Pendidikan UIN Malang

Kunjungi UIN Malang, Jusuf Kalla: Kita Ingin Toleransi Terus Dijaga di Indonesia

Selasa, 25 Februari 2020 - 15:00 | 46.68k
Mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. (Foto: Naufal Ardiansyah/TIMES Indonesia)
Mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. (Foto: Naufal Ardiansyah/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MALANG – Wakil Presiden RI (2004-2009/2014-2019) Jusuf Kalla hadir ke UIN Maulana Malik Ibrahim Malang (UIN Malang) pada Selasa (25/2/2020). Ia mengajak seluruh masyarakat dan semua umat beragama untuk menjaga kerukunan dan toleransi di Indonesia.

"Kita bersyukur di Indonesia, keadaan kita lebih baik daripada konflik yang ada di negara timur tengah. Kita ingin toleransi dicapai dan terus dijaga di Indonesia. Hanya dengan pandangan baik, hal itu bisa dicapai dengan baik pula," ujarnya.

Jusuf-Kalla-5.jpg

Jusuf Kalla menghadiri acara pemberian gelar kehormatan Doktor Honoris Causa (HC) kepada Dr Muhammad bin Abdul Karim Al Issa oleh UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.

BACA JUGA: Jusuf Kalla Akui Perjuangan Al Issa di Bidang Perdamaian dan Moderasi Islam

Al Issa adalah Sekjen RAI (Rabithah Al-Alam Al Islami) atau Liga Dunia Muslim. Upayanya untuk mempromosikan moderasi dan kerja sama di antara semua orang disambut baik oleh banyak tokoh terkemuka di dunia.

"Saya akui, tugas beliau (Al Issa) bukan tugas yang mudah. Niat baik beliau tentu kita dukung, bantu, bagaimana upaya melaksanakan perdamaian dalam rangka moderasi Islam," katanya.

Ia melanjutkan, moderasi Islam memang harusnya lebih dulu daripada moderasi agama. Artinya, bagaimana sesama umat muslim bisa saling menghargai satu sama lain. Pemahaman ukhuwah islamiah harus matang dan harus dipraktekkan, tidak hanya teori.

"Kita dukung nilai kedamaian dan kemanusiaan, sehingga paham moderasi bisa dimiliki dengan baik," tandasnya.

Menurut Ketua Umum DMI itu, toleransi adalah yang kecil menghormati yang besar, yang berbeda menghormati yang lain.

"Itu lah moderasi. Di Indonesia, semua diberi penghargaan, semua diberi hari libur nasional," ungkapnya.

Yusuf Kalla menjelaskan bahwa moderasi agama berarti adanya hubungan harmonis antar agama di dunia yang berlangsung baik dan seimbang. Moderasi agama kata dia mengandung penerapan prinsip-prinsip toleransi di dalam kehidupan sehari-hari.

"Keragaman itu kekuatan bukan kelemahan. Ayo saling menghargai perbedaan satu sama lain," ajaknya.

Terorisme dan radikalisme yang terjadi semua bermula dari sumber ajaran yang keliru. Dijelaskan Jusuf Kalla, kelompok yang mengaku berjihad dan melakukan teror itu, berpandangan akan masuk surga.

Pandangan inilah yang disoroti Jusuf Kalla, supaya tidak menjadi biang kerok di Bumi Pertiwi. Akibatnya, ada yang menjual murah surga itu sendiri.

"Ajaran kayak itu harus kita rombak, kita perbaiki, kita ajarkan bahwa mendapatkan surga tidak semudah itu," tegasnya.

Faktor lain yang dijelaskannya adalah stimulasi politik. Banyak hal politik yang menyeret agama ke pertikaian politik. Seperti di negara di timur tengah.

Jusuf Kalla menegaskan umat Islam harus mempunyai etika dakwah yang mapan, pendidikan dan keadilan yang baik. Banyak konflik yang terjadi karena keadilan yang menjadi pangkal masalah. "Kearifan para ulama, dan kesadaran kita semua dalam berdakwah dibutuhkan," imbuhnya di UIN Malang. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Rizal Dani
Sumber : TIMES Malang

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES