Kopi TIMES

Perlindungan Anak Sebagai Gerakan Sosial

Jumat, 28 Februari 2020 - 21:31 | 110.52k
M Fathur Rozak, Pemerhati Anak dan Founder motivator-anak.com
M Fathur Rozak, Pemerhati Anak dan Founder motivator-anak.com

TIMESINDONESIA, MALANGMENGOPTIMALKAN peran  keluarga sebagai basis utama dalam melakukan usaha-usaha perlindungan anak pada dasarnya memberikan penyadaran bahwa keluarga merupakan tempat berlindung  yang paling nyaman untuk anak. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 pasal 7 tentang perlindungan anak yang berbunyi “setiap anak berhak untuk mengetahui orang tuanya, dibesarkan, dan diasuh oleh orang tuanya sendiri.” Perwujudan sistem perlindungan anak di Indonesia mau tidak mau perlu melibatkan civil society, organisasi sosial maupun LSM serta pemerintah sebagai pendukung utama.

Peran masyarakat dalam membentuk sistem perlindungan anak di Indonesia dapat dimulai dari institusi terkecil yaitu keluarga, penguatan fungsi keluarga sangat penting karena anak mendapatkan pendidikan awal di keluarga sehingga diharapkan keluarga menjadi benteng pertahanan perlindungan terhadap anak. Orang tua dan keluarga dekat sudah seharusnya menjadi penjaga utama perlindungan anak, bukan sebaliknya yang banyak kasus terjadi yaitu anak sebagai objek kekerasan. Anak diharapkan dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dan mendapatkan bekal karakter yang baik dengan pondasi kepribadian yang baik di keluarga.

Keterlibatan masyarakat juga penting untuk menjadi pengontrol terpenuhinya perlindungan anak. Keterlibatan masyarakat  di tingkat bawah baik di tingkat RT dan RW juga menjadi kunci kontrol terhadap kepastian perlindungan anak. Kepedulian masyarakat terhadap tetangganya untuk memastikan  adanya perlindungan anak terhadap warga sekitarnya sangat penting, mengingat tetangga menjadi kunci kontrol terpenuhinya hak-hak anak. Peran kelurahan/desa sebagai institusi pemerintah yang paling dekat dengan akar rumput dengan mengerakan RT dan RW  dengan kebijakan yang ramah anak perlu menjadi pendukung utama yang menggerakan masyarakat untuk mewujudkan sistem perlindungan anak indonesia.

Peran serta organisasi keagamaan dan masyarakat seperti Nahdatul Ulama, Muhammadiyah, LSM dan organisasi sosial lainnya sangatlah penting. Khusus NU dan Muhammadiyah, kedua organisasi ini memiliki legimitasi keagamaan yang kuat dan sangat berpengaruh bagi sebagian besar penduduk muslim Indonesia. Interprestasi agama yang tepat  dengan perlindungan anak menjadi salah satu kunci dalam membangun sistem perlindungan anak di masyarakat. Peran berbagai organisasi di masyarakat, organisasi agama, serta lembaga swadaya masyrakat untuk melakukan intervensi mengkampanyekan pentingnya perlindungan anak menjadi bagian dari sistem sosial yang menguatkan sistem perlindungan anak.

Lebih lanjut, peran institusi pendidikan untuk  memberikan pemahaman dan mengkampanyekan perlindungan anak di Indonesia menjadi salah satu kunci untuk membangun sistem perlindungan anak Indonesia dengan memberikan informasi yang jelas kepada subjek perlindungan anak, yaitu anak. KPAI sebagai badan negara yang melakukan pengawasan terhadap pemenuhan hak-hak anak di Indonesia tentunya menjadi institusi yang harus mendorong terwujudnya sistem perlindungan anak berbasis keluarga dan masyarakat.

