Wisata

Edukasi Sistem Tanam Padi di Trenggalek Agropark

Sabtu, 15 Februari 2020 - 14:25 | 78.26k
Suasana Trenggalek Agropark di Jalan Sukarno Hatta, Ngantru, Trenggalek. (FOTO: Sisca Ainun Nissa/dj.TIMES Indonesia)
Suasana Trenggalek Agropark di Jalan Sukarno Hatta, Ngantru, Trenggalek. (FOTO: Sisca Ainun Nissa/dj.TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, TRENGGALEK – Hernawan Widyatmoko, Pendamping Budidaya Tanaman menjelaskan jika sistem penanaman padi yang ada di Trenggalek Agropark dipilah menjadi beberapa sistem, diantaranya yaitu jajar legawa, hazton, dan salibu.

Trenggalek Agropark berada di Jalan Sukarno Hatta, Ngantru, Trenggalek. Wahana ini berfungsi sebagai tempat edukasi, khususnya untuk tanaman padi yang merupakan komoditi pangan terbesar di Trenggalek.

Jajar legawa merupakan sistem penanaman padi dengan mengelola dan memodifikasi jarak tanam antar padi. Ada beberapa tipe perbandingan jarak yang biasa digunakan oleh petani, yaitu 2:1, 4:1, dan 6:1.

Keunggulan dari sistem tanam ada pada baris kosong yang mempermudah dalam proses pemeliharaan, pengendalian hama, serta pemupukan. Selain itu juga dapat menghemat pupuk karena hanya bagian tanaman yang dipupuk.

Karena terdapat tempat terbuka di baris kosong, maka proses metabolisme terutama fotosintesis di daun akan semakin maksimal. Baris kosong juga mengurangi tingkat kelembaban yang berimbas pada penekanan perkembangan penyakit.

Hazton merupakan sistem penanaman padi dengan cara menanam 20 hingga 30 bibit tanaman pada satu lubang tanam. Metode ini ditemukan pertama kali oleh Ir. H.Hazairin, MS dan Anton Kamarudin, SP. yang kemudian digabungkan namanya menjadi hazton.

Keunggulan dari sistem tanam hazton terletak pada proses penanamannya yang mudah dan cepat karena tidak terlalu banyak penyulaman. Selain itu juga relatif tahan terhadap serangan hama keong mas dan orong-orong karena sifatnya yang menggerombol.

Salibu merupakan metode penanaman padi yang memanfaatkan rumpun sisa panen. Dengan demikian padi yang ditanam sekali bisa dipanen berulang kali.

Keunggulan dari salibu adalah waktu produksinya yang relatif lebih pendek karena tidak memulai semuanya dari awal. Hal itu juga berdampak pada minimnya biaya produksi.

“Sementara ini Bupati Trenggalek (H. Mochamad Nur Arifin) menghimbau jika ada petani di Trenggalek yang menginginkan pupuk hasil produksi di Trenggalek Agropark dapat diperoleh secara gratis. Syaratnya hanya harus membawa wadah sendiri dari rumah,” terang Hernawan saat ditemui TIMES Indonesia, Jumat (14/2/2020).(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES