Kopi TIMES

Ekstrakulikuler Kepramukaan yang Mempertaruhkan

Kamis, 27 Februari 2020 - 11:17 | 56.32k
Prof Dr Rochmat Wahab, Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Periode 2009-2017, anggota Mustasyar PW Nahdlatul Ulama (NU) DIY, Pengurus ICMI Pusat, Dewan Pakar Psycho Education Centre.
Prof Dr Rochmat Wahab, Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Periode 2009-2017, anggota Mustasyar PW Nahdlatul Ulama (NU) DIY, Pengurus ICMI Pusat, Dewan Pakar Psycho Education Centre.

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA"The most important object in Boy Scout training is to educate, not instruct.” (Baden Powell de Aquino).

"The open-air is the real objective of Scouting and the key to its success." Nature is a great teacher, an inspiration, and a source of lifelong experiences. Afterall, "Scouting" is 75% "outing." One of the great parts of a week at camp is getting to spend a week living in the outdoors!. (Baden Powell de Aquino).

Agenda ekstrakurikuler kepramukaan 2020 di SMPN 1 Turi mengukir sejarah baru. Wajah kepramukaan yang kelabu. Ditandai dengan korban wafat peserta sebanyak sepuluh. Mata dan perhatian citizen tertuju ke situ. Apalagi belakangan memperhatikan perlakuan terhadap tersangka pembinanya yang juga guru. Membuat hati kita tersedu-sedu.

Semoga kesepuluh anak yang menjadi korban wafat dalam keadaan husnul khatimah dan diberikan yang terbaik di sisi-Nya. Juga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan dan kesabaran. Demikian juga yang masih dalam perawatan segera diberi kesembuhan dan yang gangguan psikologis segera dipulihkan oleh Allah SWT. Aamiin yaa mujiibas saailiin.

Kepramukaan sebagai salah satu agenda ekstrakurikuker yang diwajibkan memiliki tujuan yang mulia. Di samping mendidik dan melatih kemandirian, tanggung jawab, disiplin, kecermatan, keberanian, kreativitas dan keberagamaan, juga kebersamaan, kepemimpinan, kepedulian, kecakapan berkomunikasi, dan kebangsaan.

Pembentukan karakter-karakter ini sangat diperlukan anak-anak di dalam hidupnya yang tidak mudah kita dapatkan dari kegiatan kurikuler. Untuk mewujudkan itu semua diperlukan berbagai agenda. Salah satunya adalah penjelajahan, penelusuran sungai atau penyeberangan sungai, pendakian gunung, dan sebagainya.

Agenda penjelajahan, telusur sungai atau pendakian memang berisiko, terutama di daerah lereng pegunungan. Karakteristik ekologis harus bisa dikenali dengan benar, sehingga bisa antisipasi. Antisipasi untuk keselamatan dan hindari dari kemungkinan terjadinya musibah. Untuk mengenali kondisi sungai dan geografisnya diperlukan sekali informasi dari warga sekitarnya. Walaupun kadang-kadang ada juga warga yang kurang memahaminya. Jika informasi tidak diperhatikan atau kurang, ujung-ujungnya mempertaruhkan keselamatan badan.

Kini terjadi peristiwa yang sangat memilukan. Pembina Pramuka yang notabene juga guru pada salah satu SMPN di Sleman DIY, harus mempertanggungjawabkan atas musibah yang menimpanya. Perlakuan terhadap pembina/guru ini baik perpeloncoan, penggunaan seragam tahanan dan tanpa alas kaki mendapat sorotan protes dari berbagai pihak. Semua pada geram. Bahwa perlakuan terhadap mereka bertiga jauh dari beradab.

Penilaian ini ternyata masih sepiihak. Padahal setelah diklarifikasi dan dilakukan tabayyun oleh Plt Kepala Dinas Dikbud Kabupaten Sleman, bahwa penggundulan dan pemberian baju seragam itu atas permintaan ketiga orang itu supaya sama dengan tahanan lainnya dan tidak mudah dikenali. Bahkan mereka diperlakukan oleh polisi dengan baik. Jika itu benar, maka positif bagi yang bersangkutan, bukan negatif.

Yang penting selanjutnya bahwa proses hukum berjalan baik, tanpa ada rekayasa, intervensi dan perlakuan yang diskriminatif. Jika perlu selain pembina, juga pihak lain yang terkait dengan tanggung jawab pelaksanaan agenda kepramukaan, dimintai pertanggungjawaban. Apalagi musibah ini, di samping merupakan kesalahan, kelengahan dan kelalaian, juga ujian dari Allah SWT.

Ujian itu bisa mengena siapapun. Insya Allah tidak ada pembina pramuka yang bertujuan jelek. Bahkan jika memungkinkan proses pengadilan, perlu mempertimbangkan pengabdian yang telah diberikan kepada bangsa, terutama anak didik selama pengabdiannya. Apalagi jika mereka memperlancar dalam proses pengadilan.

Selama proses hukum, akan baik sekali jika Asosiasi Profesi, PGRI bisa berikan pendampingan dan bantuan hukum. Dengan begitu diharapkan rasa keadilan bisa ditegakkan dengan sebaik-baiknya. Jika diperlakukan sama dengan masyarakat pada umumnya, dikhawatirkan akan jadi preseden. Bahwa tak ada yang mau jadi pembina pramuka dengan program-program yang berisiko.

Musibah Telusur Sungai diharapkan sekali dapat dipetik pelajaran dengan sebaik-baiknya, baik bagi anggota Pramuka, pembina atau guru, Kepala Sekolah, Komite Sekolah, institusi kepolisian, pengadilan, maupun masyarakat luas. Proses hukum berjalan dengan baik, berakhir dengan hasil yang baik.

Recovery secara fisik dan psikologis berlangsung baik, sehingga tidak timbulkan trauma yang berkepanjangan. Apalagi timbulkan dendam. Solusi dalam berbagai perspektif diperlukan, sehingga menghasilkan saling respek dan menghormati.

Akhirnya bahwa kehadiran kepramukaan sebagai program ekstrakurikuler sangatlah penting untuk melengkapi program kurikuler. Namun harus dikelola dengan penuh tanggung jawab, sehingga berkontribusi bagi semua. Jika tidak bisa menimbulkan kerugian bagi semua juga.

Jika di Indonesia pramuka menghadapi ujian Tragedi Telusur Sungai, di America Serikat pramuka menghadapi ujian kebangkrutan akibat dari banyaknya sexual abuse terhadap anggota pramuka ketika camping. Karena itu perlu dukungan semua pihak, sehingga pramuka hadir dapat mencapai visi dan menunaikan misinya dengan baik. (*)

***

*) Penulis adalah Prof Dr Rochmat Wahab, Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Periode 2009-2017, anggota Mustasyar PW Nahdlatul Ulama (NU) DIY, Pengurus ICMI Pusat, Dewan Pakar Psycho Education Centre.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menanyangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES