Waspada Corona, Nyepi di Desa Pancasila Lamongan Tanpa Pawai Ogoh-ogoh
TIMESINDONESIA, LAMONGAN – Situasi terkait wabah virus corona membuat perayaan Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1942 di Desa Balun, Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan, atau yang dikenal sebagai Desa Pancasila, dilaksanakan tanpa arak-arakan atau pawai ogoh-ogoh.
Hal itu membuat rangkaian perayaan Nyepi di Desa Pancasila terasa begitu berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Sebab pawai ogoh-ogoh yang biasanya dilakukan sehari sebelum nyepi, selalu menjadi momen yang dinanti masyarakat.
Pemangku Pura Sweta Maha Suci Desa Balun, Adi Wiyono mengatakan, peniadaan pawai ogoh-ogoh tersebut sesuai dengan surat edaran dari Pemerintah maupun Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI), yang mengimbau agar pelaksanaan Hari Raya Nyepi tidak mengundang atau memicu datangnya banyak orang.
"Pawai ogoh-ogoh ditiadakan, kemarin hanya sembahyang di pura, kemudian hari ini dilakukan Nyepi di rumah masing-masing," kata Adi Wiyono, Rabu (25/3/2020).
Bahkan, kata Adi, upacara Melasti dan Tarung Kesanga juga dilakukan oleh umat Hindu secara bergantian sehingga mengurangi kerumunan orang.
"Sembahyang Nyepi ini dilakukan pembatasan, tidak seperti tahun kemarin," katanya.
Sementara untuk ogoh-ogoh yang sudah terlanjur dibuat untuk Hari Raya Nyepi 1942 di Desa Pancasila Lamongan telah dibakar tengah malam, sebagai langkah antisipasi corona. "Ogoh-ogoh dikumpulkan menjadi satu di pura dan dibakar tengah malam tanpa keramaian." pungkas Adi Wiyono. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Advertisement
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |
Sumber | : TIMES Lamongan |