Upaya-upaya yang dilakukan motivator-anak.com untuk menekan angka kekerasan anak pun terus digencarkan supaya melindungi hak anak. Gerakan sosial berbasis masyarakat menjadi fokus utama motivator-anak.com dalam menekan angka kekerasan anak. Penanganan kasus kekerasan anak dilakukan oleh motivator anak dengan bermitra bersama ahli hukum, puskesmas serta satgas PPA (Perlindungan Perempuan dan Anak). Upaya preventif pun terus dilakukan dengan membentuk forum anak desa yang bertujuan agar anak-anak tetap pada dunianya yang asyik dan menggembirakan.

Forum anak desa berusaha mengenalkan hak-hak anak yang harus terpenuhi serta memberikan edukasi terkait pendidikan karakter untuk mencegah penyimpangan dalam hal pergaulan. Pendidikan karakter kepada anak dilakukan bukan hanya untuk mencegah penyimpangan anak dalam bergaul dan bermasyarakat saja, motivator-anak.com memandang bahwa pendidikan karakter dalam jangka panjang dan berkelanjutan merupakan pondasi awal dalam menyiapkan regenarasi yang berkualitas dan memiliki integritas tinggi yang bermoral.

Program yang dicanangkan motivator-anak.com kepada forum anak desa merupakan kegiatan yang bersifat membangun karakter, merangsang psikomotorik anak serta membuat psikologi anak tetap terjaga dengan dunia anak. Salah satu kegiatan yang sudah berjalan dengan baik adalah kegiatan festival dolanan anak. Kegiatan tersebut dilaksanakan dengan tujuan agar anak-anak tidak kehilangan identitasnya. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa anak-anak sekarang mulai kehilangan identitasnya, anak-anak lupa dengan dunia yang seharusnya ia jalani. Anak-anak sekarang perlahan mulai terbawa arus modernisasi yang akhirnya mereka tidak lagi asyik dengan dolanan anak yang seharusnya ia asyik dan bergembira.

Festival dolanan anak adalah satu dari strategi dan taktik motivator-anak.com untuk menyadarkan dan mengembalikan kembali mereka kepada dunianya. Dolanan (permainan) anak yang ditampilkan pun merupakan dolanan yang dapat merangsang psikomotrik anak untuk lebih aktif bergerak dan bias bekerja sama dengan tim.

Permasalahan yang urgent untuk segera ditangani adalah masalah ketergantungan anak terhadap gadget. Bagi anak-anak sekarang gadget merupakan gaya hidup, anak-anak sudah terkonstruksi oleh lingkungan sosialnya bahwa gadget adalah hal yang umum untuk dimiliki. Hal inilah yang membuat pegiat anak yang ternaung di bawah motivator-anak.com untuk segera meminimalisir dampak gadget bagi psikologis anak. Anak yang sudah memiliki ketergantungan dengan gadget maka akan cendurung pasif dan acuh terhadap lingkungan sekitar. Upaya yang dilakukan motivator-anak.com dalam menangani hal tersebut selain membuat wadah forum anak desa guna pengembangan diri anak-anak ialah membuat gerakan tiga hari tanpa gadget.

Gerakan tiga hari tanpa gadget ini dirasa efektif membuat anak-anak menjadi lebih aktif lagi dalam melakukan kegiatan-kegiatan yang produktif. Kegiatan ini dilaksanakan oleh forum anak desa dengan sasaran anak-anak yang belum waktunya membutuhkan gadget dan memiliki ketergantungan terhadap gadget. Dalam gerakan tiga hari tanpa gadget ini anak-anak mendapatkan materi tentang hak dan perlindungan anak.

Di hari pertama memang semua anak-anak merasakan hal yang berat ketika mereka harus menanggalkan gadgetnya untuk tidak disentuh dan digunakan. Di hari kedua anak-anak mulai merasa bosan dan akhirnya anak-anakpun dengan sendirinya perlahan mulai membuka komunikasi dengan teman-temannya dengan topik dan pembahasan yang beragam. Di hari ketiga anak-anak pun mulai menemukan ritme komunikasi yang efektif. Melalui pembentukan forum anak desa, masyarakat diharapkan terbangun kesadarannya terhadap proses tumbuh kembang anaknya yang baik.

***

 

*) Penulis: M. Fathur Rozak, founder motivator-anak.com

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

 

____________
**) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menanyangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES