Ekonomi

Inovasi Anti-Mainstream, Upaya Pemkab Banyuwangi Dalam Pengentasan Kemiskinan

Selasa, 18 Februari 2020 - 00:51 | 72.28k
Tim Pemkab Banyuwangi sedang menjelaskan kepada peserta (Roghib Mabrur/TIMESIndonesia)
Tim Pemkab Banyuwangi sedang menjelaskan kepada peserta (Roghib Mabrur/TIMESIndonesia)

TIMESINDONESIA, BANYUWANGIPemkab Banyuwangi melalui Dinas Sosial Banyuwangi mengupayakan penyelesaian pengentasan kemiskinan dengan inovasi yang tidak biasa atau anti-mainstream.

Dalam mendukung hal tersebut, Pemkab Banyuwangi telah menyinergikan lebih kurang 400 pilar sosial untuk mengais inspirasi yang dipandu oleh rumah perubahan binaan Renald Kasali dalam kegiatan Capacity Building di Pendopo Sabha Swagata Blambangan, Senin (17/02/2020).

Bupati Abdullah Azwar Anas menyatakan bahwa kelas motivasi ini untuk me-recharge semangat para anggota pilar sosial dan tidak sekedar menjadi penyalur bantuan, tapi juga harus bisa menjadi katalisator sosial. Pilar sosial harus bisa menjadi semacam konsultan bagi penerima bantuan.

“Yang paling penting, pilar sosial harus bisa memberikan motivasi dan menjadi penyemangat warga. Pahamkan kepada warga bahwa bantuan itu agar menjadi motivasi dan pengungkit semangat mereka untuk bangkit dari lingkaran kemiskinan,” kata Anas dalam sambungan facetime.

Kelas capacity building ini dipandu oleh Peter Shearer dari tim Rumah Perubahan. Peter yang merupakan founder platform warteg digital ‘Wahyoo’ tersebut, mendorong agar para anggota pilar sosial bisa melayani masyarakat secara tulus dari hati.

“Kalau kita bekerja dari hati, semuanya akan terasa ringan dan mudah. Kita juga akan bahagia melakukannya,” kata Peter.

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Banyuwangi Lukman Hakim mengatakan kegiatan capacity building bertujuan untuk menumbuhkan inspirasi - inspirasi baru bagi pilar sosial di Banyuwangi.

"Kegiatan ini, supaya kita punya inovasi-inovasi dalam rangka pengentasan kemiskinan. kuncinya pengentasan kemiskinan," kata Lukman Hakim.

Lukman Hakim menambahkan bahwa pilar sosial dapat terinapitasi dengan memunculkan inovasi-inovasi anti mainstream.

"Jadi kita anti-mainstreamlah, harus yang lainlah dari cara pengentasan kemiskinan, kalau sama, kabupaten lain juga melaksankan, kita harus beda," lugasnya.

Harapannya agar mata rantai kemiskinan dapat diputus atas inovasi para pilar sosial tersebut. "Bagaimana menemukan seseorang dari keluarga miskin mengucapkan terimakasih pak kami sudah tidak miskin lagi, terimakasih pak kami sudah bisa berdaya, saya tidak perlu bantuan, ini harapannya begitu nanti, karena kreativitas dari pengentasan kemiskinan," pungkasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sholihin Nur
Sumber : TIMES Banyuwangi

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES