banyuwangi. (FOTO: Istimewa)

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Pasca dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga Surabaya, Bos Koperasi Simpan Pinjam Multi Dana Sejahtera (KSP Tinara) Banyuwangi, tak pernah kelihatan batang hidungnya. Baik Linggawati Wijaya alias Ling Ling, maupun Budi Hartadi, mendadak menghilang bagai ditelan bumi.

Pantauan TIMES Indonesia, kantor KSP Tinara di Jalan Raya Rogojampi, Desa Kedaleman, Kecamatan Rogojampi, Banyuwangi, terlihat sepi. Seluruh pintu tertutup rapat. Hanya ada sejumlah security yang berjaga. Mereka pun mengaku tidak tahu menahu di mana keberadaan dua pentolan KSP Tinara tersebut.

"Terakhir kesini tanggal 17 Februari 2019, itu pun pada malam hari, pukul 20.00 WIB, hanya masuk sebentar, dan pukul 20.30 WIB sudah keluar lagi," kata salah satu satpam, Kamis (26/3/2020).

Seperti diketahui, pada 20 Januari 2020, Pengadilan Niaga Surabaya, telah mengeluarkan putusan No 76/Pdt.sus-PKPU/PN.Niaga.Sby Jo No. 76/Pdt.sus-Pailit/PN.Niaga.Sby, yang menyatakan bahwa KSP Tinara telah pailit.

Padahal, pada Oktober 2019, koperasi yang dikelola keluarga Lingga Wijaya ini masih menerima masyarakat yang menabung. Tak pelak, proses pailit KSP Tinara memicu dugaan miring. Bukan hanya dugaan praktik penipuan, namun juga terindikasi menjadi lahan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU).

Tudingan tersebut bukan tanpa dasar. Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan Perdagangan kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Banyuwangi, menyampaikan bahwa aset KSP Tinara yang dilaporkan hanya sekitar Rp 20 miliar. Sedang uang tabungan Simpanan Berjangka milik 416 orang penabung diperkirakan berjumlah Rp 250 miliar.

Dari sini, pertanyaan besar muncul. Jika tabungan warga sekitar Rp 250 miliar dan laporan aset KSP Tinara ke Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan Perdagangan, hanya sekitar Rp 20 miliar, uang milik penabung lainnya dilarikan ke mana.

"Kan patut diduga uang tabungan dikemplang karyawan atau digunakan untuk keperluan pribadi, jika hal itu benar kan sudah jelas ini penipuan. Orang menabung kan di KSP Tinara, bukan pada oknum pribadi karyawan atau pemilik," ucap Wakil Ketua DPRD Banyuwangi, Michael Edy Hariyanto.

"Dan jika terus ditelusuri, pasti akan ketemu unsur pencucian uangnya," imbuh Michael.

Terkait kasus KSP Tinara, Michael bersama jajaran pimpinan DPRD Banyuwangi lain, menduga adanya praktik penipuan dan pencucian uang yang terorganisir antara Linggawati Wijaya, Budi Hartadi dan sejumlah karyawan.

Karena, di saat Tinara sudah tidak mampu membayar bunga tabungan, pada bulan September 2019, sejumlah karyawan justru melakukan promosi menggiurkan kepada masyarakat.

Mereka mengiming-iming bunga tinggi, antara 10-12 persen pertahun kepada calon penabung. Akibatnya, pada Oktober 2019, banyak masyarakat yang menyimpan uangnya di KSP Tinara. Dan tiga bulan kemudian, pada bulan Januari 2020, KSP Tinara ujug-ujug pailit.

"Tapi kita tahu, selain bu Lingga (Linggawati Wijaya) dan pak Budi (Budi Hartadi) ada satu orang lagi yang paling bertanggung jawab pada kasus yang berpotensi merugikan masyarakat dan mengguncang stabilitas ekonomi Banyuwangi ini," cetus Michael.

Sebagai tindak lanjut, bentuk pengayoman kepada masyarakat serta bentuk pencegahan tumbuh suburnya mafia ekonomi berkedok koperasi, jajaran pimpinan DPRD Banyuwangi, sepakat akan melakukan investigasi dan menempuh jalur pemerintahan guna mengungkap kasus KSP Tinara.

Terlebih baik Linggawati Wijaya maupun Budi Hartadi, terkesan tidak ada iktikad baik. Dua kali undangan audiensi dari dewan pun tidak digubris oleh mereka.

Namun sayang, hingga kini awak media belum bisa konfirmasi kepada dua pentolan KSP Tinara Banyuwangi, Linggawati Wijaya dan Budi Hartadi. Keduanya bagai hilang ditelan bumi. Dari kabar beredar yang, keduanya sedang berada di kota Surabaya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Sofyan Saqi Futaki
Sumber : TIMES Banyuwangi

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES