Politik

Koalisi PKS-PDIP, Siapa Untung di Pilkada Kota Mataram 2020? 

Rabu, 25 Maret 2020 - 19:40 | 58.53k
Direktur Lembaga Kajian Sosial Politik M16, Bambang Mei Finarwanto. (Foto: Istimewa)
Direktur Lembaga Kajian Sosial Politik M16, Bambang Mei Finarwanto. (Foto: Istimewa)

TIMESINDONESIA, MATARAM – Koalisi PDIP dan PKS di Pilkada Kota Mataram 2020 yang konon mengusung Selly Andayani - TGH Abdul Manan dinilai baru sebatas tebar pesona. Belum riil dan pasti. 

Lembaga Kajian Sosial Politik M16 memprediksi kemungkinan langkah dua partai ini berubah mendekati masa pendaftaran calon masih terbuka. Untuk itu tak ada salahnya PDIP jajaki parpol alternatif untuk memperkuat karakter politik Selly Andayani.

Koalisi PDIP-PKS di Pilkada Kota Mataram akan menjadi warna baru peta politik. Dimana dua parpol besar dengan mahzab berbeda bisa bersatu mendukung pasangan yang sama.

"Kalau ini terjadi sangat bagus. Tapi masalahnya sampai sekarang kan belum jelas. PDIP sudah oke, tapi PKS kan belum ada rekomendasi. Pertanyaannya, siapa yang diuntungkan dengan situasi ketidak-jelasan ini?," kata Direktur M16, Bambang Mei Finarwanto, di Mataram, Rabu (25/3/2020).

Pria yang akrab disapa Didu ini memaparkan, koalisi PDIP-PKS disejumlah Pilkada di NTB sudah sempat mencuat dan hangat di media massa. Sejumlah pertemuan silaturahmi Ketua DPD PDIP NTB H Rachmat Hidayat dan Gubernur NTB yang juga petinggi PKS, juga semakin memperkuat hal itu.

Hanya saja, hingga saat ini keseriusan yang mengikat nampaknya hanya dilakukan PDIP yang sudah menerbitkan surat rekomendasi. Sementara PKS, belum jelas.

"Dalam posisi saat ini PKS harus gentle. Terbitkan juga rekomendasi, jangan abu-abu dan membuat ambigu," ucapnya.

Didu mengatakan, PDIP juga sudah saatnya melakukan pendekatan dan membuka ruang politik untuk partai lain di Pilkada Kota Mataram. Hal ini untuk menjaga kemungkinan bila akhirnya nanti koalisi PDIP dan PKS tak terealisasi. 

"PDIP perlu menggalang dukungan politik menambah parpol kawan sekutu sebagai upaya memperkuat citra sekaligus melebarkan basis konstituen untuk antisipasi dini," ujarnya. 

Menurut Didu, koalisi PKS dan PDIP dari sisi show of politik sebagai pilihan taktik yang cerdik dari sisi hubungan simbiosis mutualisme. 

Meskipun demikian apakah persekutuan politik ini kemudian dipahami tujuan strategisnya oleh pemilih dan loyalis votternya di Kota Mataram? Mengingat kedua partai ini memiliki basis pemilih yang berbeda karakter secara politik. 

"Urgensinya koalisi PDIP dan PKS di Pilkada Kota Mataram 2020 perlu menambah parpol sekutu politik. Keberadaan parpol lain ini tentu akan menjadi peredam sekaligus vote getter mendulang suara pemilih lainnya," pungkas Didu. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok
Sumber : TIMES Mataram

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES