Kopi TIMES

Sosialisasi Ideologi

Jumat, 28 Februari 2020 - 17:37 | 74.71k
Lulu Nugroho, Penulis dari Cirebon.
Lulu Nugroho, Penulis dari Cirebon.

TIMESINDONESIA, CIREBONKEPALA Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Yudian Wahyudi, mengatakan bahwa pihaknya berencana menggunakan berbagai media sosial maupun aplikasi kekinian sebagai medium sosialisasi Pancasila ke masyarakat, khususnya ke kaum milenial. Ia juga akan menggandeng tokoh atau selebritas yang tengah diidolakan milenial sebagai model untuk memberikan materi terkait Pancasila. (Tirto.id, 18/2/2020).

"Begitu pula melalui musik, film, medianya tentu nanti di sini, alatnya itu maksud saya ada YouTube, ada blogger, ada pokoknya medsos yang sekarang digital lah, digital mode ini kami pakai. Sehingga nanti akan ada, ya termasuk TikTok, segala macam itu sehingga nanti akan nyambung antara kira-kira kurikulum di sekolah dengan apa yang ada di luar kurikulum," kata Yudian dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi II DPR, Selasa (18/2/2020).

BPIP adalah lembaga setara kementerian yang sepenuhnya bertanggung jawab kepada presiden. Lembaga ini dibentuk Jokowi pada 11 Januari 2018, agar setiap lapisan masyarakat dapat lebih memahami dan menghidupi Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Melalui BPIP, Presiden ingin menyosialisasikan Pancasila pada generasi milenial yang berjumlah 129 juta. (CNBCIndonesia, 18/2/2020)

Beberapa pengamat menyampaikan keberatannya jika ideologi disampaikan melalui Tik Tok. Salah satunya Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi, sebab ia menilai aplikasi media sosial (medsos) itu identik dengan hiburan dan bahan tertawaan. Sehingga, ia khawatir menggunakan TikTok untuk sosialisasi malah membuat Pancasila menjadi bahan olokan. (CNNIndonesia, 21/2/2020)

Solusi Islam dalam Menyosialisasikan Ideologi

Melihat fenomena yang seperti ini, sesungguhnya Islam memiliki cara menjadikannya mengkristal di dalam dada kaum muslim. Sebab sebagai sebuah ibadah ritual, Islam pun menjadi mualajah (solusi) seluruh permasalahan umat. Oleh karenanya Islam disebut sebagai mabda, aqidah aqliyah yang melahirkan peraturan. Atau yang biasa kita sebut dengan ideologi.

Pada dasarnya hanya ada 3 ideologi besar yang ada di dunia, yaitu kapitalisme, sosialisme termasuk komunisme, dan Islam. Masing-masing ideologi ini memiliki akidah yang melahirkan aturan serta mempunyai tolok ukur bagi perbuatan manusia di dalam kehidupan, memiliki pandangan khas terhadap masyarakat dan memiliki metode tertentu dalam melaksanakan setiap aturannya.

Maka, menanamkan ideologi pada umat agar menghasilkan kepemimpinan berpikir, tidak lain dengan metode talaqqiyan fikriyan. Yaitu metode pembelajaran dengan menyampaikan sebuah pemikiran, sampai terbentuk pemahaman, yang akan menggerakkan suluk atau tingkah laku. Dengan demikian kehadiran ilmu yang diajarkan tidak sekedar pengetahuan belaka.

Akan tetapi menjadi rujukan saat beraktivitas dalam menjalani hidup, termasuk menyelesaikan masalah kehidupan. Melalui pembinaan intensif, akidah akan menancap dalam benak umat, sekaligus menjadi landasan sikap dan perilaku. Umat yang bergerak karena akidah sahih, akan menjadi u'yunul ummah atau mutiara umat

Perbandingan antara 3 ideologi pun perlu disampaikan, dari sisi kesesuaian dengan fitrah manusia, penerapan dalam bermasyarakat dan bernegara, hingga hasil yang dicapai oleh masing-masing ideologi tadi. Umat akan melihat bahwa ideologi yang sahih tidak akan aniaya, bahkan ia memperbaiki kerusakan yang ditimbulkan ideologi kufur.

Belum cukup dengan itu, umat pun perlu diajak berpikir politis. Pola pikir tingkat tinggi yang membentuk umat selalu menjadi yang terdepan, menjadi pemimpin-pemimpin kebangkitan. Sebab dengan berpikir politis, mereka akan mampu berpikir sistemik, menyelesaikan masalah secara tuntas hingga ke akarnya, mengaitkan fakta dengan akidah.

Pada akhirnya, tidak hanya persoalan pribadi yang diselesaikan, masalah dunia pun mampu mereka tuntaskan. Sebab dengan mengkristalnya ideologi sahih dalam benak umat, mengguncang dunia adalah perkara mudah. Inilah sebaik-baik cara untuk menyosialisasikan mabda ke tengah umat. Wallahu 'alam.

***

*) Penulis Lulu Nugroho adalah Penulis dari Cirebon.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

 

____________
**) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menanyangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES