Politik

Baliho Eri Cahyadi - Armuji Bertebaran di Surabaya, Ini Kata Pengamat

Jumat, 28 Februari 2020 - 12:36 | 288.08k
Salah satu baliho pasangan kandidat Pilkada Surabaya 2020 Eri Cahyadi - Armuji terpasang di tengah ruas Jalan Semolowaru, Surabaya, Jumat (28/2/2020).(Foto : Candra Wijaya/TIMES Indonesia)
Salah satu baliho pasangan kandidat Pilkada Surabaya 2020 Eri Cahyadi - Armuji terpasang di tengah ruas Jalan Semolowaru, Surabaya, Jumat (28/2/2020).(Foto : Candra Wijaya/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Jelang Pilkada Surabaya 2020, baliho para kandidat Bakal Calon Wali Kota mulai bertebaran di beberapa ruas jalan. Tak terkecuali wajah Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya Eri Cahyadi dan mantan Ketua DPRD Surabaya Armuji.

Salah satu baliho besar terpasang di tengah ruas Jl Semolowaru. Pasangan Mas Eri - Cak Ji dipromosikan sebagai penerus Wali Kota Tri Rismaharini. Mengusung tagline 'Bolo Dewe' dengan angka keberuntungan 1, sebuah fenomena asik untuk dikulik. 

Meretas dramaturgi politik kandidat dalam Pilkada Surabaya 2020 tersebut, Direktur Surabaya Survey Center (SSC) Mochtar W Oetomo menyoroti langkah agresif Eri Cahyadi dalam kontestasi politik ini, apalagi mengingat posisinya masih menjabat Aparatur Sipil Negara (ASN). 

Menurut Mochtar, pemasangan baliho dalam berbagai kontestasi politik memang acap kali penuh trik dan strategi. Apalagi ketika tiket atau rekom partai belum pasti didapat oleh salah seorang kandidat. 

Terlepas nanti akan mendapatkan tiket atau tidak dari PDI Perjuangan,  terpasangnya baliho Eri di penjuru Surabaya tentu saja menguntungkan secara politis bagi Eri. Dia tak layak protes, demikian ungkap Mochtar W Oetomo. 

"Jadi untuk apa protes, popularitasnya sedikit banyak akan naik. Begitu pula dengan bargaining politiknya sedikit banyak akan naik," jelas Mochtar kepada TIMES Indonesia, Jumat (28/2/2020). 

Kalaupun Eri Cahyadi gagal menembus tiket bacawali, lanjut Mochtar, dia tetap saja mendapat advantage dari popularitas dan bargaining yang menanjak. "Jadi ya lebih baik dinikmati daripada protes," tandasnya.

Pun demikian halnya jika muncul protes atau ungkapan mengelak, Dosen Universitas Trunojoyo itu meyakini jika hal tersebut tak lebih dari dramaturgi politik untuk memperluas popularitas, wacana perbincangan dan diskursus tentang Eri dalam kontestasi Pilwali Surabaya. 

Tak jauh beda dengan Mochtar W Oetomo, pengamat politik Suko Widodo malah lebih kencang menyikapi langkah ambisius Eri Cahyadi. "Lha Mas Eri ya pingin!," kata Suko. 

Pakar komunikasi politik Universitas Airlangga tersebut menganalisa bila Eri Cahyadi membiarkan baliho tersebut tetap terpasang, artinya Eri Cahyadi memang berkeinginan untuk maju. 

"Jika dibiarkan, ini karena Mas Eri Cahyadi juga berkeinginan maju (di Pilkada Surabaya 2020). Maka dengan baliho itu ia mendapat keuntungan peningkatan popularitas," jabar Suko Widodo.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Rizal Dani
Sumber : TIMES Surabaya

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES