Kopi TIMES Universitas Islam Malang

Mendidik Anak Berani Melawan Virus

Selasa, 24 Maret 2020 - 08:01 | 51.14k
Ana Rokhmatussa’diyah, Doktor Ilmu Hukum dan Dosen Fakultas Hukum Unisma, Penulis sejumlah Buku Ketua Pokja 1 TP PKK Kota Malang.
Ana Rokhmatussa’diyah, Doktor Ilmu Hukum dan Dosen Fakultas Hukum Unisma, Penulis sejumlah Buku Ketua Pokja 1 TP PKK Kota Malang.
FOKUS

Universitas Islam Malang

TIMESINDONESIA, MALANG – Dalam sejulah kesempatan pidatonya, Presiden pertama Soekarno pernah berkata “berilah aku sepuluh pemuda, maka akan aku ubah dunia”. Pidato ini berkali-kali dikuti oleh para ahli Pendidikan, khususnya dalam kaitannya dengan Pendidikan mentalitas anak (pemuda).

Apa yang disampaikan Soekarno itu sebenarnya sebagai bentuk pujian terhadap anak muda yang bermental baja atau suka menjadi pekerja keras, terutama dalam menghadapi atau menjawab keragaman penyakit bangsa Jika anak-anak mudanya bersosok demikian, maka tidak akan  ada yang mustahil untuk mengubah dunia, minimal menghambat dan menghentikan laju penyebaran virus global (Corona).

Anak-anak muda atau generasi-generasi yang kuat itu merupakan aset termahal dalam bernegara ini. Mereka merupakan kekayaan yang tidak ternilai, sehingga logis jika berharap banyak pada mereka. Untuk kepentingan ini, seharusnyalah jika mereka terus dididik tiada henti untuk mengenal dan mengabdi pada masyarakat dan bangsa ini, diantaranya dengan berani melawan virus bangsa seperti Corona.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id  

Mereka adalah sumberdaya manusia terbaik dan terstrategis bagi kehidupan masyarakat dan bangsa, yang karena posisinya ini, mereka harus jadi kader yang tangguh dan bukan kader yang sukanya mengeluh, benar-benar mengenal dan memahami ancaman penyakit yang menyerang negaranya. 

Bangsa manapun di muka bumi, yang mencita-citakan diraihnya derajat atau kemulian tertinggi, haruslah ditopang oleh sumberdaya pemuda yang berkualitas. Jika dalam diri sumberdaya manusia ini tidak ada kekuatan yang diandalkan, niscaya berbagai problem, yang salah satunya Corona yang mengihimpit masyarakat dan bangsa menjadi sulit teratasi, dan bahkan kehadirannya di tengah masyarakat akan menjadi beban tambahan atau penimbul terjadinya dan maraknya penyakit sosial akibat misalnya “mengumbar” liberalitas gaya hidupnya yang membuat pintu masuk virus lebih terbuka dan leluasa.

Ketika mereka terperangkap dalam atmosfir liberalitas seperti itu, maka itu menunjukkan, bahwa kita belum mampu merancang dan membentuk mentalitasnya supaya menjadi generasi utama yang berderajat tinggi, terutama menjadi sosok yang diandalkan dalam melawan virus.

Mereka yang seperti itu identik terkondisikan oleh lingkungan pergaulan yang bukan hanya menyesatkan, tetapi juga rentan menghancurkannya dalam kebinasaan. Katakanlah mereka bisa mengenal  dunia perdagangan ilegal  seperti berbisnis narkoba, karena kita tidak mendidik atau mengarahkannya menjadi manusia-manusia yang kuat dalam menjaga dan mengembangkan tanggungjawab atau kewajiban yang harus dilaksanakannya, baik untuk diri sendiri, keluarga, masyarakat, maupun negaranya.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id  

Kekuatan dalam diri seseorang anak muda akan menjadi penghias yang menyejukkan, mendamaikan, dan menyejahterakan kehidupan keluarga, masyarakat, dan bangsa, jika kekuatan positipnya terus hidup menyala dan berkembang, misalnya dalam dirinya mengenal kalau bergaul bebas atau liar potensial mengundang kehadiran ragam virus.

Seseorang pemuda yang kuat secara psikologis, moral, edukatif, dan religious misalnya akan mampu berbuat banyak untuk membantu meringankan atau membebaskan kesulitan orang lain. Kehidupan orang lain akan mampu meraih dan mengembangkan derajat kesehatan, kesejahteraan atau martabatnya sebagai bangsa, jika mereka terus menerus dibentuk tanggungjawab dan kewajibannya untuk menjadi kekuatan yang hebat dalam mempengaruhinya di ranah positip.

Seseorang anak muda yang kuat secara edukatif misalnya akan mampu menciptakan iklim pembelajaran yang “menyehatkan” orang lain dari terserang ragam virus. Seseorang anak muda yang kuat dalam beragama, tentu tidak akan mudah tergoda untuk melakukan perbuatan-perbuatan tidak terpuji. Seseorang anak muda yang kuat dalam bekerja, tentu akan mampu menciptakan banyak karya berharga bagi perusahaan, karyawan, masyarakat, dan bangsanya. Seorang anak muda yang tangguh kesehatannya akan lebih mudah diajak membebaskan banyak problematika masyarakat dan bangsanya di sector kesehatan.

Allah SWT  menyukai (menyayangi) manusia muslim atau anak muda yang kuat (tidak lemah). Dari kekuatan akan terlahir banyak perubahan, dan dari perubahan akan terlahir pencerahan. Kuncinya: setiap elemen bangsa, khususnya para anak mudanya tidak boleh kenal putus asa dalam memperjuangkan prinsip luhur dan aksi-aksi mulianya yang bertujuan membangun masyarakat damai, sehat, dan sejahtera. Ini sangat penting seiring dengan mudahnya anak muda terjerumus sikap putus asa atau pesimistis dalam menghadapi beragam ancaman virus seperti Corona, yang seolah dunia ini sudah berhenti.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id  

*)Penulis: Ana Rokhmatussa’diyah, Doktor Ilmu Hukum dan Dosen Fakultas Hukum Unisma, Penulis sejumlah Buku Ketua Pokja 1 TP PKK Kota Malang.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : AJP-5 Editor Team
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES