Pendidikan

PSLD UB Dapat Penghargaan Internasional di Kantor PBB

Kamis, 27 Februari 2020 - 17:14 | 208.81k
Ketua PSLD UB Zubaidah Ningsih, AS, Ph.D (tengah). (Foto: Naufal Ardiansyah/TIMES Indonesia)
Ketua PSLD UB Zubaidah Ningsih, AS, Ph.D (tengah). (Foto: Naufal Ardiansyah/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MALANG – Pusat Studi Layanan Disabilitas Universitas Brawijaya (PSLD UB) mendapatkan penghargaan bergengsi. Penghargaan itu diberikan pada saat Konferensi Zero Project (19/2-21/2/2020) di Kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Vienna, Austria.

Penghargaan prestisius diberikan berkat kebijakan inovatif yang ditawarkan UB terkait pemenuhan kuota dan Seleksi Mandiri Penyandang Disabilitas (SMPD).

Zero Project adalah program yang diinisiasi oleh Essl Foundation yang berpusat di Vienna Austria, memfokuskan pada pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas dalam skala global. Sebagai wadah global (platform), Zero Project menginisiasi, menyeleksi, dan menyuguhkan solusi yang inovatif dan efektif (tepat-guna) dalam memecahkan problematika penyandang disabilitas yang dialasi oleh Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa atas Pemenuhan Hak-Hak Penyandang Disabilitas (CRPD).

Kebijakan yang telah dimulai PSLD UB sejak tahun 2012, semula bernama Seleksi Program Khusus Penyandang Disabilitas (SPKPD) berubah menjadi Seleksi Mandiri Penyandang Disabilitas (SMPD) pada 2019.

Seleksi ini memberi kesempatan bagi penyandang disabilitas untuk mengakses program studi di perguruan tinggi melalui tahapan-tahapan seleksi, yaitu tes administratif, tes kemampuan akademik, simulasi perkuliahan, dan wawancara.

Penghargaan internasional itu diterima oleh Wakil Rektor IV UB Prof. Dr. Ir. Mochammad Sasmito Djati, MS didampingi oleh Sekretaris PSLD UB Wahyu Widodo, M.Hum dan anggota PSLD lain. Menurut Sasmito, penghargaan ini bisa diperoleh karena UB dinilai bisa memberikan kebijakan inovatif terhadap penyandang disabilitas.

"Kami juga bantu mereka untuk masuk di dunia kerja. Kami kawal tidak hanya saat kuliah, tapi pasca kuliah. Karena kadang perusahaan ada yang masih nggak terima. Itu kami bantu, karena memang setiap mahasiswa ini ada yang istimewa tapi tidak bisa menjelaskannya," katanya, Kamis (27/2/2020).

Ketua PSLD UB Zubaidah Ningsih, AS, Ph.D menjelaskan bahwa pihaknya tahun ini akan menyiapkan 20 kuota dalam seleksi tersebut. UB juga menyediakan berbagai macam fasilitas pendukung pembelajaran inklusi, seperti juru bahasa isyarat untuk siswa tuli, alat bantu dengar, hingga volunteer yang akan mendampingi siswa selama berada di kampus.

"Kita akan kerjasama dengan instansi lain dan perusahaan yang akan melakukan job fair, akan kami jelaskan bahwa UB siap menerima mahasiswa disabilitas. Alumni kami banyak yang jadi guru, di pemerintahan, swasta, pengusaha dan lainnya," ujarnya.

Tahun 2019 lalu, PSLD UB mencatat ada 75 pelamar. Namun yang diterima hanya 20 mahasiswa. Saat ini ada total 100 mahasiswa difabel yang kuliah di Universitas Brawijaya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Rizal Dani
Sumber : TIMES Malang

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES