Indonesia Positif

Rektor UWG Malang Kunjugi SDN Wonerejo 04, ini Tujuannya

Jumat, 14 Februari 2020 - 22:00 | 54.70k
Rektor UWG dan wakil rektor III, mengunjungi lokasi kegiatan IMAPEBA di SDN WONOREJO PUSUNG. (FOTO: AJP TIMES Indonesia)
Rektor UWG dan wakil rektor III, mengunjungi lokasi kegiatan IMAPEBA di SDN WONOREJO PUSUNG. (FOTO: AJP TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MALANG – Unit Kegiatan Mahasiswa Ikatan Mahasiswa Penerima Beasiswa (UKM IMAPEBA) adalah satu diantara 49 ormawa UWG Malang

UKM yang beranggotakan para mahasiswa penerima beasiswa, Bidik Misi maupun Unggul Mulia dibentuk lima tahun yang lalu dengan tujuan untuk agar diantara mereka dapat saling mendukung dan menyemangati satu dengan yang lainnya sehingga waktu studi selama empat tahun dapat mereka selesaikan dengan baik.

Salah satu aktifitas yang secara konsisten dilakukan oleh UKM IMAPEBA ini adalah bakti sosial dengan tajuk Widyagama Mengajar. Selama lima tahun berturut-turut kegiatan ini dilaksanakan di sebuah Sekolah Dasar di Desa Pusung Kecamatan Singosari Kabupaten Malang, SDN Wonorejo 04 No. 214.

Mantan Wakil Rektor lll yang sejak 17 Desember 2019 ditetapkan sebagai Rektor UWG Dr. Agus Tugas Sudjianto, ST, MT, sebagai penggagas UKM ini mengikuti bagaimana perkembangan Satuan Pendidikan tingkat sekolah dasar milik pemerintah ini dan kondisi di sekitarnya.

"Empat tahun yang lalu, kalau saya harus kemari, saya harus berjalan kaki karena kondisi jalan yang sangat tidak memungkinkan untuk dilalui kendaraan bermotor. Dua tahun berikutnya, lokasi ini sudah dapat diakses oleh sepeda motor, tetapi sesampai di lokasi tulang di badan serasa patah semua karena kondisi jalan makadam sepanjang kurang lebih 3.5 km yang harus dilewati masih sangat memprihatinkan," kata Agus Tugas mulai bercerita saat berkunjung ke SDN Wonorejo 04 No. 214 untuk kelima kalinya.

Murid ke sekolah tersebut tidak banyak, hanya 15 siswa dengan siswa aktif hanya 11 orang. Hanya memiliki satu orang guru, Supri, yang harus mengajar di enam kelas setiap hari pada saat yang sama, dan memiliki seorang Kepala Sekolah, Diana Yuniarti.

"Saat masuk kemari dua tahun yang lalu, saya sempat bingung, bagaimana mungkin mengajar di kelas rangkap 6 sekaligus. Pada saat kuliah, memang ada matakuliah Kelas Rangkap, tetapi hanya rangkap dua. Ini enam," Guru Supri mulai bercerita. 

"Saat pagi, saya harus mendampingi siswa kelas 1 sampai dengan 3, sementara siswa kelas 4 sampai dengan 6 saya beri tugas. Setelah kelas kecil pulang, saya baru fokus pada kelas besar, 4 sampai 6," tambahnya.

Sang Kepala Sekolah memberikan apresiasi yang luar biasa kepada Guru Supri. Agar Guru Supri tidak jenuh dan kesepian, perempuan yang mengepalai dua sekolah ini, di Desa Pusung dan Desa Banyol, mewajibkan para guru di SDN Desa Banyol minimal seminggu sekali berkunjung ke Desa Pusung untuk membantu Guru Supri. Disinilah lahan bakti sosial UKM IMAPEBA selama lima tahun ini.

Mereka membantu Guru Supri mengajar dan membenahi beberapa sudut ruang kelas dan sekolah. "Senang bisa membantu sekolah ini, mengajar dan membimbing adek-adek," kata Agus Supriyadi, penerima beasiswa Unggul Mulian yang baru pertamakali mengikuti program ini.

Pada akhir kunjungan Rektor UWG Kamis 13 Februari 2020 kemarin, Diana menyampaikan kegalauannya mengingat tahun ini siswa kelas VI harus mengikuti ujian Mata Pelajaran Agama secara daring, sementara siswa di sekolahnya tidak ada yang memiliki hand phone dan belum ada fasilitas komputer milik sekolah.

 "Ada empat siswa yang punya hape, tapi pinjam orangtuanya," tambahnya. Untuk tahun ini mungkin masih dapat dilakukan dengan meminjam fasilitas pribadi guru dan kepala sekolah karena jumlah siswa hanya 5 orang. 

"Kendala muncul di tahun depan karena jumlah siswa kelas Vl di dua sekolah yang dikepalainya sebanyak 15 orang," kata Diana yang memberanikan diri untuk bertemu langsung dengan Rektor UWG.

Acara kunjungan Rektor yang siang itu didampingi oleh Warek lll Dr. Ir. Rita Hanafie, MP dan Kabag Kemahasiswaan Dwi Cahyadi Martono, SE, MPd, diakhiri dengan janji Agus untuk lebih memberdayakan para mahasiswa penerima beasiswa di UWG Malang. Seperti pendampingan pengajuan proposal PHBD (Program Hibah Bina Desa) agar mahasiswa yang secara langsung merasakan pengalaman hidup selama seminggu di Desa Pusung mampu berkontribusi memberikan solusi terhadap permasalahan yang ada di lapang. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : AJP-5 Editor Team
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES